Sabtu, 18 November 2017

Bapa kumengasihi-Mu - KEGA WORSHIP

Bapa kumengasihi-Mu
Yesus kumencintai-Mu
Roh kudus penuhilah aku
Dengan kasih sayang-Mu

Bapa kumengasihi-Mu
Yesus kumencintai-Mu
Roh kudus penuhilah aku
Dengan kasih sayang-Mu

KU BERSYUKUR ATAS KASIH - KEGA WORSHIP

KU BERSYUKUR ATAS KASIH
YESUS YANG MENYELAMATKANKU

KARENA KAU DISALIBKAN
BAGI PENEBUSAN DOSAKU

DIA YANG MEMBANGKITTKAN
AKU YANG MATI

DAN MEMBEBASKANKU
TUHANKU

KUCINTA KAU SEGENAP HATI
SEKARANG AKU JADI MILIKMU

TERIMALAH PUJIANKU
KU MENCINTAIMU

Jumat, 10 November 2017

Mengenal 3 Sosok Tentara Jepang yang Membantu Indonesia Usir Belanda



















GARUT, KOMPAS.com - Taman Makam Pahlawan Garut yang ada 
di Kampung Tenjolaya Kelurahan Jayawaras Kecamatan Tarogong Kidul, 
bukan hanya menjadi tempat istirahat terakhir pejuang Indonesia. 
Ternyata Taman Makam Pahlawan Garut menjadi tempat peristirahatan terakhir 
bagi tiga tentara Jepang yang satu di antaranya berdarah Korea.
Ketiganya dimakamkan di tempat itu karena ikut berjuang bersama rakyat Indonesia menghalau tentara Belanda pada agresi militer Belanda kedua tahun 1948.
Ketiganya adalah Yang Chil Seong yang masih berdarah Korea yang dalam nama Jepang disebut Tanagawa, Aoki, serta Hasegawa.

Iman Sukirman, penjaga Taman Makam Pahlawan Tenjolaya mengungkapkan, Yang Chil Seong, merupakan seorang prajurit yang ahli dalam membuat bom. Sementara, Aoki dan Hasegawa merupakan ahli strategi perang.
Ketiganya, selain bergabung berjuang bersama rakyat Indonesia, juga menyatakan masuk Agama Islam dan mengganti nama mereka.
Tanagawa menjadi Komarudin, sementara Aoki menjadi Abu Bakar, dan Hasegawa menjadi Usman yang diambil dari nama sahabat Nabi Muhammad SAW.
Iman menceritakan, ketiga tentara Jepang tersebut, bergabung dengan pasukan yang diberi nama Pasukan Pangeran Papak yang bermarkas di Kecamatan Wanaraja.
Bahkan, Tanagawa sempat menikahi gadis Wanaraja. Bersama pasukan Pangeran Papak, ketiganya berhasil menghalau tentara Belanda masuk ke Garut saat agresi militer Belanda yang kedua.
"Sebelumnya dimakamkan di Pasir Pogor, sejak tahun 1982, ketiganya dipindahkan ke TMP Tenjolaya,"jelas Iman saat ditemui Kamis (9/11/2017) di Taman Makam Pahlawan Tenjolaya.

Menurut Iman, dari sejarah yang diketahuinya, tiga tentara tersebut, memegang peranan kunci dalam menghalau Belanda masuk ke Garut. Tanagawa, dengan keahliannya membuat bom, berhasil menghancurkan jembatan PTG yang saat ini dikenal dengan jembatan Kerkhof yang ada di jalan Perintis Kemerdekaan.
Strategi menghancurkan jembatan sendiri, merupakan strategi dari Aoki dan Hasegawa yang dilaksanakan oleh Tanagawa.
Iman mengungkapkan, ketiga tentara Jepang tersebut, meninggal di tangan prajurit Belanda setelah mereka tertangkap bersama dua prajurit Indonesia di kawasan Gunung Dora Kecamatan Sucinaraja yang berbatasan dengan Kabupaten Tasikmalaya. "Mereka bersembunyi di Gunung Dora, bisa tertangkap setelah ada orang yang membocorkan keberadaan mereka," jelasnya.
Setelah ditangkap, ketiganya lantas dieksekusi mati oleh tentara Belanda di lapangan Kerkhof yang saat ini jadi Sarana Olahraga (SOR) Merdeka, Kerkhof. Sementara, dua tentara lainnya yang dari Indonesia, dibawa ke Bandung oleh tentara Belanda.
"Komarudin, saat dieksekusi mati, usianya sekitar 30 tahun. Saat dieksekusi, mereka menggunakan baju kemeja putih dengan sarung merah, eksekusinya di hadapan masyarakat," katanya.
Saat ini, menurut Iman, hampir tiap tahun keluarga Komarudin dari Korea datang ke taman makam pahlawan Tenjolaya untuk berziarah.
Terakhir bulan Juli lalu, ada rombongan pelajar dari Korea yang berziarah. Selain itu, stasiun televisi Korea pun sempat melakukan liputan dan datang ke Taman Makam Pahlawan Tenjolaya.
Kisah Komarudin alias Tanagawa alias Yang Chil Seong pun, telah dibukukan seorang profesor dari Jepang. Peofesor tersebut melakukan riset sejak 2003 hingga 2012 setelah sebelumnya pada tahun 2003 perwakilan dari Korea dan Jepang berkunjung ke Taman Makam Pahlawan Tenjolaya.

Batu nisan di makam Komarudin pun, saat ini telah diganti menggunakan marmer oleh pemerintah Korea Selatan. 
Kepala Staf Kodim 0611 Garut, Mayor Infanteri Aat Supriatna membenarkan tiga makam berjajar di taman makam pahlawan Tenjolaya adalah tiga orang prajurit Jepang yang akhirnya membantu berjuang melawan Belanda hingga tewas.
"Jika sosok Yang Chil Seong saja bisa sangat mencintai Indonesia hingga berani berjuang, kenapa kita sebagai orang Indonesia tidak mencintai tanah kelahiran sendiri," katanya saat ditemui Kamis (9/11/2017) di Taman Makam Pahlawan Tenjolaya Garut.

