Jumat, 30 Juli 2010

8 Tanda Pria Punya Masa Depan Cerah

Berpakaian rapi dan keturunan keluarga terpandang tidak serta merta menjadikannya seseorang yang punya masa depan cerah, lho.
Jumat, 30/7/2010 | 10:27 WIB
KOMPAS.com — Apa yang Anda lihat ketika memilih pasangan? Pria yang berasal dari keluarga kaya dan terpandang? Jika tujuan hubungan Anda hanya saat ini, mungkin itu cukup. Namun, bila yang Anda cari adalah hubungan yang serius hingga ke pernikahan, ada kriteria lain yang sebaiknya Anda lihat, yaitu potensi kesuksesan dia.

1. Punya tujuan hidup
Ketika Anda bertanya apa tujuan hidupnya, ia akan menjelaskan secara rinci kepada Anda rencana jangka pendek dan menengahnya, apa yang ingin ia lakukan setahun mendatang, lima tahun, dan seterusnya.

Bahkan, ia menyiapkan rencana cadangan untuk mengantisipasi kegagalan. Tidak hanya menjawab, "Kita lihat saja nanti, jalani saja hidup ini seperti air mengalir."

2. Mandiri
Ia tidak bergantung pada orang lain dan mengandalkan kemampuan sendiri dalam hal apa pun. Misalnya, sejak awal mula bekerja, ia menanggung sendiri biaya hidupnya tanpa bantuan orangtuanya. Pria seperti ini menunjukkan bahwa ia bertanggung jawab atas hidupnya dan hidup orang yang ia sayangi. Si dia juga tak pernah mengeluh mengenai pekerjaannya. Karena ia sadar, untuk mencapai kesuksesan, tentu dibutuhkan usaha dan kerja keras.

3. Hobi menolong
Anda tentu pernah mendengar ungkapan semakin banyak memberi, akan semakin banyak menerima. Percaya atau tidak, ungkapan ini memang ada benarnya. Jadi, bila pasangan termasuk pria yang ringan tangan membantu orang lain, Anda perlu berbangga hati mendukungnya. Sebab, ini akan menjadi bekal atau tabungan untuk menuju kesuksesannya di masa depan. Siapa tahu seseorang yang ia bantu saat ini berperan penting dalam kariernya di kemudian hari.

4. Bersahabat dan berwawasan
Sikapnya yang bersahabat ditambah dengan wawasan luasnya biasanya akan mudah mengambil hati banyak orang, termasuk saat melobi orang-orang penting yang berkaitan dengan kariernya. Pengetahuannya tentang berbagai hal termasuk berita-berita terkini akan membuat orang lain merasa nyaman berdiskusi dengannya. Semakin banyak orang tertarik padanya, semakin luas juga networking-nya. Kalau sudah begini, Anda tak perlu khawatir dengan kualitas diri yang dimiliki si dia, kesuksesan pun akan segera menghampiri.

5. "Family man"
Pria yang bertanggung jawab dan menyayangi keluarganya biasanya adalah pria yang juga memerhatikan perkembangan kariernya. Ia akan selalu termotivasi meningkatkan karier lebih baik lagi untuk memenuhi kebutuhan keluarganya. Selain itu, pria tipe ini cenderung setia pada pasangannya sehingga ia bisa menyeimbangkan waktu dan pikirannya untuk Anda dan pekerjaannya.

6. Memiliki investasi
Saat ini gaji si dia tak bisa dibilang besar? Tak perlu khawatir selama ia bisa mengatur pendapatannya dan tak selalu kehabisan uang di tengah bulan. Apalagi bila ia termasuk orang yang jeli melihat peluang bisnis. Tak perlu terlalu besar, berangkat dari bisnis kecil-kecilan pun bisa mengantarkannya menjadi pengusaha sukses. Dukung sepenuhnya ketika dia memiliki keinginan untuk mencicil rumah atau berinvestasi dalam bentuk lain, seperti saham atau reksa dana. Karena ini menunjukkan si dia sangat memikirkan masa depan.

7. Realistis dan lurus
Meskipun si dia bersemangat meraih mimpinya, tetap amati bagaimana usahanya meraih impian, jangan sampai si dia menghalalkan berbagai cara yang justru bisa menghancurkan masa depannya. Ingatkan untuk tetap realistis dengan kemampuan  yang dimilikinya. Bila si dia ahli dalam bidang teknologi informatika, ia tak perlu memaksakan diri untuk menjadi seorang public relations karena tertarik melihat temannya yang sukses di bidang tersebut. Masing-masing orang kan memiliki kelebihan yang berbeda-beda.

8. Optimistis dan positif
Ia sangat tahu apa yang menjadi kelebihan dan kekurangannya sehingga ia selalu percaya diri saat berinteraksi dengan orang lain ataupun ketika diberikan tanggung jawab baru. Ia hampir tak pernah berkata "tidak bisa" atau "malas deh melakukannya". Ia selalu berpikir positif dan optimistis bahwa setiap tantangan yang datang pasti ada solusinya. Selain itu, ia juga terbiasa fokus dalam melakukan sesuatu sehingga tak cepat menyerah saat mengalami kegagalan.

(Majalah Chic/Bestari Kumala Dewi)

Rabu, 21 Juli 2010

Messi Jadi Duta PBB Untuk Dana Anak-anak

Messi Jadi Duta PBB Untuk Dana Anak-anak

TUESDAY, 20 JULY 2010

Total View : 205 times

Persatuan Bangsa-bangsa (PBB) ternyata tidak hanya mengincar bintang film Hollywood atau artis penyanyi terkenal Amerika Serikat (AS), pemain sepak bola seperti Lionel Messi pun terpilih sebagai duta salah satu organ organisasi dunia tersebut.
Messi mendapat kepercayaan dari PBB sebagai Duta untuk Dana Anak-anak (United Nations Children’s Fund/UNICEF).
Pekan lalu, peraih gelar Pemain Terbaik Dunia versi FIFA dan Ballon d'Or pada 2009 itu berkunjung ke Haiti dalam rangka menjalankan peran barunya di luar lapangan hijau. Disana, ia bertemu dengan 50 ribu pengungsi yang berada di kamp Carrefour Aviation.
Seperti dilansir informasi pusat media PBB, New York, Senin (19/7), selain bertemu para pengungsi, Messi juga mengunjungi pasukan Argentina yang bergabung dengan misi penjaga perdamaian PBB di Haiti (MINUSTAH). Saat bersama tentara dari negara asalnya, pria yang menjadi andalan di klub FC Barcelona tersebut mendengar cerita mereka terkait upaya mengoperasikan rumah sakit untuk menangani korban gempa.
Lionel Messi berada di Haiti hanya satu hari. Selama di negara yang sempat diguncang gempa berkekuatan besar beberapa bulan itu, ia melakukan berbagai kegiatan dalam kapasitasnya sebagai Duta UNICEF termasuk mendengarkan penjelasan tentang program-program yang dijalankan organasasi yang diwakilinya (UNICEF, red) dalam membantu Pemerintah Haiti menangani para korban gempa, termasuk anak-anak.
Sebuah popularitas dapat digunakan manusia untuk hal yang baik dan buruk. Lionel Messi memberikan teladan kepada setiap kita bahwa walaupun namanya sudah terkenal seantero jagat, tetapi gunakan itu untuk membawa kebaikan bagi sesama manusia.

