PENDAHULUAN
Dalam makalah ini Penulis mencoba membahas bagaimana latar belakang
Pertobatan Rasul Paulus yanga ada didalam kitab Kisah Para Rasul ,dan
Tujuan Penulis Membahas ini supaya kita hal ini Banyak orang memahami
istilah “pertobatan” berarti “berbalik dari dosa.” Ini bukanlah definisi
Alkitab mengenai pertobatan. Dalam Alkitab, kata “bertobat” berarti
“berubah pikiran.” Alkitab juga memberitahu kita bahwa pertobatan yang
sejati akan menghasilkan perubahan tindakan (Lukas 3:8-14, Kisah Rasul
3:19). Kisah 26:20 menyatakan, “Tetapi mula-mula aku memberitakan bahwa
mereka harus bertobat dan berbalik kepada Allah serta melakukan
pekerjaan-pekerjaan yang sesuai dengan pertobatan itu.” Definisi
pertobatan yang sepenuhnya secara Alkitabiah adalah perubahan pikiran
yang menghasilkan perubahan tingkah laku.
BAB II
KEHIDUPAN RASUL PAULUS
- LATAR BELAKANG DAN PERTOBATAN RASUL PAULUS
- a. SIAPA PAULUS ITU?
- b. Penduduk asli tarsus
Walaupun Paulus pertama-tama dan terutama adalah seorang Yahudi, ia juga bangga terhadap Tarsus, yang merupakan kota pendidikan tinggi serta juga pusat pemerintahan dan perdagangan. Tetapi ia tidak merasa senang dengan kebudayaan di kota itu yang bersifat Yunani dan kafir. Orangtua Paulus merupakan orang-orang Yahudi dan sekaligus menjadi warga negara Roma. Walaupun mereka berusaha melindungi Paulus dari pengaruh kafir sewaktu remaja, tetapi keadaan kota Tarsus membuat setiap anak yang cerdas terpengaruh oleh bahasa dan ide-ide kebudayaan Yunani yang kafir. Pengaruh itu tampak dalam tiga rujukan sastra Yunani oleh Paulus, yakni kepada penyair-penyair Epimenides (Kisah Para Rasul 17:28), Aratus (Titus 1:12) dan Menander (1Korintus 15:33).
Sewaktu masih sangat muda, orangtua Paulus memutuskan ia harus menjadi seorang rabi (guru hukum Taurat). Sebagai seorang anak kecil di Tarsus, ia belajar tentang tradisi-tradisi umat Yahudi melalui pendidikan yang teratur di sinagoge setempat. Alkitabnya yang pertama kemungkinan besar adalah Septuaginta, terjemahan Perjanjian Lama ke dalam bahasa Yunani.
Sewaktu tinggal di Tarsus, Paulus juga belajar membuat tenda, sebab setiap murid hukum Taurat dianjurkan mempelajari suatu ketrampilan di samping menuntut ilmu. Hal ini sangat bermanfaat bagi Paulus pada kemudian hari, sebab dengan demikian dia sanggup memperoleh nafkah sendiri sewaktu melakukan pekerjaan misionernya.
Di kota Tarsus Paulus mendapat kesempatan belajar tentang cara hidup bangsa yang bukan Yahudi. Oleh karena itu, ketika waktunya tiba, dia dapat memperkenalkan Injil Kristus kepada bangsa-bangsa lain dengan cara yang sangat baik.Dalam sejarah Perjanjian Baru sesudah kebangkitan Yesus, perhatian beralih dari Petrus dan para murid Yesus lainnya kepada seorang tokoh penting lain dalam kehidupan jemaat mula-mula – yakni Paulus, sang Farisi. Paulus bukan satu-satunya orang Farisi yang menjadi Kristen (Kisah Para Rasul 15:5), tetapi ia memang yang paling terkenal. Berbeda dengan banyak orang Kristen Yahudi lainnya, Paulus tidak lahir di Palestina. Sama seperti banyak orang yang bertobat pada hari Pentakosta, ia seorang Yahudi Helenis. Ia berasal dari kota Tarsus di provinsi Silisia, dan dia juga seorang warga negara Roma (Kisah Para Rasul 22:3,27).
