Sabtu, 20 Maret 2010

Keuntungan Pria Botak

Pria botak
VIVAnews - Banyak pria kehilangan rasa percaya diri saat mengalami penipisan rambut di area tertentu. Mereka agaknya tak sadar jika tanda-tanda kebotakan itu justru berarti positif bagi kesehatannya.
Studi yang dipublikasikan dalam Jurnal Epidemiologi Kanker mengungkap, pria yang mulai menunjukkan tanda-tanda kebotakan sebelum usia 30 tahun memiliki risiko 45 persen lebih rendah menderita kanker prostat, dibandingkan pria yang tak mengalami kerontokan rambut.
Kesimpulan itu dibuat berdasar penelitian yang dilakukan terhadap 2.000 pria berusia 40-47 tahun. Setengah di antaranya menderita kanker prostat. Para peneliti kemudian menguji hubungan kadar testosteron dengan masalah kerontokan rambut di usia muda.
Hasil penelitian itu cukup mengundang kontroversi. Sebab, membalikkan fakta yang terungkap dalam sejumlah penelitian sebelumnya bahwa pria botak justru berisiko tinggi menderita kanker prostat.
Mayoritas kebotakan pada pria berkaitan dengan dihidrotestosteron (DHT), yang dihasilkan oleh hormon testosteron. DHT berperan penting dalam pertumbuhan rambut dan proses kematangan seksual laki-laki. Semakin tinggi kadar DHT dalam darah akan mempercepat proses pengecilan folikel yang membuat rambut mudah rontok dan terjadilah kebotakan permanen.
Para peneliti lalu menghubungkan hal itu dengan pertumbuhan kanker prostat yang berkaitan dengan hormon testosteron. Penelitian terbaru mengungkap, kadar testosteron yang tinggi pada pria muda sangat membantu untuk memerangi penyakit paling ditakuti pria itu.
"Jika hasil penelitian ini benar, akan menjadi informasi yang sangat berguna bagi kami untuk semakin memahami bagaimana kerja testosteron dalam tubuh dan bagaimana hormon ini mempengaruhi sistem jaringan di tubuh," kata Kepala Penelitian di Yayasan Kanker Prostat di Amerika Serikat, Dr Helen Rippon.
Dalam penelitian itu juga tertulis bahwa pria yang mengalami kebotakan di usia muda hanya sekitar 23-30 persen. Mayoritas pria menderita kebotakan di usia 50 tahun.

Jumat, 19 Maret 2010

KEINGINAN DAGING MENGHANCURKAN MIMPI & TALENTA TERBESAR DALAM HIDUP

Diego Maradona yang kini menjadi pelatih Argentina.

Selasa, 16/2/2010 | 07:49 WIB

KOMPAS.com — Tak dimungkiri, sejarah sepak bola mencatat dua megabintang yang pernah menoreh sejuta kisah dan membuncahkan kekaguman. Mereka tak lain adalah Pele (Brasil) dan Diego Armando Maradona (Argentina).

Kehebatan mereka tak terbantahkan. Sukses mereka juga begitu melegenda. Keduanya dipilih FIFA sebagai pemain terbaik abad XX. Maradona menunjukkan diri sebagai maestro lapangan yang membawa Argentina juara Piala Dunia 1986. Adapun Pele menjadi fenomena sejak tahun akhir 1950-an dengan membawa Brasil juara Piala Dunia 1958, 1962, dan 1970.

Namun, ada juga sisi gelap yang mereka miliki. Maradona paling kontroversial. Dia terjerat ketergantungan narkoba dan terhitung doyan main perempuan.

Ketika memperkuat klub Italia, Napoli, Maradona mengkhianati istrinya, Claudia Villafane. Dia berhubungan intim dengan gadis setempat hingga akhirnya punya anak. Maradona menolak untuk melakukan tes DNA guna membuktikan apakah Maradona Junior benar-benar anaknya. Namun, pada 2003 dia mengakui anak itu sebagai keturunannya.

Sebenarnya, itu bukan pertama dan satu-satunya. Maradona dikenal doyan pesta dan sering larut dengan wanita lain, kemudian tenggelam dalam perselingkuhan.

Percekcokan dengan istrinya pun seolah menjadi acara rutin. Pada 2004, Maradona pun cerai dari Claudia yang telah memberinya dua putri, Dalma Nerea dan Giannina Dinorah. Giannina sampai mengatakan, ternyata cerai adalah jalan terbaik. Toh, orangtua mereka malah lebih akrab dan mesra.

Maradona mengatakan, dia tak pernah percaya 100 persen kepada Claudia, meski dia adalah cinta dalam hidupnya. Namun, kelakuan Maradona sendiri juga sering menjadi penyebab kehancuran keluarga mereka. Selain suka mabuk dan mengonsumsi kokain, Maradona sering berselingkuh.

Saat menjalani rehabilitasi ketergantungan narkoba di Kuba, dia menggandeng gadis 19 tahun, Adonay Fruto. Bahkan, dia tak segan menunjukkan kemesraan di depan umum.

Kisah hidup Pele lebih baik. Dia punya citra yang bagus pula. Pele bahkan sering menjadi tokoh dalam banyak kegiatan amal.