Source : metrotvnews

Selasa, 20 Juli 2010

Wanita dan Dendam Di Hatiku

Wanita dan Dendam Di Hatiku

TUESDAY, 20 JULY 2010

Total View : 2355 times

Sejak kecil Ferry telah ditinggal oleh ayahnya untuk selama-lamanya. Sang ibulah yang menjadi tulang punggung keluarga sehingga harus bekerja di tempat lain. Semenjak usia dini, Ferry telah diberi tanggungjawab untuk menjaga adik-adiknya. Ferry dapat melihat bagaimana hidup ibunya penuh dengan pergumulan yang terkadang sepertinya ingin menyerah untuk membiayai hidup dirinya maupun adik-adiknya.
Ibunya Ferry memang bukan orang yang memiliki pendidikan tinggi. Ketika Ferry ingin mengikuti les bahasa Inggris, makian dan kata-kata kasarlah yang terucap dari bibir ibunya sehingga menorehkan luka yang dalam di hati Ferry. Kekesalan dan kebencian yang dirasakan Ferry dilampiaskan Ferry di makam ayahnya. Cacian serta makian Ferry lontarkan di depan kubur sang ayah.
"Pertama-tama sih saya membersihkan makam papa sambil menangis. Habis itu saya maki-maki papa. ‘Apa artinya kamu, bisanya nyetak anak doank, tidak bertanggungjawab!!' Saya ludahi, saya tendangi makam papa di sana. ‘Kata orang dulunya kamu itu orang kaya! Kata orang dulunya papa itu orang hebat, tapi apa yang papa tinggalkan untuk kami? Hanya seperti ini!'," kisah Ferry. Dunia terasa tidak adil bagi Ferry.
Ketika Ferry menyaksikan teman-temannya bersenda gurau dengan ayah mereka, hal itu merupakan pemandangan yang menyakitkan baginya karena ia tak pernah mendapatkan sosok seorang ayah. Ferry sungguh-sungguh merasa kehilangan sosok seorang ayah. Ia tidak memiliki tempat mengadu ketika menghadapi masalah di sekolah, sedangkan ibunya hampir tidak pernah memiliki waktu bagi Ferry dan adik-adiknya. Rasa sayang Ferry terhadap sang ibu pun bisa dibilang hampir tidak ada.
Semua peristiwa itu menjadi kenangan pahit yang menggoncang jiwanya. Hal itu terus membekas dalam hatinya hingga Ferry tumbuh dewasa dan mengubah pribadi Ferry menjadi seorang yang kasar. Ia tidak lagi menghormati ibunya, bahkan tidak pernah lagi mau mendengarkan setiap perkataan ibunya. Apalagi perkataan ibunya seperti. "Mati saja kau!!" begitu sering terucap dari bibir ibunya.
Sebuah kejadian lain yang tanpa disadari membuat diri Ferry hancur. Sang adik pergi untuk selamanya akibat sebuah perkelahian. Ferry lah yang selalu dipersalahkan atas kematian adiknya. Bahkan ia disebut sebagai seorang ‘pembunuh' bagi adiknya. Hal itu begitu menyakiti hati Ferry. Tak ada seorangpun yang kuasa menolak kematian ketika ia datang menjemput. Demikian juga Ferry, ia merasa tidak ada hal lain yang dapat ia lakukan untuk menyelamatkan ataupun mengembalikan nyawa adiknya.
Dicap sebagai orang yang tidak berguna, membuat Ferry berusaha keras untuk membuktikan bahwa dirinya mampu. Namun upaya yang dilakukannya dianggap sebelah mata oleh sang ibu. Rasa sakit hati yang tertanam di hati Ferry semakin dalam. Sosok sang ibu pun tak ada lagi dalam diri Ferry. Kebersamaannya bersama sang pacar membuat Ferry kembali menemukan arti dan keberhargaan dalam hidup.
Namun hal itu tidak berlangsung lama. Sebuah kenyataan pahit harus siap untuk Ferry terima. Sang pacar ternyata memiliki cinta yang lain. Dendam dan kecewa terhadap ibu dan pacarnya membekas di hati Ferry. Niat untukmembalas semua perlakuan mereka terlintas dalam pikirannya. Ferry berniat menyakiti sebanyak mungkin wanita dan tidak akan pernah menghargai seorang wanita.
Untuk melampiaskan kekecewaannya, Ferry pun terjun pada kehidupan yang begitu liar. Meniduri banyak wanita adalah wujud untuk membalaskan dendamnya terhadap pacarnya. Ketika teman kencannya sudah dalam keadaan bugil, seringkali Ferry malah memaksa teman kencannya untuk berpakaian dan menutupi aurat mereka. Ferry sungguh-sungguh menunjukkan kemuakannya terhadap wanita.
Sekalipun tidak melakukan hubungan seks, menelanjangi dan melihat kepolosan tubuh wanita yang tidak ditutupi sehelai benang pun merupakan hal yang memuaskan hati Ferry. Dan hal itu sering ia lakukan sebagai wujud pelampiasan dendamnya terhadap ibu dan mantan kekasihnya.
"Kenikmatan buat saya lebih tepat dikatakan sebagai kepuasan. Karena setiap kali saya melakukan itu dengan dia, saya tidak ada perasaan sayang sama sekali, tidak ada perasaan mengasihi. Saya hanya ingin mempermalukan dan puas bila melakukan hal itu. Setelah melihat dia bugil seperti itu, saya pun langsung muak. Dan itu adalah sebuah kepuasan bagi saya. Saya sadar perilaku saya yang ingin menyakiti wanita itu adalah dampak dari apa yang dilakukan pacar saya dulu dan juga mama saya. Karena saya berpikir wanita itu jahat seperti mama saya dan pantas untuk disakiti," ujar Ferry.
Bertahun-tahun lamanya Ferry terjerat dakam kehidupan seks hingga ia terlena. Tak ada lagi kebahagiaan yang ia rasakan dalam dirinya.
"Saya merasa capek seperti ini terus. Saya butuh seseorang karena saya yakin hidup saya seharusnya tidak seperti ini. Ada sesuatu yang harus saya cari, tapi apakah itu bukanlah hal yang bisa saya jawab. Saya pun tidak tahu apa itu dan siapa yang saya cari," kenang Ferry akan masa lalunya.
Pada saat hati mulai kosong dan kesepian, Ferry mulai mencari sesuatu yang bisa mengisi kekosongan hatinya dan ia mendapatkannya. Ferry mulai mencari Tuhan. Ketika Ferry tenggelam dalam doa, ia benar-benar merasakan perasaannya plong dan terbebas dari segala tekanan itu. Dengan mengandalkan doa, perlahan-lahan Ferry mulai berubah. Sampai suatu hari Ferry mengikuti sebuah acara dan di sana penyesalan demi penyesalan mulai Ferry rasakan.
Di acara itu, Ferry didoakan oleh seorang wanita hamba Tuhan. Dan dalam doa tersebut, ia mangatakan, "Saya sebagai seorang wanita yang mungkin pernah menyakiti, atas nama mereka, saya minta ampun." Perkataan ini begitu menyentak hati Ferry, dan ia pun tanpa basa-basi lagi langsung mengambil keputusan untuk mengampuni dan meminta pengampunan dari orang-orang yang ia sakiti.
"Saat saya mengatakan mau, saya merasakan ada suatu kedamaina, ada suatu yang harus saya lakukan, yaitu komitmen. Saya harus mengampuni mama saya, dan juga pacar saya yang dulu, dan orang-orang lain yang mungkin saya sakiti. Saya tidak pernah menyelesaikan masalah hati ini dengan mantan pacar saya maupun ibu saya. Dan ketika hamba Tuhan tersebut berkata seperti itu, inilah yang selama ini saya cari, yaitu kata-kata, ‘Saya minta ampun' dan harus saya ungkapkan kepada mereka," kisah Ferry.
Perlahan-lahan hubungan yang selama ini membeku di antara Ferry dan ibunya mulai membaik. Akhirnya Ferry mendatangi ibunya dan mengakui semua kesalahannya serta meminta maaf.
"Ternyata hidup saya tanpa mama itu kosong. Saya minta ampun kepada mama, sudah mengecewakan mama selama ini, sudah membuat mama sedih. Dan ternyata Mama pun mengeluarkan sebuah pengakuan, mama meminta maaf karena tidak pernah memperhatikan saya dan juga adik-adik," ujar Ferry.
Kebencian dan sakit hati yang membelenggu Ferry selama bertahun-tahun telah Tuhan pulihkan. Saat ini Ferry bekerja melayani orang-orang yang mengalami gangguan kejiwaan.
"Kalau saya mengingat dosa-dosa saya dulu, saya pernah menyakiti wanita, saya juga kecewa dengan mama saya, saya minder dan merasa tidak mampu serta tidak percaya diri, tapi setelah kenal Tuhan Yesus, saya punya percaya diri. Saya tahu ada suatu rencana Tuhan dalam hidup saya," ujar Ferry menutup kesaksiannya. (Kisah ini ditayangkan 20 Juli 2010 dalam acara Solusi Life di O'Channel).
Sumber Kesaksian :
Ferry Pardede