KONTRIBUTOR GARUT, ARI MAULANA KARANG
Sumber:
Kompas.com - 10/11/2017, 06:57 WIB

Rabu, 18 Oktober 2017

Asal-usul nama Indonesia

JAKARTA, 18 Oktober 2017 - Ketika Sumpah Pemuda dicetuskan pada 28 Oktober 1928, nama Indonesia sebagai identitas pemersatu sebuah bangsa modern di Asia menjadi perekat lintas suku bangsa, agama, dan sekat-sekat primordial.

Asal-usul nama Indonesia mulai dikenal pada medio tahun 1800-an. Menurut sejarawan Universitas Oxford, Peter Carey, nama Indonesia muncul dan diperkenalkan James Richardson Logan (1819-1869) tahun 1850 dalam Journal of Indian Archipelago and Eastern Asia.
Logan adalah orang Skotlandia yang menjadi editor majalah Penang Gazette, wilayah Straits Settlement-kini Negara Bagian Penang, Malaysia-yang bermukim di sana kurun waktu 1842-1847.
"Nama yang diperkenalkan adalah Indonesia untuk menyebut Kepulauan Hindia yang waktu itu merupakan jajahan Belanda sehingga disebut Hindia-Belanda," kata Carey.

Bangsa Eropa mengenal dua wilayah Hindia, yakni Hindia-Barat, yaitu wilayah Kepulauan Karibia yang ditemukan Christopher Columbus yang semula diyakini sebagai wilayah Hindia (India)-pusat rempah-rempah yang dicari orang Eropa.

Sesudah ekspedisi Vasco da Gama dan Magellan, ditemukanlah Hindia Timur, yakni Kepulauan Nusantara, yang merupakan pusat rempah-rempah yang selama berabad-abad dicari orang Eropa.
Wilayah Nusantara tersebut merupakan persimpangan peradaban dan pengaruh budaya India dan Tiongkok sehingga ilmuwan Perancis, Dennis Lombard, menyebutnya sebagai carrefour de civilization atau silang budaya.

Sejarawan Yayasan Nation Building (Nabil), Didi Kwartanada, menambahkan, informasi tentang seorang priayi Inggris, Earl George Samuel Windsor (1813-1865), dalam karya ilmiah berjudul On The Leading Characteristics of the Papuan, Australian and Malay-Polynesian Nations (1850) mengusulkan sebutan khusus bagi warga Kepulauan Melayu atau Kepulauan Hindia (Hindia-Belanda) dengan dua nama yang diusulkan, yakni Indunesia atau Malayunesia.
Tokoh lain yang disebutkan Peter Carey dan Didi Kwartanada adalah ilmuwan Jerman, Adolf Bastian (1826-1905), Guru Besar Etnologi di Universitas Berlin, yang memopulerkan nama Indonesia di kalangan sarjana Belanda.


Bastian memopulerkan nama Indonesia dalam bukunya berjudul Indonesien; Oder Die Inseln Des Malayischen Archipel terbitan 1884 sebanyak lima jilid. Buku tersebut memuat hasil penelitiannya di Nusantara dalam kurun 1864-1880. Menurut Carey, Bastian membagi wilayah Nusantara dalam zona etnis dan antropologi.

sumber: Kompas.com - 29/10/2015, 18:00 WIB

Jumat, 11 Agustus 2017

Asal-usul Garuda

Garuda kita kenal sebagai lambang Negara Kesatuan Republik Indonesia. Tahukah kita semua kenapa burung Garuda dipilih sebagai lambang negara kita yang besar? Bagaimana asal-usul dan sosok sang Garuda dalam kepercayaan ataupun mitologi para nenek moyang dan pendiri bangsa kita?

Garuda dalam khasanah sejarah Nusantara muncul dalam berbagai mitologi yang diajarkan dalam agama Hindu. Garuda merupakan burung gagah perkasa yang diyakini sebagai tunggangan Dewa Wisnu. Pada masa pemerintahan Raja Airlangga di Kahuripan, untuk mengokohkan kedudukan politiknya, Airlangga dianggap sebagai titisan Dewa Wisnu. Kemudian digambarkanlah Airlangga sebagai titisan Wisnu yang sedang mengendarai Garuda. Garuda Wisnu Kencana, simbolisasi itulah yang dipergunakan sebagai simbol Kerajaan Kahuripan. Lalu bagaimana asal-usul Garuda dalam kisah mitologi agama Hindu?

Alkisah di negeri dongeng, tersebutlah seorang guru nan bijaksana bernama Resi Kasyapa.  Resi ini memiliki dua orang istri yang bernama Kadru dan Winata. Masing-masing dikaruniai anak-anak berupa Naga dan Garuda. Meskipun sang resi sangat bijaksana dan bersikap adil terhadap kedua istrinya, namun Kadru senantiasa merasa cemburu terhadap Winata. Maka dalam setiap kesempatan ia senantiasa ingin menyingkirkan Winata dari perhatian dan lingkaran keluarga. Segala tabiat dan niat jahat seringkali dijalankan untuk menjauhkan Winata dari suami mereka.

Pada suatu ketika, para dewa mengaduk samudra purba dengan air suci amertha sari, air suci yang membawa keabadian bagi siapapun makhluk yang meminumnya. Bersamaan dengan peristiwa itu muncullah kuda yang bernama Ucaihsrawa. Didorong oleh rasa kecemburuan yang telah menahun, Kadru menantang Winata untuk bertaruh mengenai warna kuda Ucaihsrawa. Barang siapa yang kalah dalam pertaruhan tersebut, maka ia harus menjadi budak seumur hidup yang harus taat dan patuh terhadap apapun kehendak dan perintah sang pemenang. Dalam taruhan, Kadru bertaruh Ucaihsrawa berwarna hitam. Sedangkan Winata memilih warna putih.