- c. Masa muda Paulus
- Pekerjaan Rasul Paulus sebelum Dia bertobat
- Penganiayaan Orang Kristen
- Proses pertobatan Paulus
Paulus telah membuat namanya ditakuti di antara semua orang Kristen di Yerusalem. Dia telah berhasil memisahkan atau membungkam banyak orang Kristen di kota suci itu. Kemudian, ia mendapat laporan tentang adanya kelompok besar orang Kristen di kota Damsyik. Kota Damsyik, kira-kira 240 km jauhnya dari Yerusalem. Dia memutuskan untuk pergi ke sana untuk melanjutkan penganiayaannya kepada orang- orang percaya ini. Dia telah diberi kekuasaan penuh dan membawa surat izin untuk memasuki kota dan menangkap semua orang Kristen di kota itu dan membawa mereka kembali dalam keadaan terbelenggu ke Yerusalem. Paulus dan kawan-kawan memulai perjalanan yang panjang menuju Damsyik. Perjalanan ini membutuhkan waktu enam sampai tujuh hari dan selama perjalanan panjang ini anak muda yang pandai dan penuh semangat ini mempunyai banyak waktu untuk berpikir. Mungkin ia mulai meragukan tindakannya. Dia tidak habis berpikir dan tidak mengerti bagaimana Stefanus bisa mati dengan begitu tenangnya. Dia tidak dapat melupakan doa Stefanus ketika Stefanus “menutup mata” dengan damai. Paulus merasa bahwa dia harus melakukan hal yang ia pandang benar, tetapi dia terganggu oleh pertanyaan-pertanyaan yang tidak dapat dijawabnya. Oleh karena itu, ia pun pergi ke Damsyik.
Paulus menerima Injilnya dari Kristus sendiri, katanya, yakni dalam pewahyuan pada perjalanan ke Damsyik (lihat juga 1Korintus 15:8). Dari pewartaan para murid ia sudah tahu bahwa Yesus diimani sebagai Kristus. Justru itulah sebabnya bahwa ia menganiaya orang Kristen, yang dari sudut Yahudi mesti dilihat sebagai orang murtad. Tetapi pada perjalanan ke Damsyik ia mulai sadar bahwa orang Kristen benar, Yesus sungguh Almasih, Putra Allah. Bagi Paulus ini suatu pengalaman batin. Tetapi pengalaman iman ini, yang bersumber pada wahyu Allah sendiri, membuat Paulus menegaskan bahwa ia tidak menerima Injilnya dari manusia
BAB III
AMPLIKASI PERTOBATAN PAULUS DALAM KEHIDUPAN KEKRISTENAN PADA MASA KINI
- Menurut Para Tokoh Gereja
- Fr. George T Montague SM,
Di awal perjalanan imannya sebagai seorang Kristiani, setelah ia dibaptis di Damsyik,Paulus menarik diri ke daratan Arab (lih. Gal 1:16-). Walaupun alasannya menyepi tidak disebutkan dengan jelas dalam Kitab Suci, namun dapat dimengerti, jika Rasul Paulus membutuhkan waktu untuk menyesuaikan diri, saat segala nilai-nilai yang sebelumnya dipegang dengan kuat-kuat kini dibalikkan dan diarahkan kepada Kristus (Flp 3:7-12). Sejak masa pertobatannya, Rasul Paulus memiliki pengalaman rohani dengan Kristus yang sungguh mengubahnya menjadi manusia yang baru, yang hidup secara baru (Gal 2:20, Flp 1:21; 3:7-11). Dengan pengalamannya bertemu dengan Kristus di perjalanan ke Damsyik (34 AD) dan pengalaman rohaninya dengan Kristus, Paulus dengan tegas menyatakan bahwa Injil yang diberitakannya itu tidak berasal dari manusia namun berasal dari wahyu Yesus Kristus (lih. Gal 1:11-12). Walaupun kelak dalam perjalanan selanjutnya, pertemuan Paulus dengan para saksi mata kehidupan Kristus tentu meneguhkan kebenaran wahyu yang diterimanya dari Kristus tersebut.