Jumat, 16 Juli 2010

Kasih Dan Kesabaran Yang Memulihkan

Kasih Dan Kesabaran Yang Memulihkan

MONDAY, 12 JULY 2010

Total View : 4193 times

Narkoba telah meracuni Bui Min sejak ia remaja dan menjadikan dirinya sebagai budak narkoba. Bagi Bui Min, menjadi seorang pecandu narkoba adalah sebuah kebanggaan karena ia menemukan sebuah keluarga yang rasanya lebih enak dari keluarganya sendiri.
Sewaktu kecil, hubungan ayah dan ibu Bui Min tidak begitu harmonis karena ayahnya pada dasarnya adalah seorang yang cuek dan sering mengeluarkan perkataan yang kasar. Makian dan tamparan menjadi hal biasa yang sering diterima Bui Min dari ayahnya. Hal yang paling mengecewakan dari ayahnya adalah kebiasaan ayahnya yang suka berjudi. Apalagi jika ayahnya sudah kalah berjudi, emosi yang memuncak senantiasa mewarnai segala tindak-tanduknya. Bui Min seringkali diperlakukan kasar oleh ayahnya di hadapan teman-teman ayahnya. Kesedihan, kekecewaan, perasaan malu dan hatinya yang terluka hanya dapat disimpan Bui Min rapat-rapat di dalam hatinya. Bui Min hanya dapat menerima segala perlakuan kasar ayahnya dalam diam.
Bui Min berusaha melupakan kejadian itu. Namun suatu peristiwa kembali menorehkan suatu luka di dalam hati kecilnya. Bui Min melihat dengan mata kepalanya sendiri bagaimana ayahnya membenamkan kepala adiknya ke dalam bak mati sambil memaki-maki adiknya dengan kata-kata yang kasar. Bagi Bui Min saat itu, apapun kesalahan yang telah diperbuat oleh adiknya, perlakuan seperti itu bukanlah hukuman yang layak untuk diterima adiknya yang masih kecil. Namun di tahun 1982, prahara melanda keluarga Bui Min. Judi membaw ayahnya ke dalam kebangkrutan. Saat itu, Bui Min harus hidup terpisah dengan adiknya.
Kebencian yang ditabur sang ayah, membawa Bui Min masuk ke dalam jerat narkoba. Bahkan sepeninggal ayahnya ke Hongkong, tanpa disadari, adiknya juga bertumbuh dalam pemberontakan dan narkoba. Bahaya pun mengintai. A Cung, adik Bui Min, tertangkap polisi saat bersama teman-temannya sedang berpesta narkoba. A Cung hanya dijatuhi 9 bulan penjara kemudian dibebaskan. Untuk sesaat, Bui Min kembali tenang. Namun hal itu tak berlangsung lama. Perangai A Cung semakin liar. A Cung mulai memakai jarum suntik. A Cung juga menjadi keras dan tidak bisa dinasehati. Bahkan A Cung berani memukul Bui Min, kakaknya. Perkelahian pun tak dapat dihindarkan.
Hati Bui Min sangat pedih karena adik yang sangat dikasihinya, sekarang malah menjadi lawannya. Namun saat Bui Min melihat kesabaran ibunya, hatinya mulai tersentuh. Hal yang sangat berharga bagi Bui Min adalah ibunya. Dengan lemah lembut, ibunya menasehati Bui Min untuk berhenti menyia-nyiakan hidupnya dengan terus mengonsumsi narkoba.
"Saya hanya berpikir, sia-sialah mama melahirkan saya. Dan sia-sialah saya jadi anaknya. Dan saya punya kerinduan, saya tidak mau menyusahkan mama lagi. Saya mengambil keputusan, saya harus berhenti...," ujar Bui Min dalam kesaksiannya.
Perlahan-lahan, Bui Min dapat terlepas dari kecanduannya. Namun Bui Min harus tetap berjuang demi A Cung, adiknya. Sampai suatu hari, A Cung, seperti biasanya, meminta narkoba kepada Bui Min. Dengan berat hati, Bui Min tetap memberikan benda haram itu kepada adiknya. Dengan penuh kasih sayang, Bui Min mengajak A Cung untuk berubah. Dengan berurai air mata, Bui Min meminta maf kepada A Cung karena tidak dapat menjadi kakak yang baik bagi A Cung. Dengan saling berpelukan sambil menangis, A Cung pun menyampaikan niatnya kepada Bui Min untuk lepas dari narkoba, mengingat kesusahan akibat perbuatan yang mereka lakukan bagi ibunya.
Selama 3 hari, Bui Min bersama-sama dengan ibunya merawat A Cung yang sedang berusaha lepas dari narkoba. Dengan setia dan penuh kesabaran Bui Min menjagai A Cung dan berusaha memenuhi segala keperluan A Cung. Bahkan Bui Ming rela mengeluarkan uang puluhan juta rupiah demi adiknya. Namun ketika mereka lengah, sesuatu yang jahat kembali mengintai nyawa sang adik.
Tanpa sepengetahuan orang rumah, teman-teman A Cung datang dan menyuntikkan A Cung dengan barang haram tersebut. Saat itu Bui Min sedang bekerja menjaga toko usaha miliknya. Sepulangnya dari toko, Bui Min melihat teman-teman A Cung yang baru saja keluar dari kamar. Saat Bui Min melihat adiknya, A Cung sudah seperti orang yang keracunan. A Cung pun segera dilarikan ke rumah sakit.
Setelah mendapat perawatan selama beberapa jam, kondisi A Cung mulai membaik. Namun, saat Bui Min sedang berada di toko dan keadaan terlihat amat baik, tiba-tiba sebuah kabar buruk terdengar. A Cung telah menghembuskan nafasnya yang terakhir. Bui Min pun segera melarikan motornya ke rumah sakit. Sesampainya di sana, Bui Min hanya menemukan tubuh A Cung yang sudah terbujur kaku.
"Saya gagal, saya benar-benar merasa gagal sebagai seorang kakak. Karena seharusnya saya bisa menjagai adik-adik saya. Di situlah saya bilang sama Tuhan, biar dosa-dosa adik saya, saya yang pikul," ujar Bui Min dalam kesaksiannya dengan mata berkaca-kaca.