Para Naga tahu bahwa kuda Ucaihsrawa sebenarnyalah berwarna putih. Mereka kemudian melaporkan hal tersebut kepada Kadru, ibunda mereka. Atas pelaporan para Naga, putranya, Kadru secara licik memerintahkan para Naga untuk menyemburkan bisa mereka ke tubuh kuda putih agar nampak seperti kuda hitam. Pada saat Ucaihsrawa tiba di hadapan Kadru dan Winata, nampaklah kuda yang dipertaruhkan berwarna hitam, bukan putih sebagaimana aslinya. Singkat cerita, Winata harus menjadi budak dan melayani segala perintah Kadru seumur hidupnya yang tersisa.

Sebagai anak yang sangat berbakti kepada ibundanya, Garuda merasa sangat marah atas kelicikan para Naga yang telah membuat kebohongan besar atas diri Winata. Dengan kemarahan meluap, diseranglah para Naga. Terjadilah pertempuran yang sangat dahsyat di atas langit, antara Garuda dan para Naga. Dikarenakan kekuatan dan kesaktian diantara kedua kubu sama dan seimbang, maka perang itupun berlangsung sepanjang saat sebagai simbol keabadian pertempuran antara nilai kebaikan dan kebatilan.

Karena pertempuran berlangsung sekian lama panjangnya, para Naga bersedia memberikan pengampunan atas perbudakan terhadap Winata asalkan Garuda mampu memberikan tirta suci amertha sari yang dapat memberikan keabadian hidup mereka dan ibunya. Akhirnya sang Garuda menyanggupi apapun yang harus ia lakukan asalkan ia dapat membebaskan ibundanya.

Dalam pengembaraan pencarian tirta suci amertha sari, Garuda berjumpa dengan Dewa  Wisnu. Ketika dimintakan air suci tersebut, Wisnu mempersyaratkan akan memberikan air tersebut, asalkan  sang Garuda menyanggupi diri untuk menjadi tunggangan bagi Dewa Wisnu. Garuda selanjutnya mendapatkan tirta suci amertha sari yang ditempatkannya dalam wadah kamandalu bertali rumput ilalang.

Dengan air suci mertha sari, para Naga berniat mandi untuk segera mendapatkan keabadian hidup. Bersamaan dengan itu, Dewa Indra yang kebetulan melintas mengambil alih air suci. Dari wadah Kamandalu, tersisalah percikan air pada sisa tali ilalang. Tanpa berpikir panjang, percikan air pada ilalang tersebut dijilati oleh para Naga. Tali ilalang sangatlah tajam bagaikan sebuah mata pisau. Tatkala menjilati ilalang tersebut, terbelahlah lidah para Naga menjadi dua bagian. Inilah asal-usul kenapa seluruh keluarga besar Naga dan semua keturunannya memiliki lidah bercabang.

Kegigihan Garuda dalam membebaskan ibunda tercintanya dari belenggu perbudakan yang tidak mengenal rasa peri kemanusiaan inilah yang kemudian oleh para founding fathers kita diadopsi secara filosofis dan disimbolisasikan dalam lambang negara kita. Garuda bermakna sebagai simbol pembebasan ibu pertiwi dari belenggu perbudakan dan penjajahan. Dengan lambang Garuda yang gagah perkasa, para pendahulu berharap Indonesia akan menjadi bangsa besar yang bebas dalam menentukan nasib dan masa depannya sendiri.


Unsur kesejarahan Garuda Wisnu Kencana ini mengilhami akan dibangunnya patung raksasa Garuda Wisnu Kencana di ujung selatan Pulau Dewata. Dengan rencana ketinggian patung sekitar 120 meter, patung tersebut kelak akan menjadi patung landmark tertinggi di dunia. Garuda Wisnu Kencana merupakan ikon dan landmark Pulau Bali, bahkan sudah tentu landmark bagi Indonesia. Megaproyek yang sudah dimulai di akhir masa Orde Baru ini hingga kini masih tersendat pembangunannya. Dari keseluruhan tubuh Garuda Wisnu Kencana baru beberapa bagian yang selesai terakit, diantaranya kepala Wisnu, kepala Garuda dan bagian tangan Wisnu.

Sumber:by sang nanang

Nama INDONESIA

SEPARUH isi tulisan ini "menjiplak" milik Mohammad Hatta. Betul, Hatta yang proklamator Indonesia, alias Bung Hatta, juga setengah penggalan nama dwi-tunggal Soekarno-Hatta.
Jadi, jangan sampai nanti ada yang bilang bahwa tulisan ini plagiarisme ya. Sudah ada pengakuan di depan, kalaupun sejumlah kalimat tak lagi dirasa perlu diutak-atik dari milik Hatta.
Pada 8 Desember 1928, tulisan Hatta yang mengungkap sejarah panjang asal-usul nama Indonesia terbit di De Socialist edisi Nomor 10. Media ini beredar di Belanda, tempat Hatta pernah bersekolah.
Judul dan isi tulisan Hatta itu aslinya menggunakan bahasa Belanda. Baru pada 1980 artikel tersebut diterjemahkan dan diterbitkan kembali oleh Yayasan Idayu.

Berikutnya, Penerbit Buku Kompas memunculkan lagi artikel itu pada 2015. Judul yang dipasang adalah "Tentang Nama Indonesia", satu dari 36 tulisan dalam buku “Mohammad Hatta: Politik, Kebangsaan, Ekonomi (1927-1977)".
Tulisan tersebut merupakan tangkisan tajam Hatta terhadap sejumlah orang dan kelompok yang menyatakan ketidaksukaan pada nama Indonesia.
"Hanya mereka yang keberatan terhadap kemerdekaan segera Indonesia mencap (buruk) nama tersebut, yang mengandung gagasan kemerdekaan sebagai 'kata yang mengerikan'," kecam Hatta  menjelang akhir tulisan tersebut.

