SATURDAY, 16 JANUARY 2010
Total View : 288 kali
Bagi jemaat gereja, berdoa dan berpuasa bagi bangsa tentu sudah jadi hal lumprah. Hampir setiap gereja dalam satu tahun memiliki kalender khusus untuk mendoakan bangsa dan negara atau bahkan berdoa khusus untuk bangsa-bangsa lain agar lawatan Tuhan terjadi. Tapi kali ini yang terjadi adalah seseorang yang berdoa dan puasa bagi bangsa hingga meninggal dunia. Inilah yang terjadi terhadap Eni Juner (24). Dalam berita yang dirilis oleh Detik.com, Eni melakukan puasa selama 40 hari dengan hanya makan nasi putih dan minum air putih. Eni berpuasa bersama tiga rekannya, Elizabeth, Andri (25), dan Ani Minarti. Namun menjelang hari ke-34 kondisi tubuh Eni mulai lemah dan tepat di hari ke-34 dia meninggal dunia. Sangat disayangkan rekan-rekan Eni yang mengetahui kondisi Eni tidak segera melarikannya ke rumah sakit. Bahkan ketika mengetahui bahwa Eni telah meninggal dunia tidak segera melaporkannya dan mengurus jenasahnya. Baru pada hari ke lima, mereka melaporkan pada RT setempat. Alasan rekan Eni tidak melaporkan kematian Eni dari awal karena salah satu dari mereka mendapat penglihatan bahwa Eni akan bangkit kembali pada hari ke lima. Apa yang terjadi pada Eni dan rekan-rekannya ini menjadi pembelajaran penting bagi orang percaya. Pertama, ketika akan melakukan puasa apa lagi dalam jangka panjang, perlu pendampingan baik dari pihak rohaniawan maupun medis. Melalukan puasa dan berdoa bagi bangsa memang baik, namun hal ini tidak boleh dipaksakan jika menyangkut kesehatan apalagi menyangkut nyawa seseorang. Hal penting lainnya adalah jika mendapat pernyataan roh dan penglihatan harus di uji, konsultasikan dengan pendeta lokal Anda.
Sumber : Detik
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Thank you have visited