Namun, tiba-tiba pada 1991 ada wanita yang mengaku sebagai anaknya. Sontak, Brasil dan dunia sepak bola geger. Pele tak mengakuinya. Namun, wanita bernama Sandra Regina Arantes do Nascimento itu terus berjuang lewat pengadilan untuk mendapat pengakuan sebagai anak megabintang itu. Baru pada 1996, Pele mengakui dia sebagai anaknya.

Sayang, Sandra tak pernah bisa bermesraan dengan ayahnya. Dia malah terkena kanker payudara dan mengembuskan napas terakhirnya pada 17 Oktober 2006. Pele tak menghadiri pemakaman anak gelapnya itu dan memilih berdoa di rumah. Dia hanya mengirim bunga dan ucapan dukacita atas nama keluarganya.

Pele menikahi Rosemeri dos Reis Cholby pada 21 Februari 1966. Mereka dikaruniai dua putri, Kelly Cristina dan Jennifer, serta satu laki-laki (Edson). Pele menceraikan Cholby pada 1978. Dia kemudian menikah lagi dengan ahli psikologi, Assiria Lemos Seixas. Dari perkawinan terakhir ini, Pele memiliki anak kembar, Joshua dan Celeste.

Namun, belakangan terkuak lagi bahwa Pele ternyata juga punya anak gelap lain selain Sandra. Situs resmi Santos, klub yang membesarkan Pele, pernah menyatakan bahwa pemain legendaris itu juga punya putri lain di luar nikah. Dia adalah Flavia Kurts.

PENYEBAB KEHANCURAN PARA MEGABINTANG

Bintang besar Brasil di era 1950-an dan 1960-an, Garrincha, punya kehidupan seks yang sering menyimpang.

Senin, 15/2/2010 | 06:53 WIB

KOMPAS.com — Kasus perselingkuhan defender Chelsea, John Terry, begitu menyita perhatian banyak orang. Publik semakin sadar bahwa sepak bola sudah menjadi dunia glamor yang amat dekat dengan gaya hidup mewah, pun perselingkuhan.

Namun, sebenarnya skandal seks di dunia sepak bola tidak hanya marak di era sekarang. Sejak dulu, kasus ini sering terjadi dan melibatkan beberapa bintang. Bahkan, ada bintang bola besar yang kehilangan keperjakaannya dengan kambing. Wah...???

Adalah Garrincha, bintang besar Brasil yang berjasa membawa negerinya juara Piala Dunia 1958 dan 1962. Dia terkenal dengan kehidupan bebasnya.

Dibesarkan dari lingkungan keluarga yang ayahnya pemabuk berat, Garrincha pun tumbuh menjadi anak yang liar. Di satu sisi, pemain yang kakinya cacat itu punya kemampuan sepak bola luar biasa. Bahkan, dia disejajarkan dengan Pele. Akan tetapi, di sisi lain dia punya orientasi yang menyimpang.

Dia dikabarkan sudah kehilangan keperjakaannya pada umur 12 tahun. Ini cukup mengherankan. Namun, ada yang lebih mengherankan. Banyak cerita menunjukkan bahwa Garrincha kehilangan keperjakaannya dengan seekor kambing.

Meski begitu, kemampuannya sebagai pemain bola terus berkembang. Dia jago dribel terbaik dan dianggap pahlawan Brasil. Namun, di sisi lain, pemain berjuluk "Little Bird" itu punya kehidupan seks yang liar.

Dia sudah menikah pada umur 19 tahun dengan Nair Marques. Namun, dia kemudian bercerai pada 1965 setelah memiliki delapan anak. Dia kemudian menikah dengan Elza Soares. Namun, dia sering berselingkuh dan salah satunya dengan wanita penghibur, Angelita Martinez. Petualangan seksnya sudah cukup panjang dan dia dikabarkan sudah memiliki 14 anak, termasuk anak di luar nikah.

Kehidupan yang kacau itu membuatnya jatuh dalam kemiskinan. Dia terus terikat ketergantungan minuman keras hingga livernya rusak dan meninggal pada 1983.

Tak jauh dari era Garrincha, bintang besar Jerman, Franz Beckenbauer, juga sering menjadi berita besar karena skandal seks. Sejak berumur 18 tahun, dia sering menabrak kepantasan di Jerman.

"Beckenbauer sering melakukan hal-hal ekstrem yang di Jerman dianggap tak pantas. Dia bercerai, meninggalkan anak-anaknya, terlibat utang pajak, dan meninggalkan pacarnya," cerita rekan Beckenbauer, Paul Breitner.

Sebagai pemain bola, dia libero hebat. Saat masih bermain, dia membawa Jerman juara Piala Dunia 1974. Dia juga membawa Jerman juara Piala Dunia 1990 sebagai pelatih.

Kontras dengan prestasinya, Beckenbauer sering melakukan skandal. Tahun 1963, dia menghamili pacarnya dan menolak mengawininya. Bahkan, pada umur 18 tahun, dia dikeluarkan dari timnas junior Jerman. Dia baru dipanggil lagi dengan sarat harus satu kamar dengan pelatih Dettmar Cramer. Jika tidak, dia bisa membuat ulah yang tergolong skandal.