Kewilayahan dan etnologis

Runut, renyah, sekaligus tajam, Hatta bertutur soal sejarah nama Indonesia. Pertama, dia mengoreksi kredit yang sempat dilekatkan kepada orang Jerman bernama Adolf Bastian soal asal-usul penamaan ini.
Bastian, Guru Besar Etnologi di Universitas Berlin kelahiran  1826 dan meninggal pada 1905 memang punya andil besar mengenalkan nama Indonesia. Tepatnya, sejak dia menggunakan nama itu bagi penyebutan wilayah di Kepulauan Nusantara dalam artikel berjudul "Indonesien order die Inseln des malayischen Archipels" pada 1884.

Sejak itu, tulis Hatta, Indonesia jadi lazim dipakai dalam ilmu pengetahuan, terutama dalam ilmu bangsa-bangsa dan ilmu bahasa.
Namun, lanjut Hatta, penelitian Kreemer yang kemudian ditulis dalam "Kolonialiaal Weekblad" terbitan 3 Februari 1927, menyebutkan asal-usul nama Indonesia sudah lebih tua lagi.
Menurut Kreemer, nama Indonesia sudah dipakai ilmuwan Inggris bernama JR Logan pada 1850. Penamaan itu bisa ditemukan dalam artikel Logan berjudul "The Ethnology of the India Archipelago" dalam Journal of the Indian Archipelago and Eastern Asia.
Kalau mau ditelisik lebih lanjut, ungkap Hatta, penyebutan mendekati kata "Indonesia" sudah lebih dulu lagi dimunculkan oleh GW Earl, ilmuwan Inggris juga. Bedanya, Earl menggunakan terminologi "Indunesians" dan "Malayunesians", sebagai penyebut untuk penduduk yang tinggal di kawasan yang sama.
Bila Earl menyatakan kata "Indunesians" hanya dalam arti etnologis, tulis Hatta, Logan memberikan pada kata Indonesia suatu pengertian geografis murni untuk menyebut kepulauan yang sekarang masuk wilayah Indonesia.
“Sekalipun dia (Logan) bukan penganjur penambahanpenamaan-penamaan Yunani, dia sama sekali tidak berkeberatan terhadap nama Indonesia, yang bagi orang Eropa bernada Yunani, karena menurut pendapatnya kata nusa (pulau) yang berasal dari bahasa Melayu itu mungkin sama tuanya dengan kata nesos Yunani,” papar Hatta.

Arti politik

Dalam artikel tersebut, Hatta pun menjabarkan runutan penggunaan nama Indonesia untuk tujuan politik. Menurut dia, nama Indonesia sudah terus dipakai oleh Perhimpunan Indonesia sejak 1922.
Indonesia, lanjut Hatta, juga resmi dipakai oleh Gerakan Perdamaian Internasional Sipil, untuk merujuk wilayah yang waktu itu disebut Belanda sebagai Hindia Belanda.
“Bagi kami orang Indonesia, nama Indonesia mempunyai arti politik dan menyatakan suatu tujuan politik. Dalam arti politik karena dia mengandung tuntutan kemerdekaan, bukan kemerdekaan Hindia-Belanda melainkan kemerdekaan Indonesia dari Indonesia (Indonesisch Indonesie),” ungkap Hatta.

Dia pun menjelaskan, penamaan Indonesia juga menyatakan suatu tujuan politik. “Karena dia melambangkan dan mencita-citakan suatu Tanah Air di masa depan dan untuk mewujudkannya tiap orang Indonesia akan berusaha dengan segala tenaga dan kemampuannya,” tegas dia.
Tambahannya, Hatta menyebut bahwa pada saat tulisannya itu terbit sudah tak ada lagi satu pun koran Indonesia yang memakai kata Hindia Belanda sebagai terjemahan harfiah dari Nederlands-Indie.
Penjelasan lebih lanjut Hatta soal arti politik penamaan Indonesia, dimuat dalam artikel terpisah yang terbit di Indonesia. Dalam buku terbitan Penerbit Buku Kompas, artikel itu dimuat menggunakan judul Sekitar Perjuangan untuk Indonesia, dari tulisan Hatta yang dimuat pada 1929 di Indonesia Merdeka.
Jadi, salah besar ternyata bila ada yang mengira nama Indonesia baru muncul saat Sumpah Pemuda pada 1928 apalagi baru dalam naskah proklamasi kemerdekaan yang dibacakan Soekarno dan Hatta pada 17 Agustus 1945.

SUMBER: Kompas.com

Rabu, 05 Juli 2017

Bae Sonde Bae Tanah Timor Lebe Bae

lagu "Bae Sonde Bae Tanah Timor Lebe Bae" dari jaman beta belum lahir, sampe sekarang masih eksis...
Beta bangga jadi orang Timor