Penyesalan tinggallah penyesalan. Bui Min pun berusaha melupakan kejadian memilukan itu. Dunia malam dan narkoba pun kembali masuk dalam hidupnya. Namun kegagalan seakan terus mengikutinya. Yang tersisa hanyalah kekecewaan dan keputus-asaan. Saat itulah, suatu ketakutan mulai merembet di hati Bui Min. Pada suatu hari dalam kebingungannya, Bui Min hanya berjalan sambil menangis di tengah malam. Sambil menatap langit, Bui Min berteriak dan mempertanyakan keberadaan Tuhan.
Namun saat Bui Min menengadah ke langit, Bui Min teringat akan sebuah pengalaman masa kecilnya. Saat itu, Bui Min akan mengikuti pelajaran agama di sekolahnya. Namun kelasnya memang kekurangan bangku, sehingga Bui Min harus mengambil bangku di kelas pelajaran agama Kristen. Saat itulah guru Agama Kristen tersebut memanggilnya ke depan dan berdoa baginya. Guru Agama itu berdoa agar Tuhan Yesus masuk ke dalam hati Bui Min dan ia dapat menemukan Yesus sebagai satu-satunya jalan, kebenaran dan kehidupan.
Saat itu, dalam keputus-asaannya, Tuhan menuntun Bui Min untuk masuk ke kamar dan berdoa. Bui Min pun berdoa dengan kata-kata yang sederhana sambil menangis. Di situlah timbul suatu kerinduan di dalam hati Bui Min untuk pergi ke gereja. Tapi Bui Min tidak tahu gereja mana yang harus ia datangi. Hingga pada suatu hari, Bui Min bertemu dengan teman satu sekolahnya dulu. Dari dialah Bui Min mendapat informasi mengenai suatu gereja. Bahkan temannya ini tanpa segan-segan menjemput Bui Min di hari Minggu untuk beribadah bersama.
Setelah tiga minggu menghadiri pertemuan ibadah itu, sesuatu menggerakkan hatinya. Perkataan yang menjadi rhema di hati Bui Min adalah, hanya Tuhan saja yang sanggup menolong kita. Dan saat itulah, Bui Min merasa dia termasuk di dalam golongan orang yang membutuhkan pertolongan itu dan Bui Min tahu Tuhan mau menolongnya. Saat altar call, Bui Min maju untuk didoakan. Bui Min merasa semua dosa dan kesalahan yang telah dibuatnya dulu, noda yang tidak berkenan di hadapan Tuhan diangkat saat itu juga. Bui Min merasakan ada kuasa yang mengalir yang membuatnya merasa kuat, merasakan kasih Tuhan yang dalam atas hidupnya. Bui Min benar-benar merasakan sesuatu yang baru di dalam hidupnya, bukan seperti Bui Min yang dulu lagi.
Semenjak hari itu Bui Min berkomitmen untuk lepas dari narkoba dan dunia malam. Namun Bui Min tidak pernah membayangkan, bahwa narkoba yang telah ia tinggalkan akan kembali menghampiri keluarganya dan mencoba mencabut nyawa Dina, adik keduanya. Pada suatu hari Bui Min menemukan Dina sedang over dosis di dalam kamarnya. Bui Min hanya bisa memeluk Dina dan langsung mendoakannya. Bui Min sadar secara manusia, kondisi Dina saat itu sudah tidak mungkin tertolong. Namun saat sedang mendoakan Dina, Bui Min merasakan suatu nafas kehidupan pada Dina dan Bui Min tahu kalau Dina masih hidup.
"Ko A Min itu sering sekali menasehati saya supaya saya berhenti mengonsumsi narkoba. Karena gara-gara narkoba, saya harus kehilangan kakak saya, dan ko A Min tidak mau ia harus kehilangan adiknya yang satu lagi karena narkoba. Ko A Min memang selalu menasehati saya dan tidak pernah berhenti mendorong saya untuk berhenti dari narkoba. Dia selalu mendukung saya, memberikan semangat, membawa saya ke rumah sakit, berobat detox, pokoknya selama ini koko yang selalu membantu saya," kisah Dina menceritakan awal pertobatannya meninggalkan dunia narkoba.
Kesabaran dan kasih Bui Min ternyata sanggup membangkitkan semangat Dina untuk sembuh. Tetapi jauh di dalam hati kecilnya, Bui Min tahu kekecewaan terhadap ayahnya masih membekas. Hingga pada suatu hari, Bui Min mengikuti sebuah acara retreat. Di retreat itulah Bui Min dijamah mengenai pemulihan hati Bapa. Di sana Bui Min teringat akan kekecewaan hatinya terhadap ayahnya dan bagaimana perlakuan ayahnya terhadap dirinya selama ini. Bagaimana buruknya hubungan yang ada di antara mereka. Bui Min merasa bukan suatu hal yang pantas untuk seorang anak memiliki hubungan yang jelek dengan ayahnya sendiri. Dan saat itulah Bui Min melepaskan pengampunan secara total bagi ayahnya.
Tahun 2003, Bui Min kembali membuka usaha bordir pakaian. Tuhan terus memberkati usahanya. Kemudian di tahun 2007, Tuhan mempersatukan Bui Min dengan seorang wanita yang menjadi istri dan ibu dari anaknya. Hati yang terluka karena kekecewaan telah dipulihkan Tuhan. Pemulihan hubungan terjadi di antara Bui Min dengan ayahnya. Hati yang terluka karena kekecewaan telah dipulihkan Tuhan. Kini sebuah harapan selalu ada di hati Bui Min untuk sang ayah.
"Saya punya kerinduan bisa akur sama papa, saling berbagi, saling mengasihi dan saling peduli," ujar Bui Min menutup kesaksianya. (Kisah ini ditayangkan 12 Juli 2010 dalam acara Solusi  Life di O'Channel).
Sumber Kesaksian :
Bui Min

