TEMPO.COM Kupang - Sedikitnya 13 bayi usia di bawah 5 tahun (balita) di Betun,
Kabupaten Malaka, Nusa Tenggara Timur (NTT), mengalami gizi buruk
sehingga harus menjalani perawatan di panti gizi di daerah itu. Bahkan
tiga pasien di antaranya menderita marasmus.
Desantus
Seran, bayi 7 bulan, misalnya, hanya memiliki berat 3 kilogram dan
harus terbaring lemas di Panti Rawat Gizi Kota Betun karena kondisinya
yang sangat lemas dan kurus. Desantus menderita gizi buruk karena
kurangnya asupan gizi dari orang tua.
Hal
serupa dialami Juan, 1 tahun, yang hanya memiliki berat badan 5
kilogram. Setiap harinya,
bocah ini hanya mengkonsumsi bubur, itu pun tidak setiap hari.
Sedangkan susu nyaris tak dinikmatinya lantaran orang tuanya yang
miskin.
Vincent
Seran, orang tua Juan, mengatakan dirinya hanya bekerja sebagai buruh
kasar, sehingga penghasilannya pas-pasan. "Kalau ada beras, kami akan
berikan anak kami bubur," katanya. Untuk konsumsi setiap harinya, mereka
hanya memakan jagung bulat yang dimasak. Tak ada makanan tambahan lain.
"Setelah pulang menjadi TKI, saya hanya bekerja di kebun," kata Risti,
ibu Juan.
Kepala
Panti Rawat Gizi Kota Betun Maria Imakulata mengatakan saat ini
pihaknya masih merawat 13 balita yang mengalai gizi buruk dan marasmus.
"Ini merupakan grafik tertinggi kami merawat anak yang menderita gizi
buruk," katanya.
Sejak
Januari 2014, menurut dia, panti ini telah merawat 48 balita yang kurang gizi, gizi buruk, dan busung lapar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Thank you have visited