Selasa, 30 Mei 2017

Mengenal Rasul Petrus

Di antara yang lain, Rasul Petrus memiliki hal yang menonjol, ialah cintanya yang begitu besar kepada Tuhan Yesus, terutama setelah ia sempat berkhianat kepada Tuhan kita Jesus Kristus. Petrus tercatat pernah berjalan di atas air; ia melakukan banyak mujizat, misalnya bagaimana dia membangkitkan orang mati, ia menerima dari Tuhan kita kunci-kunci kerajaan surga, ia menerima mandat untuk menggembalakan domba-domba Jesus Kristus. Ia mempertobatkan tiga ribu orang pada satu hari pada hari-hari Pantekosta, ia sembuhkan Klaudia, dan kemudian mempertobatkan lima ribu orang, ia berkata kepada Ananias dan Saphira yang tidak jujur sebelum kematian mereka, ia sembuhkan Eneas si orang lumpuh, ia menghidupkan Tabitha, lalu dengan bayangan tubuhnya ia menyembuhkan orang sakit, ia dimasukkan ke dalam penjara oleh Herodes, tetapi diselamatkan oleh malaikat Tuhan.
Diceriterakan bahwa ia sering menyeka air mata yang mengalir dipipinya, ketika ia merasakan kehadiran Tuhan kita, begitu besar cintanya sampai dia hampir-hampir tidak dapat menahan tangis pada saat mengalami kehadiran-Nya. Alkitab juga mencatat bahwa pada malam hari jelang penyaliban Yesus ketika ia mendengar ayam berkokok ia menangis tersedu-sedu.
Dikisahkan, pada suatu saat Petrus menyuruh dua orang murid-muridnya untuk memberitakan iman Jesus Kristus, dan ketika mereka telah pergi melakukan perjalanan selama dua puluh hari , salah satu dari mereka meninggal, dan yang lain kemudian kembali kepada Petrus dan menceritakan apa telah terjadi, ada yang mengatakan bahwa itu adalah Marcial, dan beberapa orang lagi mengatakan bahwa itu adalah Maternus, dan yang lainnya lagi mengatakan bahwa itu adalah Frank. Kemudian Petrus mengutus seseorang kepadanya dan memerintahkan bahwa ia harus kembali kesana, maka orang yang telah mati empat puluh hari hidup lagi.
Suatu ketika, Tuhan kita menampakkan diri kepada Petrus, berkata kepadanya: Simon Magus dan Nero melawan engkau, engkau tidak perlu takut, sebab Aku menyertai engkau, dan akan memberikan kepadamu seorang pelipur lara, hamba-Ku Paulus, yang harus datang ke Roma. Kemudian Petrus, tahu bahwa ia tidak boleh lama tinggal di sini, mengumpulkan semua saudaranya, … Lalu setelah itu, sebagaimana yang dikatakan Tuhan sebelumnya, Paulus datang ke Roma, dan dengan Petrus mereka mulai memberitakan iman Kristus.
Simon Magus begitu dipercaya oleh Nero dan bahkan ia telah menjadi penjaga dalam hidupnya, kesehatannya. Pada suatu hari, ketika ia sedang berdiri dihadapan Nero, tiba-tiba wajahnya berubah, sebentar nampak tua dan sebentar kiemudian kelihatan muda, dan ketika Nero melihat hal itu, ia menyangka bahwa ia telah menjadi anak Allah. Maka kata Simon Magus ke Nero: Karena engkau tahu saya menjadi putra Allah, perintahkan seseorang untuk memenggal kepala saya dan aku akan muncul lagi pada hari ketiga. Kemudian Nero perintahkan saudaranya untuk memukul kepalanya, dan ketika ia seharusnya Simon dipenggal, ia penggal seekor domba jantan. Simon, oleh seni sihirnya pergi dalam keadaan terluka, dan berkumpul bersama anggota domba jantan itu, dan menyembunyikan dia tiga hari. Di hari ketiga ia datang dan menunjukkan diri kepada  Nero, mengatakan: Akulah Dia yang dipenggal, dan yang telah berjanji untuk bangkit pada hari ketiga.
Kadang juga, ketika ia dengan Nero diam-diam di dalam konklaf itu, setan dalam dirinya berbicara serupa tanpa dapat didengar oleh orang lain. Kemudian Roma memuja dia dalam ibadah sehingga mereka membuat gambarnya, dan menulis di atasnya, judul ini: Untuk Simon Allah yang kudus.
Petrus dan Paulus menjumpai Nero dan memperoleh simpati dan untuk Simon Magus Petrus mengatakan bahwa: seperti halnya dalam Kristus terdapat  “dua zat” yang berasal dari Allah dan manusia, begitu juga dalam penyihir dua zat, yaitu manusia dan setan. Maka kata Simon Magus, supaya aku jangan menderita karena ini, saya akan perintahkan “malaikat” saya supaya mereka akan membalaskian penghinaan untuk saya ini. Lalu Petrus berkata: Aku tidak takut malaikatmu, tetapi merekalah yang takut padaku.
Dan terjadilah bahwa ada seorang pemuda mati, dan kemudian Nero memanggil Petrus dan Simon Magus. Simon kemudian membacakan manteranya di atas mayat, ia terlihat menggerakkan kepala dari mereka yang berdiri, kemudian semua mereka menangis. Petrus dengan tenang mengatakan: Jika mayat itu memang hidup, biarkan dia muncul, berjalan dan berbicara, karena ia tahu bahwa itu adalah fantasi belaka bahwa kepala  orang mati itu merayap. Dan tubuh yang mati itu tinggal tak bergerak. Petrus berdiri jauh berdoa dan lalu berseru kepada mayat, berkata: Anak muda, bangkitlah dalam nama Jesus Kristus, orang Nazaret yang telah disalibkan, dan Anon, dia bangkit hidup, dan berjalan. Kemudian, ketika orang akan melempari Simon Magus, Petrus berkata: Dia itu orang sakit, cukup, tuan kita mengajari kita untuk berbuat baik dan bukan untuk kejahatan.
Kemudian sebagaimana dikisahkan oleh Marcel: Simon pergi ke rumah Marcel dan disana ada anjing hitam besar terikat di pintu rumah, dan berkata: Sekarang saya akan melihat apakah Petrus, yang terbiasa untuk datang ke sini, akan datang, dan jika ia datang anjing ini akan mencekiknya. Dan tak lama sesudah itu, Petrus dan Paulus pergi ke sana, dan Anon Petrus membuat tanda salib di depan anjing, dan anjing itu tiba-tiba saja menjadi jinak dan lemah lembut sebagai domba, anjing galak itu tidak mengejar Petrus, tetapi mengejar Simon Magus, dan pergi ke dia dan mengambil dan melemparkannya ke tanah di bawahnya, dan akan mencekik dia. Dia kemudian berlari kepada Petrus dan menangis pada anjing bahwa ia tidak harus melakukan apapun menyakitinya. Dan anjing itu tidak menyentuh tubuhnya, tetapi ia seret semua gaun yang melekati tubuhnya sehingga dia hampir telanjang. Lalu semua orang, dan terutama anak-anak, berlari dengan anjing atas dia dan mengejar dia keluar kota. Kemudian dengan malu ia tidak berani tidak datang ke kota selama satu tahun setelah itu. Lalu Marcel yang murid Simon Magus, melihat mujizat yang luar biasa ini, datang ke Petrus, dan sejak itu menjadi muridnya