Pada 2000, Beckenbauer meminta maaf kepada istrinya, Sybille, karena kelakuannya. Bersama Sybille, dia memiliki satu anak. Namun, kemudian dia menceraikannya juga pada 2003. Beckenbauer kemudian menikah dengan Heidi Burmester.

Banyak Lelaki Tidak Bahagia

Lelaki terbebani ketika merasa dirinya tak bisa memenuhi kriteria lelaki sebagai pencari nafkah.
Jumat, 19/3/2010
KOMPAS.com - Sebuah studi menyebutkan bahwa lelaki terbebani dengan citra ideal yang dilekatkan kepadanya, sehingga banyak lelaki yang akhirnya tak bahagia.

Sejak kecil anak lelaki dibesarkan dengan konsep citra bahwa anak lelaki tidak boleh menangis, merengek, atau mengeluh. Lelaki dibentuk sebagai sosok kuat, termasuk dari ciri fisik. Citra kelelakian digambarkan dengan postur yang macho, perut yang six pack, atau kejantanan yang dilambangkan dengan kekuatan fisik. Lelaki menjadi pencari nafkah dalam keluarga, dan banyak lagi nilai yang dianut lelaki sejak kecil dan terus dikonstruksi secara sosial budaya di masyarakat.

"Studi di LSM Rifka Anisa Yogyakarta menyebutkan bahwa lelaki berada di antara situasi ideal dan aktual, dan menjadi tidak bahagia. Lelaki ingin ideal, namun realitasnya pekerjaan masih serabutan. Lelaki terbebani ketika realitasnya sang istri bekerja, dan merasa dirinya tak bisa memenuhi kriteria ideal lelaki sebagai pencari nafkah. Akhirnya lelaki akan menekan istri," papar Nur Hasyim, kordinator Gerakan Laki-laki Baru dalam seminar beberapa waktu lalu.

Realitasnya, tidak semua lelaki sanggup memenuhi kriteria dari masyarakat. Terutama privelese yang menyebutkan lelaki sebagai nomor satu. Fakta yang terjadi, kriteria ini membebani lelaki, dan menimbulkan kekerasan karena lelaki merasa gagal memenuhi kriteria sosial tersebut.

Sebagai contoh, ketika lelaki memegang nilai dirinya sebagai orang nomor satu, sebagai pencari nafkah, namun kemudian ia di-PHK, ia menjadi marah karena gagal memenuhi kriteria sosial. Menjadi masalah ketika lelaki yang merasa gagal ini menggunakan cara fisik dan mengubahnya sebagai pelaku KDRT, dengan istri sebagai sasaran.

Nur Hasyim mengatakan, konsep kelelakian seperti ini harusnya dikritisi oleh lelaki itu sendiri. Saatnya menjadi lelaki sebagai dirinya sendiri, bukan lelaki dengan citra ideal yang hanya membuatnya tak bahagia atas diri dan relasinya dengan perempuan. Terutama istri.

Kamis, 18 Maret 2010

Patut Dipercaya

Patut Dipercaya


- Jawaban.com -
View: 609 times
Lukas 16:10
"Barangsiapa setia dalam perkara-perkara kecil, ia setia juga dalam perkara-perkara besar. Dan barangsiapa tidak benar dalam perkara-perkara kecil, ia tidak benar juga dalam perkara-perkara besar."

Menjadi orang yang dipercayai orang lain bukanlah sebuah perkara yang mudah. Bahkan dalam pengalaman hidup saya, membangun kepercayaan dari orangtua, sahabat, ataupun orang-orang di sekitar jauh lebih sulit dibandingkan mendapatkan harta benda. Sekali saja kita mempermainkan kepercayaan seseorang maka akan sangat sulit untuk memintanya percaya kembali kepada kita.
Bapak Pramuka dunia, Robert Boden Powell memberi makna sangat tinggi akan hal ini sehingga tidaklah heran jika ia memberikan definisi sebagai berikut: "Kepercayaan adalah dasar dari semua pelatihan moral kehidupan manusia." Orang yang biasa melepaskan tanggung jawab atau membocorkan rahasia seseorang sangatlah tidak mungkin memiliki moral yang baik.
Allah sangat tidak suka dengan orang-orang seperti ini. Lukas 25:30 mencatat dengan jelas bahwa Dia mencampakkan hamba yang tidak berguna (yang tidak dapat memegang kepercayaan) ke dalam kegelapan yang paling gelap dimana disana akan terdapat ratap dan kertak gigi.
Sebagai orang Kristen, kita dituntut memberi warna yang berbeda bagi dunia ini. Saat orang-orang yang dapat dipercaya semakin sulit ditemukan hari-hari ini, kita lah yang harus menunjukkan diri sebagai orang-orang tersebut. Dan ketika Anda melakukannya maka lihatlah ada banyak orang di sekitar Anda yang akan datang kepada Kristus.
Kepercayaan tidak dibangun dalam satu hari, tetapi melalui perjalanan panjang yakni dari satu peristiwa ke satu peristiwa berikutnya.