- Fr. Fernand Prat SJ
Seseorang yang sedemikianlah yang kemudian dipanggil oleh Tuhan Yesus untuk menjadi Rasul-Nya, dan sungguh rahmat Tuhan-lah yang mengubahnya menjadi seorang Rasul yang luar biasa, yang kita kenal dengan nama Rasul Paulus. Kasih Tuhan Yesus mengubah seluruh hidup Rasul Paulus, dan karena pengalaman dikasihi oleh Tuhan ini, Rasul Paulus dapat mengatakan ungkapan yang indah ini, yang juga dapat menjadi ungkapan hati kita semua yang mengimani Kristus: “namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku. Dan hidupku yang kuhidupi sekarang di dalam daging, adalah hidup oleh iman dalam Anak Allah yang telah mengasihi aku dan menyerahkan diri-Nya untuk aku.” (Gal 2:20)
- Pentingnya Pertobatan Dalam Kehidupan Orang Percaya
pertemuan Saulus dengan Yesus dalam perjalanannya ke Damsyik adalah awal dari perubahan besar dalam hidupnya, yaitu pembaharuan hidup. Yesus yang selalu dihina oleh orang-orang Yahudi pada waktu itu telah menjadi Tuhan bagi Saulus yang kemudian diubah namanya menjadi Paulus. Perjumpaan yang memberinya tujuan hidup yang baru, bukan lagi sebagai penganiaya orang percaya, tetapi sebagai pejuang Kristus bagi berita Injil. Perjumpaan dengan Yesus secara pribadi telah mendasari pertobatan Paulus. Ananias pun dipakai Allah untuk mendoakan Paulus supaya dapat melihat kembali dan penuh dengan Roh Kudus.
Perjumpaan seperti inilah yang harusnya didambakan setiap orang percaya, hari demi hari, sepanjang hidupnya. Perjumpaan dengan Yesus haruslah menjadi dasar bagi sebuah pertobatan, bukan alasan yang lain. Pertobatan hanya karena tawaran posisi dalam pelayanan, harta, atau kepentingan pribadi semuanya hanya semu belaka. Namun, jika Yesus yang adalah Tuhan dijadikan dasar bagi pertobatan, maka segala sesuatu akan berujung pada kemuliaan Kristus.
Malam ini mari kita ingat kembali, sudah benarkah dasar pertobatan kita? Apakah kita mengikut Dia karena telah mengalami perjumpaan dengan Yesus secara pribadi? Apakah pertobatan kita benar-benar berdasarkan Yesus atau yang lain? Mari belajar untuk mengikut Dia dengan setia. Jadikan Yesus sebagai dasar pertobatan dan dasar dari segala sesuatu yang kita lakukan. Pahamilah kehendak- Tuhan dan hiduplah di dalamnya supaya melalui hidup kita, berita tentang kasih dan kebaikan-Nya sampai kepada bangsa-bangsa.
Ketahuilah ini, bahwa”manusia lama” dari orang yang telah bertobat telah disalibkan bersama Kristus, sehingga sejak sekarang mereka tidak lagi melayani dosa – karena ia telah mati dan telah dibebaskan dari dosa (band Roma 6:4-7). Selanjutnya orang-orang yang telah bertobat melayani Tuhan dalam roh yang baru (Roma 7:6). Tetapi dalam kasus adanya beberapa keraguan dalam pikiran Anda, Penulis akan memberikan beberapa point yang menunjukkan perlunya pertobatan.
a) Pertobatan adalah alasan utama Kristus datang kedalam dunia untuk memberikan, untuk membawa orang-orang berdosa yang jahat kepada Allah. Apakah Anda berpikir bahwa Kristus datang untuk melakukan seseuatu yang tidak perlu? Sama halnya penderitaan-Nya untuk membayar dosa-dosa kita, sehingga ajaran dan Roh-Nya perlu untuk pertobatan kita. Kita tidak dapat diselamatkan selain melalui pertobatan. Mungkinkah Allah mengutus Anak-Nya ke dalam dunia dengan tujuan memanggil pulang orang-orang berdosa, jika mereka dapat diselamatkan tanpa melalui pertobatan? Tuhan Yesus adalah ahli fisika yang agung tentang jiwa. Ia datang bukan untuk menyembuhkan penyakit ringan yang dapat disembuhkan tanpa Dia. Ia datang untuk menyembuhkan kutuk dosa yang merusak, yang mana tidak ada yang dapat menyembuhkannya selain Dia. Tidak pernah ada di dalam pikiran Kristus bahwa Ia atang untuk menderita demi menebus dosa-dosa kita, dan kemudian membiarkan kita terus hidup di dalam dosa tanpa adanya suatu perubahan. Ia tidak pernah berpikir untuk membawa manusia ke sorga bersama dengan dosa-dosa mereka, tetapi ia membinasakan dosa-dosa mereka, karena itu tidak layak untuk masuk ke dalam sorga. Ia tidak pernah bermaksud untuk membawa Anda bersama penyakit (dosa) Anda ke dalam Sorga, tetapi sebelumnya Ia menyembuhkan penyakit Anda, karena jika tidak itu akan merusak Anda. Bukankah penghujatan yang lebih besar dari menentang Kristus adalah mempertemankan Dia dengan dosa yang sangat Ia benci? Bukankah penghujatan yang lebih besar adalah dengan membayangkan bahwa Kristus berdiri bersama Setan dan memperkuat kerajaan Setan yang mana misi sejati-Nya adalah justru untuk membinasakannya? Selanjutnya, Kristus datang untuk mempertobatkan manusia, dan bukan untuk mengampuni siapapun tanpa pertobatan. “Sebab Anak Manusia datang untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang” (Lukas 19:10). “yang telah menyerahkan diri-Nya bagi kita,” bukan mengampuni dan menyelamatkan tanpa mempertobatkan kita, tetapi “untuk membebaskan kita dari segala kejahatan dan untuk menguduskan bagi diri-Nya suatu umat, kepunyaan-Nya sendiri, yang rajin berbuat baik” (Titus 2:14). Dari ayat-ayat ini Anda dapat melihat bahwa pertobatan adalah kebutuhan mutlak jika Anda berharap untuk diselamatkan.