Dan setelah itu, pada akhir tahun, Simon kembali dan diterima kembali ke dalam persahabatan Nero. Dan kemudian, Simon Magus ini mengumpulkan orang-orang dan menunjukkan kepada mereka bagaimana ia telah marah dari Galilea, dan karena itu ia mengatakan bahwa ia akan meninggalkan kota, dan menentukan sebuah hari dimana ia akan naik ke surga, karena ia tidak berkenan tinggal lebih lama di bumi. Kemudian pada hari yang sudah dia tentukan, seperti yang telah ia katakan, ia pergi ke sebuah menara tinggi, yang berada di ibukota, dan ada yang dimahkotai dengan salam, meloncat dari puncak menara, dan mulai terbang di udara. Lalu kata rasul Paulus kepada rasul Petrus: Telah diperintahkan kepada saya untuk berdoa, dan kepadamu untuk memberi perintah. Maka kata Nero: Orang ini benar-benar dewa, dan kamu berdua adalah dua pengkhianat. Lalu kata Petrus kepada Paulus: Paulus, saudaraku, angkat kepala Mu dan melihat bagaimana Simon terbang. Lalu Paulus berkata kepada Petrus ketika ia melihat orang itu terbang sangat tinggi: Peter, mengapa engkau masih ragu-ragu? Lakukan yang telah engkau mulai, Allah sekarang memanggil kita. Maka kata Petrus: Saya tahu menyulap Anda malaikat Satan, yang menopang dia di udara, dengan nama Tuhan kita Jesus Kristus, bahwa kamu tidak boleh mempertahankan dia lagi, tapi biarkan dia jatuh ke bumi. Dan setan-setan itu membiarkan dia jatuh ke tanah dan remuklah leher dan kepalanya, dan ia mati di sana segera. Dan ketika mendengar Nero mengatakan bahwa Simon sudah mati, dan bahwa ia telah kehilangan orang seperti itu, ia sedih, dan berkata kepada para rasul: “Kamu telah melakukan ini kepada saya, dan karena itu saya akan menghancurkan Anda.” Lalu ia diserahkan mereka untuk Paulin, seorang pejabat tinggi, dan oleh Paulin disampaikan mereka kepada Mamertin yang diteruskan kepada  Processe dan Martinian, yang oleh Petrus pernah ditobatkan. Dan mereka lalu membuka penjara dan membiarkan mereka semua pergi keluar, yang oleh karena itu, setelah kehilangan  kedua rasul, Paulin, ketika ia tahu bahwa mereka adalah Kristen, maka dipenggal lah baik Processe maupun Martinian.
Ketika Petrus dipenjara, maka jemaat berdoa agar dia dilepaskan dari situ, dan ia memang akhirnya dikeluarkan dari penjara melalui Processe dan Martinian itu. Tetapi  ketika ia datang ke pintu gerbang, ia bertemu dengan Jesus Kristus yang datang datang berlawanan arah dengan dia, dan Petrus berkata kepadanya: Tuhan, Engkau ingin ke mana? Dan Yesus berkata kepadanya: Aku pergi ke Roma untuk untuk disalibkan lagi, dan Peter bertanya lagi: Tuhan, Engkau akan disalibkan lagi? Dan ia berkata: Ya, dan Petrus berkata kemudian: Tuhan, aku akan kembali lagi untuk untuk disalibkan dengan engkau. Sesudah mengalami ini, Tuhan naik ke surga, Petrus berpaling kepada-Nya, yang menangis sakit. Dan ketika Petrus mengerti bahwa Tuhan kita berkata kepadanya mengenai sengsara-Nya, ia kembali, dan ketika ia datang ke saudara-saudaranya, dia mengatakan kepada mereka apa yang dikatakan Tuhan kita. Dan segera ia dibawa kepada para menteri Nero dan dikirim kepada Agripa, kemudian wajahnya mengkilat seperti matahari, … Lalu Petrus diperintahkan untuk disalibkan sebagai orang asing, dan karena sementara itu, karena Paulus adalah warga negara Roma, maka untuk dia diperintahkan agar kepalanya penggal. Demikianlah, bahwa Petrus harus disalibkan dan Paulus dipenggal. Dan ketika waktu yang mengerikan itu akhirnya datang, mereka berpisah satu dari yang lain, mereka terikat pada tiang masing-masing, tetapi tanpa ratap dan tangis dari saudara-saudara mereka. Lalu kata Paulus kepada Petrus: Damai sejahtera menyertai engkau yang menjadi pondasi gereja dan gembala dari domba-domba Tuhan kita. Petrus berkata kepada Paulus: Pergilah dalam damai, pengkhotbah dalam tata krama yang baik, mediator, pemimpin, dan pelipur lara orang-orang yang berhak. Dan ketika mereka ditarik saling menjauh satu dari lainnya saya mengikuti tuanku, kata pengkisah. Mereka tidak keduanya dibunuh dalam satu jalan. Ini perkataan Dionysius, dan sebagai Paus Leo dan saksi Marcel, ketika Petrus datang ke salib, ia berkata: Ketika Tuhan saya turun dari langit ke bumi ia meletakkan di sebelah kanan salib, tapi aku yang kepada siapa dia kehendaki, panggilan dari bumi ke surga, salib saya harus menunjukkan kepalaku ke bumi dan alamat kaki saya ke surga, karena aku tidak layak untuk diletakkan di kayu salib seperti seperti yang Tuhan alami, karena itu giliran saya dan tolong salibkan aku dengan kepalaku ke bawah . Lalu mereka memutar salib, dan mengikatkan kakinya ke atas dan kepalanya ke bawah. Lalu orang-orang marah terhadap Nero dan walikota, dan akan membunuh mereka karena mereka telah membunuh Petrus sehingga mati, tetapi sebagaimana dikisahkan Leo, Tuhan kita membuka mata mereka yang ada di sana, dan menangislah mereka, karena mereka melihat malaikat dengan mahkota bunga mawar dan lili berdiri dengan Petrus yang berada di salib dengan para malaikat.
Dan kemudian Petrus menerima buku Tuhan kita, dimana dia belajar kata-kata yang katanya. Kemudian sebagaimana perkataan Hegesippus: Petrus berkata demikian: Tuhan, saya harus ingin mengikuti Engkau, tetapi untuk disalibkan tegak saya tidak layak, Engkau sangat tinggi dan berdaulat, dan kami menjadi anak-anak manusia yang memiliki kepala cenderung di bumi,… Tuhan, .. hanya engkau, saya menyerah pada engkau terimakasih dengan semua Roh yang didalam-Nya saya tinggal, yang saya mengerti, dan oleh siapa aku memanggil engkau. Dan ketika Petrus melihat bahwa orang-orang Kristen yang baik melihat kemuliaan-Nya, dalam menghasilkan ucapa syukur kepada Tuhan dan memuji orang-orang baik kepadanya, dia memberikan nyawa-Nya. Kemudian Marcel dan Apuleius saudaranya, yang murid-muridnya, melepas tubuh dari salib ketika ia sudah mati, dan diurapi dengan minyak yang mahal banyak, dan menguburkan dia secara terhormat. Isidorus berkata dalam buku kelahiran dan kematian orang-orang kudus demikian: Petrus, setelah itu ia diatur Antiokhia, ia mendirikan gereja di bawah Kaisar Claudius, ia pergi ke Roma melawan Simon Magus, di sana ia memberitakan Injil dua puluh lima tahun dan diadakan keuskupan, dan tiga puluh enam tahun setelah sengsara Tuhan kita Yesus, dia disalibkan oleh Nero dengan kepala mengarah ke bawah, karena ia akan sangat disalibkan.
Pada hari yang sama Petrus dan Paulus tampaknya Dionysius, ketika ia berkata dalam pembukaan suratnya di kata-kata ini: Memahami mukjizat dan melihat keajaiban, saudaraku Timotius, dari hari kesyahidan dari mereka, karena aku sudah siap di waktu berangkat dari mereka. Setelah kematian mereka, saya melihat mereka bersama-sama, bergandengan tangan, memasuki gerbang kota, dan berpakaian dengan pakaian cahaya, dan tersusun dengan mahkota kejelasan dan cahaya. (Hæc Dionysius).
Nero tidak dihukum untuk kematian mereka dan dosa besar lainnya dan tirani bahwa ia berkomitmen, karena ia membunuh dirinya dengan tangannya sendiri, … Reputasinya memang buruk. Ia membunuh tuannya Seneca karena dia takut ketika dia pergi ke sekolah. Nero juga membunuh ibunya. Kemudian untuk kesenangan, ia menetapkan Roma terbakar, yang dibakar tujuh hari dan tujuh malam, dan berada dalam menara tinggi dan dia menikmati itu untuk melihat begitu besar nyala api, dan bernyanyi riang. Dia membunuh para senator Roma untuk melihat seperti apa kesedihan dan ratapan istri mereka… Ia menangkap ikan dengan jaring benang emas, dan pakaian yang telah dipakainya suatu hari ia tidak akan memakainya setelah itu. Kemudian Roma melihat nya gila, diserang dia dan mengejarnya sampai keluar kota, dan ketika ia melihat ia tidak mungkin meloloskan diri dari mereka, ia mengambil sebuah benda tajam dengan giginya, dan dengan itu ia membunuh dirinya sendiri.