Kecil Sering Dikutuk, Besar Jadi Penjahat

Kecil Sering Dikutuk, Besar Jadi Penjahat

WEDNESDAY, 14 JULY 2010

Total View : 2659 times

“Ketika orangtua saya ngomong seperti itu, saya sudah merasa ‘wah orangtua saya bilang saya, anak yang tiada guna’ dan saya harus cari perhatian di dunia luar. Caranya mungkin berantam. Jadi memang hampir setiap hari lah saya pasti berantam,” ujar Hendry mengawali kisahnya.
Kutukan dari sang ibu yang sering mengatakan dirinya tidak berguna dimulai sejak Hendry masih berumur tiga minggu.
“Memang saya dengar cerita dari keluarga besar saya, orang tua saya khususnya bapak saya punya ilmu. Jadi, memang orang yang memberikan ilmu itu minta tuntut sebagai imbalan atas apa yang pernah ia kasih dalam hidup bapak saya”
“Saya waktu kecil kira-kira tiga minggu, mengalami kejang-kejang sampai akhirnya saya meninggal. Saya dengar cerita bahwa saya meninggal kira-kira tujuh sampai delapan jam. Dokter yang memeriksa saya ketika itu tidak menemukan adanya penyebab kematian saya. Namun, karena anugerah Tuhan, saya dapat hidup kembali. Saya bisa bernafas seperti dahulu kala”
Meskipun nyawanya telah kembali, orangtua Hendry malah membenci Hendry. Tidak ada kasih sayang yang dirasakannya semasa ia kecil. Sebagai pelampiasan, ia pun mulai berlaku nakal, bahkan sejak saat itu berkelahi menjadi hobinya.
Suatu hari, seorang ibu datang ke rumah orangtua Hendry. Disana ia mengadu bahwa anaknya telah dipukul oleh dirinya. Mengetahui hal tersebut, ketika ia baru saja selesai bermain di luar dan kembali ke rumah, ibunya yang sudah berada di dalam langsung memberikan omelan dan memukul dirinya dengan membabi buta. Tangisan yang dikeluarkan oleh Hendry tidak mampu meluluhkan hati ibunya. Bahkan ketika abangnya datang melihat tangisannya, bukannya mendiemkan, malah sebuah tindakan kekerasan kembali dialaminya.
Tanpa disadari, karena kelakuan abangnya, karakter Hendry kecil menjadi beringas hingga beranjak remaja. Apabila ada teman yang membutuhkan pertolongannya, dengan senang hati ia akan membantu sehingga perkelahian sering terjadi bukan akibat dirinya tetapi karena rasa solidaritas sebagai sebuah kelompok.
Penghargaan yang ia dapat dari teman-teman sekitar membuatnya menjadi nyaman dengan kehidupan barunya tersebut dan hal ini mengikatnya terus hingga dirinya beranjak dewasa. Sampai suatu ketika, terjadilah kerusuhan di daerah tempat tinggalnya. Peristiwa tersebut bukan membuat nyalinya ciut, justru disitulah ia semakin berani.
Usai kerusuhan, ia pun memutuskan untuk pergi ke Jakarta bertemu dengan salah seorang abangnya. Di kota metropolitan ini, kehidupannya semakin bertambah hancur. Dengan bantuan abangnya tersebut, ia berhasil di terima di kelompok penjahat Hercules.
Awal bergabung disana, ia hanyalah pemuda lugu yang mau disuruh apa saja oleh senior-seniornya. Sampai suatu ketika terjadilah bentrok antar genk. Hendry yang merupakan anggota termuda pada saat itu tiba-tiba melakukan penyerangan. Dengan golok di tangan ia pun berhasil memukul mundur sang lawan.
Prestasi ini membawa dirinya sebagai penjahat yang dihomati. Lewat segala cara, Hendry memperlihatkan diri sebagai orang yang patut ditakuti. Tidak segan-segan senjata api menjadi pegangannya apabila pergi kemana-mana. Sudah tidak terhitung berapa orang yang terluka karena menerima peluru yang keluar dari pistolnya.
Suatu hari, Hendry ditemui oleh seorang abang sepupunya. Dan Hendry coba disadarkan dari semua perbuatan jahatnya selama ini oleh abang sepupunya tersebut.
Kekerasan tetap menyelimuti hati Hendry, namun suatu malam perasaannya gelisah dan tanpa ia tahu sebabnya. “Saya langsung kepikiran ‘Saya ini banyak musuh’, Walaupun saya mempunyai banyak pistol, saya mempunyai musuh. Dan saya kalau tidak membunuh orang, orang yang akan bunuh saya”
Di tengah ketidaktenangan hatinya, ia mulai menangis. Tubuhnya gemetar ketika melihat pistolnya sendiri. Pro dan kontra mulai bertarung dalam hidupnya.
Saat itu, Hendry sama sekali belum memiliki tekad yang bulat untuk bertobat, bahkan ia merencanakan hal itu hanya untuk menyenangkan hati abangnyaa. “Saya beresin, beresin, beresin, pistol ini saya taruh di sweater saya kemudian saya taruh bawah sekali karena kalau diperiksa paling ambil atasnya doang”
“Tiba-tiba abang saya masuk ke kamar saya. Ia mau melihat pakaian-paakaian yang saya bawa keluar. Ketika diperiksa satu-satu, pistol saya ternyata jatuh. Ia pun mengambil pistol tersebut dan mulai mengarahkan kepada saya. Ia bilang, ’ini saatnya saya bunuh kamu’’. Muka saya menjadi pusat pasi melihat kelakuan abang saya. Namun, ternyata itu hanyalah gertakan. Ia hanya meminta saya mengikuti sebuah kegiatan Kaniku”
Peristiwa tersebut merupakan titik awal dari perubahan hidup Hendry. Dari seorang preman yang brutal dan beringas, juga sangat susah untuk diatur, Hendry harus mengalami proses pembentukkan selama lebih satu tahun dan selama menjalani proses tersebut Tuhan pun memulihkan segala luka batinnya selama ia kecil sehingga perlahan Hendry pun diubah menjadi pribadi yang baru.
“Saya percaya bahwa Tuhan itu luar biasa. Tuhan itu bela orang yang dianggap sampah ketika kita percaya sama Tuhan, Dia mengangkat kita. Itu yang saya percaya bahwa Tuhan itu luar biasa dalam hidup saya dan Tuhan tidak pernah melihat latar belakang kita, latar belakang saya, kekurangan saya, apa yang saya lakukan dulu-dulu, tapi Tuhan benar-benar angkat saya menjadi anak-Nya dan saya berharga di hadapan Tuhan,” ujar Hendry menutup kesaksiannya.
Kisah ini ditayangkan 14 Juni 2010 dalam acara Solusi Life di O’Channel
Sumber Kesaksian:
Hendry Kili-Kili