Sumber: Jawaban.com

Mengapa Wanita Rentan Selingkuh di Usia 30-an

Mengapa Wanita Rentan Selingkuh di Usia 30-an
VIVAnews - Secara naluri, wanita lebih menyukai hubungan monogami. Namun, jika merasa tersesat dan menemukan jalan buntu dalam suatu hubungan, kaum hawa justru cenderung mudah tergoda berselingkuh.
Dan, menurut data tentang kebiasaan seksual wanita dari 48 negara, keinginan wanita berselingkuh terjadi saat mereka memasuki usia 30-an. Mengapa? Menurut dr. David Schmitt dari Bradley University, Illinois, wanita merasa pada usia 30-an adalah kesempatan awal dan terakhir mereka untuk mendapatkan pria yang baik untuk memenuhi kebutuhan materi.
"Di usia ini juga bertepatan dengan saat wanita merasa gairah seksualnya berada pada masa puncak, namun jam biologis mulai menurun," kata dr. Schmitt.

Dari pengumpulan data dan penelitian, dr. Schmitt menemukan, berbeda para wanita, para pria pun memiliki "sociosexuality" atau masa puncak seksual di akhir 20-an. Jadi, pria rentan berselingkuh pada akhir usia 20-an. Sedangkan wanita di awal usia 30-an.
Dr Schmitt mengatakan pada New Scientist, wanita cenderung berselingkuh di masa pertama kesuburan mereka mulai menurun.
Penelitian ini juga didukung pengalaman Kate Beckinsale, aktris Inggris yang meninggalkan suaminya, Michael Sheen, akibat berselingkuh ketika Kate berumur 30 tahun. Selain itu, Amanda Holden Les Dennis bercerai dengan Neil Morrissey pada Desember 2003 ketika Berusia 32. Hal ini pun terjadi karena Amanda tidak setia dengan suaminya.
Dari hasil penelitian ini, di daerah perkotaan dengan rasio rendah jumlah pria dengan wanita, merupakan peluang tinggi untuk terjadinya perselingkuhan dan meningkatnya perceraian. Anne Campbell, seorang psikolog di University of Durham, mengatakan, "Pada kondisi inilah wanita dapat dengan mudah terkena rayuan pria. Yang akhirnya bisa menimbulkan perselingkuhan."

Sabtu, 13 Maret 2010

Mengajar Anak Anda Untuk Tidak Egois




Anak-anak yang sedang bertumbuh dewasa seringkali hanya berfokus pada diri mereka sendiri. Ini terjadi karena anak-anak mulai menyadari diri mereka sebagai seorang individu dan mulai belajar untuk bersosialisasi. Fokus diri pada anak adalah suatu yang normal dan tidak selalu salah. Namun memfokuskan diri akan menjadi salah ketika anak-anak kita mulai menunjukkan perilaku yang egois.
Kita sebagai orangtua harus waspada terhadap sikap egois yang mulai ditunjukan oleh anak kita. Orang tua harus melakukan pendekatan yang proaktif dan mulai menjadi contoh bagi anak-anak kita sehingga mereka bisa berpindah dari sikap egois menuju sikap yang tidak mementingkan diri sendiri. Berikut adalah tiga hal yang bisa dilakukan oleh orang tua untuk menanamkan sikap tidak mementingkan diri sendiri kepada anak-anak, sebagai berikut :
1. Tunjukkan iman yang melayani kepada anak Anda. Iman Kristen  merupakan panggilan untuk melayani orang lain. Kita perlu mengetahui tentang kebenaran iman kita, tetapi kita juga dipanggil untuk menghidupinya. Sayangnya, kita sering kali tanpa sengaja mengajarkan anak-anak kita untuk menjadi egois karena kita tidak pernah terlibat untuk melayani orang lain. Tunjukkan iman Anda dengan melayani orang lain.
2. Ajarkan bahwa pelayanan adalah tindakan yang mudah. Katakan kepada anak Anda bahwa Tuhan ingin setiap kita untuk melayani Dia di manapun kita berada dan dengan apa yang kita miliki. Sesekali tunjukkan kepada anak-anak Anda bahwa Anda melayani dalam cara yang sederhana. Ini adalah cara yang baik untuk mengembangkan rasa
3. Ajarkan kepada anak Anda bagaimana memberi dengan murah hati dan tanpa pamrih. Jadikan memberi menjadi gaya hidup anak Anda.
Orang tua memiliki pengaruh yang besar dalam perkembangan pribadi anak. Dari teladan orang tualah anak-anak akan belajar dan bertumbuh dewasa. Anda harus secara proaktif mempengaruhi anak-anak Anda untuk tumbuh menjadi orang dewasa yang tidak mementingkan diri sendiri seperti yang dikehendaki Tuhan.

Total View : 128 kali
Sumber : cbn.com/dan

Kehilangan Kendali

Kehilangan Kendali


- Jawaban.com -
View: 305 times
"Tetapi kuasailah dirimu dalam segala hal"