Rabu, 08 Februari 2017

Pesona Gua Kristal di Timor NTT


KUPANG, – Gua Kristal, mendengar namanya saja sudah indah dan membuat orang penasaran tentang gua yang berada di desa Bolok, Kecamatan Kupang Barat, Kabupaten Kupang, provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).
Berdasarkan informasi yang berkembang di masyarakat, nama Gua Kristal ini dianugerahkan oleh salah seorang turis asing asal Negara Kanada yang sudah sejak dahulu kala, nama itu nampak ketika turis itu berenang dan mengambil batu di kolam gua itu kemudian menitik batu. Alhasil pecahan batu yang dititik itu bercampur kandungan mineral ‘kristal’. Beranjak dari sejarah itu, hingga saat ini dikenal dengan nama ‘Gua Kristal’.

Konon, oleh warga sekitar menyebutkan gua alam yang sudah berabad-abad di wilayah ini dalam bahasa Helong di NTT dengan sebutan ‘Ui Am Nisi’, Ui yang berarti Air, Ama yang berarti Bapak, sementara ‘Nisi’ yang berarti ibu atau isteri dari ‘Ama’. Namun hingga kini Gua alam di wilayah ini dikenal dengan nama Gua Kristal (Crystal Cave).
Demikian dikisahkan Mery Kase (40), salah seorang warga sekitar kepada nttupdate.com, pada Sabtu, 10 Desember 2016, pukul: 17.00 WITA di kediamannya tepatnya di kompleks gerbang masuk Gua Kristal Bolok, kupang.
“yang kasih nama gua kristal itu orang bule asal dari Kanada, karena dulu bule itu pernah berenang-berenang dan dia selam ambil batu kemudian dia titik-titik batu ada Kristal makanya kasih nama gua Kristal. Dulu kita bilang ui am nisi, itu dari bahasa helong, ui itu air, ama itu bapak, nisi itu nama isterinya,“.  Kisahnya.

Dilanjutkan Mery, hingga kini gua kristal ramai dikunjungi ratusan pengunjung dalam seminggu atau hari libur, bukan saja warga di bumi NTT namun di luar NTT bahkan turis mancanegara pun sering melakukan kunjungan ke gua ini.
“pengunjung kadang samapai 100 lebih per hari, itu pada hari sabtu, hari minggu dan libur,” katanya.
Gua Kristal mempunyai mulut atau pintu masuk ke dalam gua sekitar 2×1 meter, sementara jarak antara bibir gua dengan dasarnya cukup dalam. Untuk memasuki gua ini dengan berhati-hati  saat melintasi batuan terjal hingga ke dasar gua.