Kamis, 15 Juli 2010

Kursi Hukuman Ala Keluarga Beckham

Kursi Hukuman Ala Keluarga Beckham
detail_img

THURSDAY, 15 JULY 2010

Keluarga David Beckham, seorang pesepakbola memiliki kiat khusus untuk mengatasi anak-anak mereka yang nakal. Ketiga putra mereka ini bernama Brooklyn (11), Romeo (7), dan Cruz (5) diberikan kursi khusus bila nakal.
Ide kreatif ini datangnya dari ibu mereka, Victoria Posh untuk mengatasi tingkah laku ketiga putra mereka. Hukuman dengan kursi merupakan hal paling efektif untuk mengatasi kegaduhan di rumah mereka.
“Kami memiliki kursi hukuman di rumah. Jika mereka melakukan kenakalan, mereka harus duduk di situ dan merenungkan apa yang telah mereka perbuat,” kata Victoria kepada thefemale.co.uk. “Namun saya tidak pernah menjatuhkan hukuman fisik buat mereka.”
Hukuman ini berdampak sangat baik buat anak-anak. Selain tidak adanya luka batin akibat hukuman fisik, secara tidak langsung hukuman ini mengajar mereka untuk lebih memperhatikan dan memperbaiki kesalahan yang mereka perbuat.
“Mereka itu anak-anak yang pintar dan memiliki prilaku yang baik,” ungkap mantan anggota Spice Girls ini. Bersama David Beckham, Victoria sangat ketat dalam mengawasi jadwal belajar dan tidur ketiga anak mereka.

Kursi Hukuman Ala Keluarga Beckha

THURSDAY, 15 JULY 2010

Total View : 613 times

Keluarga David Beckham, seorang pesepakbola memiliki kiat khusus untuk mengatasi anak-anak mereka yang nakal. Ketiga putra mereka ini bernama Brooklyn (11), Romeo (7), dan Cruz (5) diberikan kursi khusus bila nakal.
Ide kreatif ini datangnya dari ibu mereka, Victoria Posh untuk mengatasi tingkah laku ketiga putra mereka. Hukuman dengan kursi merupakan hal paling efektif untuk mengatasi kegaduhan di rumah mereka.
“Kami memiliki kursi hukuman di rumah. Jika mereka melakukan kenakalan, mereka harus duduk di situ dan merenungkan apa yang telah mereka perbuat,” kata Victoria kepada thefemale.co.uk. “Namun saya tidak pernah menjatuhkan hukuman fisik buat mereka.”
Hukuman ini berdampak sangat baik buat anak-anak. Selain tidak adanya luka batin akibat hukuman fisik, secara tidak langsung hukuman ini mengajar mereka untuk lebih memperhatikan dan memperbaiki kesalahan yang mereka perbuat.
“Mereka itu anak-anak yang pintar dan memiliki prilaku yang baik,” ungkap mantan anggota Spice Girls ini. Bersama David Beckham, Victoria sangat ketat dalam mengawasi jadwal belajar dan tidur ketiga anak mereka.