b) Pertobatan adalah hal yang paling utama di seluruh Alkitab, mempertobatkan manusia dari dosa dan memimpin kepada Tuhan, dan membangun mereka yang telah bertobat. Dan apakah Anda berpikir bahwa Tuhan mungkin menjadikan pertobatan sebagai topik utama dalam Firman-Nya ini tidak penting atau diperlukan? Jika seseorang dapat diselamatkan tanpa pertobatan, mengapa Tuhan menginspirasikan kepada para nabi dan rasul untuk menyampaikan Firman-Nya dengan tujuan mempertobatkan manusia dan membangun mereka yang telah bertobat? Haruskah Tuhan melakukan semua hal yang ada di dalam Alkitab untuk sesuatu yang tidak perlu atau penting? Inilah tujuan utama Firman Allah: “Taurat TUHAN itu sempurna, mempertobatkan jiwa” – KJV (Mazmur 19:7). Dan lagi bukankah Alkitab menyerukan kepada orang-orang berdosa untuk bertobat dan berbalik kepada Kristus? Ada ratusan ayat di dalam Alkitab yang menunjukkan bahwa tujuan utama Kitab Suci adalah memimpin orang-orang berdosa datang kepada Kristus (band. Yehezkiel 33:11; Yesaya 31:6; 59:20-21; Yeremia 3:7; Amsal 1:23; Yoel 2:12-13; Yunus 3:8; Acts 3:19; dll).
c) Pertobatan adalah tugas panggilan para pelayan Injil, yaitu mempertobatkan manusia kepada Kristus. Mengapa Tuhan memanggil orang-orang untuk memberitakan pertobatan jika pertobatan itu tidak perlu atau tidak penting? Yohanes Pembaptis mulai mengkhotbahkan pertobatan. Kristus mengikuti jejaknya, yaitu mengkhotbahkan tentang pertobatan yang sama (Lukas 13:3-5). Rasul-rasul mengikuti-Nya, yaitu mengkhotbahkan berita pertobatan yang sama, yang mana tanpa pertobatan tidak ada keselamatan (Kis. 2:38; 8:22). Mereka menjelaskan kepada kita, “Allah memberitakan kepada manusia, bahwa di mana-mana semua mereka harus bertobat” (Kisah 17:30). Pekerjaan Paulus adalah untuk menunjukkan kepada manusia bahwa mereka “mereka harus bertobat dan berbalik kepada Allah serta melakukan pekerjaan-pekerjaan yang sesuai dengan pertobatan itu” (Kisah Rasul 26:20). Dan “untuk membuka mata mereka, supaya mereka berbalik dari kegelapan kepada terang dan dari kuasa Iblis kepada Allah, supaya mereka oleh iman mereka kepada-Ku memperoleh pengampunan dosa” (Kisah 26:18). Substansi dari khotbah Paulus adalah, “bertobat kepada Allah dan percaya kepada Tuhan kita, Yesus Kristus” (Kisah Rasul 20:21). Setiap pelayan Injil harus “dengan lemah lembut dapat menuntun orang yang suka melawan, sebab mungkin Tuhan memberikan kesempatan kepada mereka untuk bertobat dan memimpin mereka sehingga mereka mengenal kebenaran, dan dengan demikian mereka menjadi sadar kembali, karena terlepas dari jerat Iblis yang telah mengikat mereka pada kehendaknya” (II Timotius 2:25-26). Jadi, tugas utama seorang pengkhotbah adalah mempertobatkan manusia kepada Kristus.