Dibalik perjalanan yang terjal, sangat tergambarkan sebuah mata air tersembunyi di dalam tanah tandus yang berkilau seperti Kristal saat tertimpa pancaran sinar matahari.
Sumber mata air yang jernih itu cukup dalam, memiliki air yang sejuk dan cukup asin dikarenakan letak gua ini tidak jauh dari wilayah pantai sekitar 200an meter.
Pantauan nttupdate.com, pada Sabtu, 10 Desember 2016, area parkir yang jaraknya sekitar 50 meter ke Gua Kristal dipadati kendaraan roda dua dan empat, ketika hendak melakukan perjalanan ke lokasi gua itu tampaknya cukup ramai dari arah pintu masuk gua hingga kedalam gua Kristal.
Keceriaan pengunjung di dalam gua itu sambil menikmati keindahan gua yang cukup gelap beratapkan bebatuan dengan aksi foto-foto, sebagain besar pengunjung menikamati kejernihan air di kolam gua itu dengan berenang-renang dan menyelam.
Wisata alam milik wilayah kekuasaan kabupaten Kupang ini masih sangat asli dan belum juga disentuh pemerintah setempat, pasalnya dilihat dari juru parkir pun masih ditangani oleh sejumlah pelajar baik SMP maupun SMA yang berdomisili disekitar itu.
Belum ada karcis parkiran label pemerintah, dengan sekali parkir khusus kendaraan roda dua atau sepeda motor dengan tarif Rp.5000,- per sekali parkir. Sementara hingga masuk kedalam gua untuk menikamati keindahan alam gua dengan melakukan berenang dan menyelam tanpa dikenakan tarif.
Sumber Berita & Foto/gambar:  NTT Update & Ba'i Google

Minggu, 01 Januari 2017

Jokowi Kunjungi Kapal Listrik Apung 60 MW di Kupang-NTT

Jokowi Kunjungi Kapal Listrik Apung 60 MW di Kupang-NTT
Foto: Dok. PT PLN, Presiden Jokowi kunjungi Kapal Listrik Apung di Kupang-NTT

Jakarta - Kebutuhan listrik di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) kini dapat dipenuhi dengan terkoneksinya Kapal Terapung Pembangkit Listrik (Marine Vessel Power Plant/MVPP ) berdaya 60 Mega Watt (MW) dengan infrastruktur jaringan Kupang yang ada di darat.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang sedang berada di NTT menyempatkan diri meninjau kegiatan operasional kapal listrik itu. Presiden menyambangi tempat kapal listrik itu berlabuh di Pelabuhan Laut Bolok, Kupang Barat, Rabu petang (28/12/2016).

"Sesuai yang saya sampaikan yang lalu di 2015 dan sekarang sudah datang dan tersambung. Akhirnya suplai saat ini untuk di NTT sudah cukup dan lebih 6 persen," kata Jokowi, dalam keterangan tertulis, Rabu (28/12/2016).

Presiden Jokowi kunjungi Kapal Listrik Apung di Kupang-NTT
Kapal berdaya 60 MW ini dapat menyuplai kebutuhan listrik untuk sekitar 230 ribu pelanggan rumah tangga.

"Artinya siapapun yang minta sekarang bisa diberikan sambil juga kita membangun PLTU. Nggak usah ada kekhawatiran kekurangan listrik lagi," ujar Jokowi.

Terkait pemenuhan kebutuhan listrik di pelosok-pelosok NTT, Presiden Jokowi mengatakan sesuai dengan yang disampaikan oleh Direktur Utama PT PLN, Sofyan Basir, sekitar 1.200 desa akan dialiri listrik pada akhir 2018.

Presiden Jokowi kunjungi Kapal Listrik Apung di Kupang-NTTFoto: Dok. PT PLN
Presiden Jokowi kunjungi Kapal Listrik Apung di Kupang-NTT


"Untuk yang desa-desa, tadi Pak Dirut (PLN) sudah menyampaikan bahwa 1.200 desa akan diselesaikan akhir 2018. Janjinya Pak Dirut, nanti saya mengikuti (perkembangannya)," tutur Jokowi.

Dengan terpenuhinya kebutuhan listrik di NTT, Jokowi berharap para investor tidak ragu lagi untuk menanamkan modalnya di NTT.

Cocok untuk Indonesia

Terhitung seminggu sejak tiba di Kupang pada Jumat (16/12/2016), MVPP Bolok 60 MW kini telah berhasil masuk sistem kelistrikan Kupang. Untuk tahap awal ini tambahan daya yang dihasilkan yakni sebesar 20 MW. Jumlah ini akan terus meningkat dan ditargetkan akan beroperasi maksimal pada akhir bulan depan.

Kapal listrik apung 60 MW di Kupang-NTTFoto: Dok. PT PLN
Kapal listrik apung 60 MW di Kupang-NTT
MVPP Bolok adalah Pembangkit Listrik terapung kedua yang telah disewa oleh PLN dan dikontrak selama lima tahun. Dengan kekuatan 60 MW artinya dapat memenuhi sekitar 230 ribu pelanggan baru. Hal ini penting mengingat pertumbuhan listrik di Wilayah Timor saat ini sebesar 12 persen. 

Selain itu, dengan adanya MVPP Bolok 60 MW, PLN berhasil menghemat Rp 70 miliar per tahun. Adapun saat inu daya mampu untuk sistem Wilayah Timor yakni sebesar 75 MW dengan beban puncak mencapai 70 MW.

"Keberadaan MVPP Bolok 60 MW penting sebagai jembatan atau solusi untuk memenuhi kebutuhan sistem Timor. Secara pararel PLN juga tengah membangun sejumlah pembangkit seperti PLTU Timor 2 x 50 MW dan PLTMG 2 x 20 MW yang ditargetkan akan masuk sistem pada akhir 2018," ujar Sofyan Basir.

Sofyan menambahkan bahwa pembangkit listrik terapung dianggap tepat mengingat Indonesia negara kepulauan dengan 17.000 pulau, maka pembangkit listrik di atas kapal yang dapat berpindah tempat dari satu pulau ke pulau lain paling cocok dengan Indonesia. (jor/hns)