Selasa, 13 Juli 2010

Suami Istri Hancurkan Keluarga Dengan Judi

TUESDAY, 13 JULY 2010

Total View : 979 times

Bahtera rumah tangga yang dibangun oleh Freddy dan Eva  sudah hampir kandas diterpa oleh badai permasalahan karena keterikatan mereka dengan judi.
"Selalu saya tidak bisa memukul istri saya, saya selalu menyakiti diri saya sendiri. Jari tangan saya potong, tiga jari terputus" ,ungkap Freddy ho.
"Istri saya dari pagi hingga jam 10 malam main judi. Kalo dia pulang, gantian saya yang keluar dari jam 12 malam sampai pagi. Jadi tiap hari begitu saja. Dia pulang, saya pergi." ,tambahnya.
"Saya ga mau di rumah, saya suka diluar rumah. Kesenangan saya adalah pegang kartu, jadi kalau sudah waktunya, tangan saya gemetar dan jantung saya akan tidak enak kayaknya saya harus pergi untuk main judi", ungkap Eva
Karena judi mereka tidak pernah bertemu anak. Kehidupan mereka seperti bukan suami istri seperti hidup dalam neraka. Judi benar-benar sudah merusak keluarga mereka bahkan sampai mereka mau cerai. Mereka sering bertengkar dan masing-masing saling menyalahkan.
"Hampir setiap hari saya bentur-benturkan kepala saya ke tembok, kalo ga  ke lantai, penginnya mati terus. Saya tidak mau seperti papa saya. Saya berpikir kalo saya memukul istri saya seperti memukul mama saya." kenang Freddy.
"Kedua orang tua saya tiap hari rebut, secara otomatis mama saya pasti mengambil pisau dan papa mengambil martil. Pada saat mereka ribut saya berdiri ditengah-tengah mereka dan melihat darah datang ke badan saya semua. Di situ saya mengalami goncangan hidup saya dan ingin membunuh papa saya", Freddy mengungkapkan masa lalunya.
Karena masa lalunya itu, Freddy bertumbuh dengan merasa diri tidak berguna dan ingin mati. Bahkan setelah menikah dengan Eva, dia pernah melakukan hal yang nekat, yang sangat berbahaya untuk kehidupannya. Karena tidak ingin menyakiti istrinya, Freddy selalu melukai diri sendiri bahkan sampai memotong jari-jarinya di depan istrinya. Tetapi sebagai istri, Eva sama sekali tidak merasa kasihan bahkan berpikir bahwa suaminya adalah orang yang bodoh karena melakukan hal itu, dia tidak lagi menghormati suaminya.
Ternyata Eva juga memiliki masa lalu yang buruk dengan keluarganya. "Masa kecil saya adalah masa yang tidak bahagia, karena saya adalah anak yang tertolak. Tidak mengenal ayah saya", kenang Eva.
Ketika umur 8 tahun, mamanya menikah lagi, papa tirinya tidak baik terhadapnya. Sehingga dia mulai membenci orang pria, setiap berpacaran dia mempermainkan pria. Setiap kali akan sampai jenjang pernikahan selalu dia putuskan. Dia menyimpan dendam kepada ayah kandung yang tidak pernah dilihatnya maupun ayah tirinya.
Dua insan yang sama-sama tidak merasakan kasih sayang ayah dipersatukan dalam pernikahan dan harus melalui hari-hari seperti dalam neraka.
Tahun 1998, judi SDSB dilarang oleh pemerintah  sehingga Freddy kehilangn sumber pencahariannya sedangkan istrinya terlilit hutang akibat keterikatannya kepada judi. "Saya putus asa, pekerjaan tidak ada. Terkadang urat nadi saya terasa mau potong tetapi melihat anak saya tidak jadi." ungkap Freddy.
Dalam keadaan terjepit dan berharap akan mendapatkan suasana baru, mereka pun memutuskan untuk kembali ke kampung halaman Freddy di Makasar. Setelah satu tahun tinggal di Makasar, mereka memutuskan untuk kembali ke Jakarta dan mengharapkan kehidupan yang lebih baik.
Namun sesampainya di Jakarta, justru dia mengalami kejadian aneh. "Tiba-tiba saya bisa melihat setan setiap hari, mereka menakut-nakuti saya setiap hari"kata Freddy
Akhirnya evapun merasakan hal yag sama selama empat bulan. Hingga suatu malam saat ketika mereka menonton bola tiba tiba badan Freddy tergoncang dan sulit untuk dihentikan. Freddy seperti mendengar suara  bahwa ada yang akan mencabut nyawanya. Badannya gemetar tidak henti-hentinya. Dia merasa akan mati dan dihinggapi ketakutan yang amat sangat. Pada  saat itu dia hanya teringat satu nama yaitu Yesus. Dia mulai berteriak-teriak kencang memangil Tuhan Yesus
" Saat saya memanggil nama Yesus seperti ada satu damai, seperti ada suatu kekuatan buat saya." ungkapnya.
Sejak saat itu Freddy mulai giat mencari pribadi yang mendamaikan dirinya  dari rasa takut. Setiap hari dia berdoa kepada Tuhan supaya Tuhan mengambil kemarahannya. Membaca alkitab tiap hari dan datang ke ibadah.
" Tuhan begitu baik, setelah itu kemarahan saya di ambil semua", katanya
Perubahan yang terjadi kepada Ferddy ternyata memberi dampak kepada sang istri.
"Tuhan, engkau baik ,engkau adalah perlindungan keluarga kami, kekuatan kami. Keluarga kami yang hancur, penuh dosa dan selama 45 tahun saya hidup dalam dosa. Tetapi engkau maha pengampun dan engkau masih mau mengasihi saya dan membimbing saya dalam jalan kebenaran." Ungkap Eva.
Secara  otomatis judi, kemarahannnya pun hilang dengan sendirinya. Biduk rumah tangga Freddy dan Eva yang hampir karam akhirnya terselamatkan. Hubungan mereka kembali dipulihkan, dia kembali mengasihi istrinya. Setelah mereka bertobat mereka hubungan mereka mulai dipulihkan, mereka mulai saling menghargai satu sama lainnya.
"Saya juga sudah bisa melepaskan pengampunan untuk papa saya dan mama saya" " Meskipun saya sudah mengampuni meraka,  ada satu kerinduan saya yaitu bertemu dengan papa saya, saya ingin tahu keberadaannya", menutup kesaksian mereka. (Kisah ini ditayangkan 13 Juli 2010 dalam acara Solusi Life di O'Channel).
Sumber Kesaksian:
Freddy Ho dan Eva