Berapa banyak dari kita yang tahan bila disakiti oleh orang lain? Apa respon yang Anda ambil jika ada orang yang meledek kekurangan Anda di depan orang banyak atau menjahili Anda terus menerus? Jawabannya tentu saja marah, bukan? Bahkan, beberapa dari antara kita menjadi orang yang kehilangan kendali dan buas ketika batas kesabaran kita telah habis.
Saya pernah melihat orang-orang seperti ini di dalam kehidupan saya. Dikenal sebagai orang yang tidak suka berkelahi dan menerima setiap ejekan membuat mereka menjadi bulan-bulanan dari teman-teman saya yang lain. Hingga pada suatu hari, salah seorang yang dijadikan bahan olokan tersebut mendatangi kelompok pengejek dan memukuli satu persatu pengejeknya. Melihat peristiwa tersebut, saya kaget. Saya tidak menyangka orang yang saya anggap sebagai orang yang sabar itu bisa berubah ganas terhadap orang lain.
Namun, sebuah pemandangan lain justru saya temukan ketika saya membaca Alkitab. Rasul Paulus adalah orang yang menurut saya tidak hanya mempunyai kesabaran yang besar, tetapi pengendalian diri yang tinggi. Tercatat di Alkitab, lima kali ia disesah orang Yahudi dimana setiap kali sesahan tubuhnya harus menerima 39 kali cambukan, tiga kali didera, satu kali dilempari dengan batu, dan tidak terhitung ejekan atau fitnah dari orang-orang tidak percaya karena pemberitaan injil yang dilakukan olehnya (II Korintus 11: 24-26).
Menghadapi semuanya itu, Paulus tidak terbawa oleh kedagingannya. Ia tidak membiarkan dirinya kehilangan kendali sehingga membalas semua perlakuan yang tidak mengenakkan tersebut. Ia hanya mendengar apa yang dikatakan Roh Kudus di dalam hatinya yang menuntunnya untuk bersabar dan mengendalikan diri.
Anda pun bisa seperti Rasul Paulus jika Anda mau. Caranya hanya bukalah hati Anda kepada Roh-Nya dan taati setiap apa yang ditulis di dalam Alkitab. Ingatlah hal ini, akan ada waktu dimana Anda akan terus diejek, ditertawakan, bahkan mendapat perlakuan kasar karena apa yang Anda imani. Saat itu tiba maka Anda tidak akan pernah bisa membalasnya, namun percayalah Dia pasti memberi kekuatan untuk memampukan Anda melewati semuanya itu.  
Untuk menjadi marah atau tidak ditentukan oleh Anda sendiri.


Sumber: Jawaban.com

Jumat, 12 Maret 2010

Konser Kehidupan

Konser Kehidupan


- Jawaban.com -
View: 837 times
Sekolah kami baru saja membuat sebuah konser, dan kami menghabiskan banyak waktu untuk berlatih. Hidup ini pun seperti bermain di dalam sebuah orkestra. Pertama, Allah memberi kita alat musik dan beberapa catatan lagu, dan kita duduk untuk bermain, tetapi kita mulai berkata, "Tuhan, aku belum pernah bermain bagian ini sebelumnya! Lihat semua catatan-catatan ini! Aku tidak akan bisa memainkannya." Tetapi Allah berdiri di atas panggung dan memegang tongkat di tangan-Nya. Dia mengedipkan mata kepada kita dan berkata dengan tenang, "Hanya ikuti aku."
Kita berkata lagi, "Tapi Tuhan, ini pasti akan terlalu sulit, bisakah kita memainkan lagu lain saja? Kelihatannya itu jauh lebih mudah dan lebih menyenangkan untuk dimainkan," tetapi Tuhan berkata, "Tidak, ikuti saja pimpinan-Ku."
Namun kita memutuskan untuk tidak menghiraukan apa yang Allah katakan, kita hanya ingin memainkan lagu lain yang kita inginkan. Jadi, ketika Dia mengangkat tongkat-Nya dan mulai memimpin, kita mengabaikan Dia dan mulai memainkan lagu yang kita ingin bermain. Tentu saja hal itu terdengar kurang bagus. Musik tidak terdengar indah sama sekali, karena itu bukan cara yang Tuhan ingin untuk kita mainkan. Setelah bermain sebentar dan mulai merasa frustrasi, kita baru menyadari bahwa akan lebih baik jika kita mendengarkan konduktor. Jadi, dengan wajah merah dan malu-malu, kita mulai mencari bagian yang Tuhan ingin kita bermain.
"Tapi Tuhan, kelihatannya begitu sulit." Tapi Tuhan hanya tersenyum dan mengetuk-ngetukan tongkat-Nya. "Tidak apa-apa, ikuti Aku saja. Coba lihat ke arah-Ku, dan Aku akan menuntun kamu," bisik-Nya. Jadi, kita mulai untuk bermain. Pada awalnya, tampaknya seolah-olah kita tidak akan pernah bisa memainkan bagian ini. Kemudian kita ingat apa yang Tuhan katakan, "Lihatlah kepada-Ku" sehingga kita mulai melihat ke atas dan melihat Tuhan yang dengan hati-hati menghitung irama untuk kita, dan jika kita benar-benar mendengarkan dengan cermat, kita dapat mendengar suara-Nya berdengungkan bagian kita.
Lagu tersebut akan menjadi lagu yang paling indah yang pernah kita dengarkan, dan kita belajar bahwa selama mata kita terpaku pada pemimpin orkerstra, kita pasti dapat memainkannya. Yang harus kita lakukan adalah melihat ke atas! Tentu saja, ada beberapa bagian yang benar-benar sulit, tetapi selama kita mengikuti pemimpin orkestra dan mendengarkan irama-Nya, kita dapat memainkannya dengan baik. Yang perlu kita lakukan adalah melihat pada Tuhan!


