Gempa dan tsunami yang menerjang Jepang dan mengakibatkan situasi dan kondisi menjadi serba sulit ternyata tidak meredupkan iman beberapa pribadi yang percaya terhadap tanda keselamatan dari Tuhan yang harus mereka terima, bahkan ditengah situasi yang sulit seperti ini iman mereka sedang diuji.
Hal ini yang dilakukan oleh beberapa jemaat kecil Kristen Jepang yang melaksanakan baptisan selam. Ketika Shinichi Saito keluar dari air, setiap orang bertepuk tangan. Kegembiraan sekaligus enyum dan tawa berlimpah dan untuk beberapa saat air mata sukacita itupun tumpah. Saito segera mengulurkan tangan untuk menyalami misionaris pembaptis Mark Busby dengan senyum memancar.
Dirilis Baptist Press Selasa (22/3), Saito dan istrinya Yoshiko seakan tidak percaya bahwa mereka akhirnya dapat dibaptis air. Baptisan mereka semula dijadwalkan pada 12 Maret, namun pada 11 Maret gempa bumi dan tsunami mengguncang bumi sakura sehingga baptisan itu urung terjadi. Mereka pun berinisiatif akan tetap melaksanakan pembaptisan secepatnya pasca bencana terjadi.
Namun krisis nuklir memaksa kepemimpinan Dewan Misi Internasional untuk mengusulkan relokasi misionaris ke bagian selatan Jepang. Keluarga Saitos pun berkeras agar baptisan air dapat segera dilaksanakan. Karena bagi mereka, keselamatan bukanlah hal yang bisa ditunda-tunda. “Saya berpikir bahwa mungkin kami tidak bisa berada di sini lagi nanti. Kami sempat berkecil hati namun tetap berdoa, dan meminta misionaris untuk segera melakukan pembatisan,” Ujar Saito.
Saito adalah seorang cacat fisik, anggota dewan kota yang bekerja di kantor relawan. Sejak gempa terjadi pekerjaan Saito telah bergeser ke upaya pengorganisasian relawan. Saito mengatakan dia percaya waktu dari segala sesuatu, termasuk baptisan-Nya, dan dirinya memerlukan Tuhan mempersiapkan dia untuk tugas mendatang di bencana Jepang.
Source : Jawaban.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Thank you have visited