d) Orang Kristen harus melakukan pekerjaan-pekerjaan yang sesuai dengan pertobatan. Akankah Allah mengatakan kepada kita tentang ini jika ada cara lain untuk memperoleh keselamatan? “Dan orang-orang bijaksana akan bercahaya seperti cahaya cakrawala, dan yang telah menuntun banyak orang kepada kebenaran seperti bintang-bintang, tetap untuk selama-lamanya” (Daniel 12:3). Yakobus berkata, “Jika ada di antara kamu yang menyimpang dari kebenaran dan ada seorang yang membuat dia berbalik, ketahuilah, bahwa barangsiapa membuat orang berdosa berbalik dari jalannya yang sesat, ia akan menyelamatkan jiwa orang itu dari maut dan menutupi banyak dosa.” (Yakobus 5:19-20)
Perhatikanlah semua ini, dan putuskan apapun itu Allah tidak akan mengutus jemaat-Nya untuk memberitakan berita pertobatan kepada orang berdosa, jika memang ada cara lain untuk menyelamatkan mereka. Mungkinkah Kristus sendiri datang untuk mempertobatkan manusia jika mereka tidak memerlukan itu? Mungkinkan Firman Tuhan, Alkitab, telah memberikan alasan ini yaitu mempertobatkan manusia? Mungkinkah para nabi dan para rasul serta para pemberita Injil diutus untuk menyampaikan berita pertobatan? Mungkinkah ini menjadi tugas setiap orang Kristen untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan sesuai dengan pertobatan, jika ada cara lainnya untuk diselamatkan tanpa pertobatan?.
BAB IV
KESIMPULAN
Penulis Beranggapan bahwa Kita dipanggil untuk melibatkan diri dalam
proses pertobatan secara terus-menerus, sepanjang hidup kita. Ingatlah
apa yang berulang kali dipesankan oleh Lukas, yaitu bahwa pertama-tama
pertobatan adalah suatu tanggapan terhadap kegiatan ilahi dalam diri
kita masing-masing. Pertobatan adalah suatu pengakuan akan kedosaan
kita, juga suatu pengakuan akan kebutuhan mendalam dari kita akan Allah.
Akhirnya pertobatan berarti bahwa kita menaruh kepercayaan pada Allah
sepenuhnya dan pergi ke mana saja Dia akan memimpin kita. Kita sungguh
bertobat apabila kita berdoa dengan segala ketulusan hati seperti Yesus
sendiri berdoa: “Jangan kehendakku, melainkan kehendak-Mulah yang
terjadi” (Luk 22:42).Dalam hal ini juga bahwa Rasul Paulus adalah pengajar yang sangat kerhasil sebagai murid Tuhan Yesus ia mengajarkan bagaimana cara melakukan pemuridan dan mendampingin setiap murid dan jemaat untuk bertumbuh, Rasul menggunakan metode dalam memberitakan kebenaran Tuhan, ia mengajarkan kepada murid untuk memberitakan Amanat Agung dari Tuhan Yesus untuk memberitakan Firman hingga keseluruh Dunia dan selalu bertekun dan bersabar dalam pelayanan karena Roh Kudus akan tetap menyertai kita dan memampukan kita, ketika kita belajar tentang pemuridan Rasul Paulus yang telah membawa banyak perubahan tentang pengenalan Kristus dari Jemaat mula-mula hingga para murid hingga sekarang, saat ini kita diwajibkan untuk memberitakan amanat agung, karena kita sebagai anak-anak Allah dan tidak berputus asa dalam pelayanan, Rasul Paulus mengajarkan kepada kita untuk selalu menjadi teladan bagi orang lain lewat tutur kata dan tingkah laku kita dan mengandalkan Tuhan dalam setiap kita melakukan pemuridan, Rasul Paulus juga belajar dari orang lain yaitu Barnabas dan murid Tuhan Yesus yang lain hal ini mengajarkan kepada kita untuk selalu belajar tidak hanya terbatas pada kemampuan tetapi selalu berdampingan dengan murid yang lain dan mau dipimpin oleh orang lain, sebelum kita memuridkan dan memimpin orang lain terlebih dahulu kita dapat memimpin dan mengendalikan diri kita dengan mau bertobat dan merendahkan diri dihadapan Tuhan sama ketika Rasul Paulus bertobat dan mendapat Tuntunan Tuhan.
By:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Thank you have visited