Sumber: inspirationalarchive.com/dan

Dosis Kasih yang Sehat

Dosis Kasih yang Sehat


- Jawaban.com -
View: 2111 times
I Korintus 13:4-5
"Kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong. Ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain."

Berjalan dalam kasih itu baik untuk kesehatan Anda. Tahukah Anda akan hal itu? Ilmu kedokteran telah membuktikannya. Para peneliti telah menemukan bahwa permusuhan menghasilkan stres yang menyebabkan sakit lambung, sakit kepala yang menegangkan dan sejumlah sakit lainnya.
Bila Anda berpikir tentang permusuhan, Anda mungkin berpikir tentang jenis kemarahan yang Anda rasakan ketika sesuatu yang serius terjadi. Tetapi, menurut para pakar, jenis itu bukanlah penyebab masalah yang terburuk. Justru hal-hal kecil seperti pembantu yang merusak busana kegemaran Anda atau seseorang yang menabrak pundak Anda ketika sedang berjalan seringkali membuat amarah di dalam Anda muncul.
Ketegangan-ketegangan ini sebenarnya bisa Anda hindari dengan bersikap lekas memaafkan, dengan menghayati kehidupan Anda menurut I Korintus 13 dan tidak memperhitungkan kejahatan yang dilakukan terhadap Anda. Bayangkanlah manfaat fisik dan emosi dari kehidupan seperti itu!
Jika Anda pasrah pada kasih Tuhan maka itu akan memerdekakan Anda. Ingatkah ketika Yesus membangkitkan Lazarus dari kuburnya? Dia hidup tetapi masih terikat dengan kain kafan. Yesus memerintahkan agar ikatannya dilepaskan sehingga dia dapat bebas berjalan.
Yesus menginginkan kebebasan yang sama bagi Anda. Jadi bersepakatlah dengan Dia. Katakanlah pada kebiasaan-kebiasan buruk yang telah mengikat Anda, "Dalam nama Yesus, lepaskan aku dan biarkan aku pergi! Aku menaruh permusuhan, sikap tidak suka memaafkan dan keserakahan di belakangku. Aku akan berjalan terus dengan Tuhan. Aku akan menghayati kehidupan kasih!"
Ingatlah, tidak diperlukan suatu mukjizat pengobatan untuk mengubah hidup Anda. Yang diperlukan hanyalah sebuah keputusan untuk pasrah pada kekuatan kasih. Lakukan itu hari ini!
Hidup penuh kasih menjauhkan Anda dari segala masalah kesehatan di dunia ini.


Sumber: Dari Iman ke Iman; Kenneth & Gloria Copeland; Penerbit Immanuel

Mengalahkan Kegagalan

Mengalahkan Kegagalan


- Jawaban.com -
View: 726 times
Apa respon Anda ketika Anda mengalami kegagalan? Marah, sedih, gundah atau putus asa? Ya.. itulah respon orang yang gagal dan yang membuat mereka terus berada kegagalan. Tahukah Anda cara mengalahkan kegagalan dan menjadikan kegagalan itu sebagai pijakan menuju keberhasilan? Sangat sederhana.
Dalam bukunya "Berani Bermimpi" John Maxwell menceritakan sebuah kisah tentang kekaguman Leo Buscaglia, seorang penulis kepada wanita yang ahli memasak bernama Julia Child.
"Saya suka sikapnya," demikian ungkap Leo, "Ia berkata, ‘Malam ini kita akan bikin soufflé!' Julia lalu mulai mengocok adonan disini dan memutar di sana, dan ia menjatuhkan barang di lantai... dan melakukan segala sesuatu yang mengagumkan dan bersifat manusiawi ini. Kemudian ia mengambil untuk sementara waktu suffle dan memasukkannya kedalam oven, kemudian berbincang dengan Anda. Akhirnya, ia berkata, ‘Nah, sekarang sudah matang!' tetapi saat membuka oven itu, soufflé tersebut turun seperti pancake saja. Tetapi apakah ia menjadi panik atau menangis? Tidak! Ia tersenyum dan berkata,'Anda tidak bisa mendapakan semuanya. Selamat makan!'"
Ya, seperti Julia, ketika kegagalan terjadi harusnya kita bisa tersenyum dan melanjutkan kehidupan. Orang-orang yang berhasil menganggap setiap rintangan sebagai sesuatu yang sementara. Nah, sekarang apakah Anda masih akan bersikap negative ketika kegagalan terjadi? Tentu tidak bukan. Mari tersenyum dan lanjutkan perjuangan untuk mencapai kesuksesan.