Suami Istri Hancurkan Keluarga Dengan Judi

TUESDAY, 13 JULY 2010

Total View : 977 times

Bahtera rumah tangga yang dibangun oleh Freddy dan Eva  sudah hampir kandas diterpa oleh badai permasalahan karena keterikatan mereka dengan judi.
"Selalu saya tidak bisa memukul istri saya, saya selalu menyakiti diri saya sendiri. Jari tangan saya potong, tiga jari terputus" ,ungkap Freddy ho.
"Istri saya dari pagi hingga jam 10 malam main judi. Kalo dia pulang, gantian saya yang keluar dari jam 12 malam sampai pagi. Jadi tiap hari begitu saja. Dia pulang, saya pergi." ,tambahnya.
"Saya ga mau di rumah, saya suka diluar rumah. Kesenangan saya adalah pegang kartu, jadi kalau sudah waktunya, tangan saya gemetar dan jantung saya akan tidak enak kayaknya saya harus pergi untuk main judi", ungkap Eva
Karena judi mereka tidak pernah bertemu anak. Kehidupan mereka seperti bukan suami istri seperti hidup dalam neraka. Judi benar-benar sudah merusak keluarga mereka bahkan sampai mereka mau cerai. Mereka sering bertengkar dan masing-masing saling menyalahkan.
"Hampir setiap hari saya bentur-benturkan kepala saya ke tembok, kalo ga  ke lantai, penginnya mati terus. Saya tidak mau seperti papa saya. Saya berpikir kalo saya memukul istri saya seperti memukul mama saya." kenang Freddy.
"Kedua orang tua saya tiap hari rebut, secara otomatis mama saya pasti mengambil pisau dan papa mengambil martil. Pada saat mereka ribut saya berdiri ditengah-tengah mereka dan melihat darah datang ke badan saya semua. Di situ saya mengalami goncangan hidup saya dan ingin membunuh papa saya", Freddy mengungkapkan masa lalunya.
Karena masa lalunya itu, Freddy bertumbuh dengan merasa diri tidak berguna dan ingin mati. Bahkan setelah menikah dengan Eva, dia pernah melakukan hal yang nekat, yang sangat berbahaya untuk kehidupannya. Karena tidak ingin menyakiti istrinya, Freddy selalu melukai diri sendiri bahkan sampai memotong jari-jarinya di depan istrinya. Tetapi sebagai istri, Eva sama sekali tidak merasa kasihan bahkan berpikir bahwa suaminya adalah orang yang bodoh karena melakukan hal itu, dia tidak lagi menghormati suaminya.
Ternyata Eva juga memiliki masa lalu yang buruk dengan keluarganya. "Masa kecil saya adalah masa yang tidak bahagia, karena saya adalah anak yang tertolak. Tidak mengenal ayah saya", kenang Eva.
Ketika umur 8 tahun, mamanya menikah lagi, papa tirinya tidak baik terhadapnya. Sehingga dia mulai membenci orang pria, setiap berpacaran dia mempermainkan pria. Setiap kali akan sampai jenjang pernikahan selalu dia putuskan. Dia menyimpan dendam kepada ayah kandung yang tidak pernah dilihatnya maupun ayah tirinya.
Dua insan yang sama-sama tidak merasakan kasih sayang ayah dipersatukan dalam pernikahan dan harus melalui hari-hari seperti dalam neraka.
Tahun 1998, judi SDSB dilarang oleh pemerintah  sehingga Freddy kehilangn sumber pencahariannya sedangkan istrinya terlilit hutang akibat keterikatannya kepada judi. "Saya putus asa, pekerjaan tidak ada. Terkadang urat nadi saya terasa mau potong tetapi melihat anak saya tidak jadi." ungkap Freddy.
Dalam keadaan terjepit dan berharap akan mendapatkan suasana baru, mereka pun memutuskan untuk kembali ke kampung halaman Freddy di Makasar. Setelah satu tahun tinggal di Makasar, mereka memutuskan untuk kembali ke Jakarta dan mengharapkan kehidupan yang lebih baik.
Namun sesampainya di Jakarta, justru dia mengalami kejadian aneh. "Tiba-tiba saya bisa melihat setan setiap hari, mereka menakut-nakuti saya setiap hari"kata Freddy
Akhirnya evapun merasakan hal yag sama selama empat bulan. Hingga suatu malam saat ketika mereka menonton bola tiba tiba badan Freddy tergoncang dan sulit untuk dihentikan. Freddy seperti mendengar suara  bahwa ada yang akan mencabut nyawanya. Badannya gemetar tidak henti-hentinya. Dia merasa akan mati dan dihinggapi ketakutan yang amat sangat. Pada  saat itu dia hanya teringat satu nama yaitu Yesus. Dia mulai berteriak-teriak kencang memangil Tuhan Yesus
" Saat saya memanggil nama Yesus seperti ada satu damai, seperti ada suatu kekuatan buat saya." ungkapnya.
Sejak saat itu Freddy mulai giat mencari pribadi yang mendamaikan dirinya  dari rasa takut. Setiap hari dia berdoa kepada Tuhan supaya Tuhan mengambil kemarahannya. Membaca alkitab tiap hari dan datang ke ibadah.
" Tuhan begitu baik, setelah itu kemarahan saya di ambil semua", katanya
Perubahan yang terjadi kepada Ferddy ternyata memberi dampak kepada sang istri.
"Tuhan, engkau baik ,engkau adalah perlindungan keluarga kami, kekuatan kami. Keluarga kami yang hancur, penuh dosa dan selama 45 tahun saya hidup dalam dosa. Tetapi engkau maha pengampun dan engkau masih mau mengasihi saya dan membimbing saya dalam jalan kebenaran." Ungkap Eva.
Secara  otomatis judi, kemarahannnya pun hilang dengan sendirinya. Biduk rumah tangga Freddy dan Eva yang hampir karam akhirnya terselamatkan. Hubungan mereka kembali dipulihkan, dia kembali mengasihi istrinya. Setelah mereka bertobat mereka hubungan mereka mulai dipulihkan, mereka mulai saling menghargai satu sama lainnya.
"Saya juga sudah bisa melepaskan pengampunan untuk papa saya dan mama saya" " Meskipun saya sudah mengampuni meraka,  ada satu kerinduan saya yaitu bertemu dengan papa saya, saya ingin tahu keberadaannya", menutup kesaksian mereka. (Kisah ini ditayangkan 13 Juli 2010 dalam acara Solusi Life di O'Channel).
Sumber Kesaksian:
Freddy Ho dan Eva