Sumber: Jawaban.com

Akhirnya Aku Bisa Mengampuni Ayah Tiriku


Akhirnya Aku Bisa Mengampuni Ayah Tiriku


- Jawaban.com -
View: 5240 times
Ernawati melalui masa kecilnya dengan penuh kebahagiaan. Orangtuanya memberi kasih sayang yang membuatnya merasa damai. Tapi menginjak usia 4 tahun, ayah dan ibu kandungnya mulai sering terlihat bertengkar dengan hebat. Kadang ia dan adiknya hanya bisa menyaksikan pertengkaran  kedua orangtuanya dari dalam kamar sambil menangis.
Pada saat itu Ernawati tidak tahu apa yang mereka  ributkan, kedua orang tuanya saling  mengeluarkan kata-kata makian yang begitu kasar tanpa diketahui masalah sebenarnya.
"Saya dan adik saya hanya bisa menangis di dalam kamar sambil menyaksikan pertengkaran yang hebat itu," ungkapnya.
"Pada suatu malam setelah mereka selesai bertengkar,  ayah kandung saya menghilang entah ke mana dan meninggalkan kami. Kemudian esok  paginya saya dan adik saya di titipkan  ibu ke rumah saudara kami."
Karena  ayah kandung saya tidak pernah kembali ke rumah, mama akhirnya menikah lagi. Dan kami pun akhirnya memiliki seorang ayah  tiri.  Di awal-awal pernikahan, mama dan ayah tiri memang kelihatan  baik.
"Bahkan saya dan adik saya saat  itu begitu diperhatikan," Ujar Ernawati. 
Tetapi lama kelamaan semuanya berubah 180 derajat. Ketika usia saya sudah 8 tahun, kebrutalan ayah tiri saya semakin menggila. Tiap hari  saya dan adik saya sering dipukul dengan kayu  dan gesper tanpa sebab yang jelas. Kejadian ini terus berlanjut sampai  saya duduk di bangku kelas 2 SMA.
"Kalau ayah tiri  saya sudah mabuk, maka yang menjadi sasaran adalah saya. Badan saya ini dijadikannya sasaran kemarahannya."
Ibu Ernawati bukannya tidak pernah tahu bahwa anak-anaknya sering dipukuli oleh suaminya itu. Ernawati pernah bercerita pada sang ibu, tapi dia hanya bisa diam saja. Hal  itu terjadi karena ia pun takut dan sering menjadi sasaran pukulan suaminya.
"Sakit sekali hatiku, kenapa  ada ayah tiri seperti ini,  aku benci  ayah tiriku," Ujar Ernawati sambil menangis.
Perlakuan kasar yang sudah menjurus kepada penyiksaan dan sering dialaminya itu akhirnya  membawa Ernawati kepada suatu kebencian yang mendalam dan  membuatnya menahan  dendam terhadap ayah tirinya,
"Saya diperlakukan seperti binatang, padahal usia saya masih kecil, bagaimana saya  dapat memaafkannya," Ernawati  menambahkan.
Kebencian dalam hatinya tidak tertahankan lagi, membunuh ayah tirinya adalah satu-satunya hal yang terlintas di benaknya. Hingga suatu hari waktu  yang dinantikan itu tiba di depan matanya.
"Suatu malam, saya mempersiapkan semuanya, sebuah pisau saya taruh di samping tempat  tidur dan saya tinggal menunggu ayah tiri saya pulang ."
Ketika ayah tirinya tiba di rumah dalam keadaan mabuk, segera ia keluarkan pisau yang sudah disiapkan, tetapi  tiba-tiba  ia seperti mendengar ada suara yang mengatakan, "Jangan membunuhnya."
Hal itu berlalu bersama waktu, namun niat untuk membunuh sang ayah  tidak berhenti sampai  di sana. Amarah dan kebencian yang mendalam membuat Ernawati berencana untuk menghabisi nyawa ayahnya untuk kedua kalinya.
"Suatu pagi saya berencana menghabisi nyawa ayah tiri saya dengan menaruh  racun pada kopi yang saya buat. Karena setiap pagi seperti biasa saya yang menyediakan kopi untuknya."
Tetapi entah kenapa, ayah tirinya tiba-tiba hari itu tidak minum kopi yang telah dibuatkan untuknya, tetapi ia malah membuat kopi sendiri. Maka rencana Ernawati untuk menghabisi nyawa ayahnya kembali gagal lagi.
Karena rencananya tidak pernah berhasil, Ernawati menjadi putus asa. Ia mencoba untuk bunuh diri dengan cara terjun ke kali dari atas sebuah jembatan, karena semua kepahitan dan keputusasaan yang dirasakannya itu.
"Aku ingin mati saja Tuhan, aku sudah tidak tahan hidup dengan ayah tiri yang suka mabuk dan memukuliku dengan kasar,  ujar nya  sambi menangis di pinggir jembatan.
Sebelum ia melompat  ke dalam kali, tiba-tiba ia kembali mendengar suatu suara yang begitu jelas berkata padanya, "Jangan bunuh diri anakku, Aku mengasihimu." Namun waktu itu, ia tidak tahu suara siapa itu.
Setelah kejadian itu  Ernawati  benar-benar pasrah kepada Tuhan, ia berkata, "Apa lagi  yang aku harus perbuat Tuhan, aku sudah lelah dan tidak tahan... " 
Kembali suara yang sering muncul pada saat tak terduga itu didengarnya, "Anak-Ku, Aku mengasihimu, asal engkau percaya kepada-Ku, maka percayalah mujizat akan terjadi." Saat itulah Ernawati berdoa kepada Tuhanmemohon  Tuhan memberikan perubahan kepada keluarganya dan pertobatan atas ayah tirinya.
Suatu hari Ernawati diajak seorang temannya untuk mengikuti sebuah acara rohani. Dari situlah Ernawati mengawali pemulihan atas dirinya.  Dalam  acara tersebut ia menangis saat mengingat masa lalunya yang begitu menderita karena perbuatan ayah tirinya. Rasa sakit hati yang ia rasakan membuatnya begitu hancur hati. Hari itu ia dibimbing  oleh seorang hamba Tuhan untuk melepaskan  pengampunan kepada ayah tirinya.
"Hamba Tuhan itu berkata,  "Kalau  kamu tidak mau mengampuni ayah  tirimu, maka keluargamu tidak akan pernah berubah." Saat itu aku merasakan jamahan Tuhan yang sangat kuat dan aku berjanji  kepada Tuhan  untuk mengampuni  ayah tiriku." 
Dengan melepaskan pengampunan pada ayah tirinya, segala akar kebencian yang  sudah ada bertahun-tahun mulai dipulihkan oleh Tuhan dan Ernawati  menjadi  pribadi yang baru dan merdeka. (Kisah ini ditayangkan 11 Maret 2010 dalam acara Solusi  Life di O'channel)
Sumber Kesaksian:
Ernawati

Pengakuan dan Penyucian

Pengakuan dan Penyucian


- Jawaban.com -
View: 1785 times
I Yohanes 1:9
"Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan."

Corrie Ten Boom menceritakan kisah tentang seorang gadis kecil yang memecahkan salah satu cangkir kesayangan ibunya. Gadis kecil itu mendatangi ibunya sambil terisak, "Oh, Ibu, aku sangat menyesal telah memecahkan cangkirmu yang indah."
Ibunya menjawab, "Ibu tahu kau menyesal dan ibu memaafkanmu. Sekarang jangan menangis lagi." Ibu itu lalu menyapu potongan-potongan cangkir yang pecah tersebut dan membuangnya ke tempat sampah. Tetapi, si gadis kecil menikmati perasaan bersalahnya. Ia menghampiri tempat sampah itu, mengambil potongan-potongan cangkir, membawanya ke ibunya sambil terisak, "Ibu, aku sangat menyesal telah memecahkan cangkir cantikmu."
Kali ini ibunya menjawab dengan tegas, "Ambil potongan-potongan itu dan masukkan kembali ke tempat sampah. Jangan bertindak bodoh dengan mengambilnya lagi. Ibu sudah bilang Ibu memaafkanmu, jadi jangan menangis lagi..."
Jangan terus berpegang pada perasaan bersalah Anda. Jika Anda sudah mengakui dosa-dosa Anda pada Kristus itu berarti Dia sudah mengampuni dan menyingkirkan dosa-dosa Anda selamanya.  
Kematian Yesus telah membuat hidup kita yang awalnya berlumur dosa berubah menjadi bersih tak bernoda.


Sumber: Hope for Each Day; Billy Graham; Penerbit Metanoia

Rabu, 03 Maret 2010

Menguak Tipe Pria yang Tak Pernah Selingkuh

Menguak Tipe Pria yang Tak Pernah Selingkuh

VIVAnews - Berdasarkan sebuah penelitian, pria yang tergolong cerdas cenderung tidak akan mengkhianati pasangan mereka. Ini merupakan hasil sebuah analisis baru yang menunjukkan tren sosial.

Peneliti di sebuah universitas di Inggris menemukan, pria dengan IQ lebih tinggi akan lebih setia pada pasangannya dan selalu menjunjung tinggi nilai monogami dibandingkan pria lain yang IQ-nya tergolong rendah.

Namun, dari hasil penelitian ini, hubungan antara moralitas seksual konvensional dan intelektualitas tidak tercermin pada wanita. Para peneliti tidak menemukan bukti bahwa wanita yang IQ-nya lebih tinggi memiliki sikap sama seperti pria cerdas dengan IQ tinggi.

Pola-pola kesetiaan justru hanya ditemukan dalam diri pria yang diteliti oleh Dr. Satoshi Kanazawa dari London School of Economics pada jurnal yang dipublikasikan di 'Psikologi Sosial Quarterly' edisi Maret.

Sebagai bagian dari studi, Dr. Kanazawa menganalisis dua survei utama AS yang dipastikan sikap sosial dan IQ dari ribuan remaja dan orang dewasa.

Dia menyimpulkan: "Sebagai analisis empiris menunjukkan, pria yang lebih cerdas cenderung lebih monogami dan selalu menjunjung nilai eksklusivitas seksual dibandingkan dengan pria kurang cerdas alias ber-IQ rendah."

Dr. Kanazawa juga mengklaim, korelasi antara kecerdasan dan monogami pada pria memiliki asal-usul dalam perkembangan evolusioner. Menurutnya, eksklusivitas seksual adalah sebuah "evolusi novel" kualitas yang bermanfaat bagi orang-orang di zaman purba, yang diprogram untuk mengetahui tingkat kesetiaan seseorang.

Dunia modern tidak lagi menganugerahkan keuntungan evolusioner untuk orang-orang yang memiliki beberapa mitra seksual, tetapi hanya orang-orang cerdas yang mampu melepaskan beban psikologis spesies mereka dan mengadopsi cara-cara baru berperilaku.

Berdasrkan studi ini "evolusi novel" merupakan kualitas yang lebih umum di kalangan orang-orang dari kecerdasan yang lebih tinggi.