Sabtu, 30 November 2024

KODE ETIK DAN PROFESIONALISME PENGINNJIL

Disusun Oleh: James Deogens Nenobais Daftar Isi Daftar Isi i Kata Pengantar ii Bab 1 - Pendahuluan 3 1. Latar Belakang 4 2. Peranan Penginjil 4 Bab 2 - Etika dan Profesionalisme Penginjil 6 Bab 3 - Kesimpulan 11 Daftar Pustaka 13 Kata Pengantar Dengan mengucapkan puji syukur kepada Tuhan kita Yesus Kristus, yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis sehingga dapat menyusun dan menyelesaikan Makalah ini dengan baik yang berjudul Kode Etik dan Profesionalisme Penginjil . Dalam penyusunannya, penulis memperoleh banyak bantuan dari berbagai pihak, karena itu penulis mengucapkan terima kasih pertama-tama kepada Dr. Maria Titik Windarti, M.Pdk sebagai dosen pengampu yang telah memberikan kepercayaan untuk mengerjakan tugas ini dan juga memberikan panduan lewat perkuliahan yang telah dilaksanakan kepada penulis. Penulis juga berterima kasih kepada beberapa narasumber yang telah menuangkan ide dan gagasannya dalam buku dan artikel yang sangat menolong penulis dalam mengerjakan makalah ini. Dari sanalah semua kesuksesan itu berawal, semoga semua ini bisa memberikan sedikit kebahagiaan dan menuntun pada langkah yang lebih baik lagi. Meskipun penulis berharap bebas dari kekurangan dan kesalahan. Akhir kata semoga Makalah ini bisa bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan penulis pada khususnya, penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan untuk itu penulis siap menerima saran dan kritik yang bersifat membangun demi perbaikan ke arah kesempurnaan. Akhir kata penulis mengucapkan berlimpah terima kasih. Tuhan Yesus memberkati. Morowali, 29 November 2024 Penulis Bab 1 - Pendahuluan Beritakanlah kabar baik atau injil kepada semua suku dan bangsa, siap sedialah baik atau tidak baik waktunya. 2 Timotius 4:2 Mengapa Kode Etik dan Profesionalisme Penginjil harus ada? Karena Penginjilan adalah suatu tugas atau pekerjaan yang dikerjakan oleh seseorang yang menerima panggilan. Oleh sebab itu, seorang penginjil yang melakukan tugas penginjilan harus memiliki Etika dan Profesionalisme dalam bekeja. Sebelum melangkah lebih jauh penulis mendevinisikan apa itu Kode Etik, Profesionalisme, dan Penginjil. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Kode Etik adalah Norma dan asas yang diterima oleh organisisai atau kelompok tertentu sebagai landasan tingkah laku. Jadi, Kode Etik itu dapat digambarkan sebagai suatu pedoman atau panduan atau arahan dalam bertingkah laku. Profesionalisme berasal dari kata dasar “profesi” yang berarti suatu pekerjaan yang dilandasi pendidikan, keahlian, atau keterampilan tertentu. Sedangkan profesionalisme dalam KBBI berarti mutu, kualistas, dan tindak tanduk yang merupakan ciri suatu profesi atau orang yang profesional. Jadi, profesionalisme itu adalah seseorang yang memiliki mutu, kualitas, keterampil, dan keahlian tertentu dalam bekerja atau melakukan suatu tugas. Penginjil berasal dari akar kata Injil. Dalam Kamus Alkitab dan dalam Alkitab Terjemahan Baru kata Injil berarti kabar gembira, berita baik, kabar sukacita. Sedangkan Penginjilan dalam KBBI berarti orang yang menyebarkan ajaran Injil, atau dapat diartikan Penginjil adalah orang yang membawa kabar sukacita atau berita gembira kepada orang yang belum mengetahui kabar atau berita tersebut. Apa itu Kode Etik dan Profesionalisme Penginjil? Jadi, penulis mengartikan Kode Etik dan Profesionalisme Penginjil adalah norma dan nilai-nilai kebenaran yang menjadi landasan berperilaku bagi seorang penginjil yang memiliki pengetahuan, keahlian, keterampilan, dan strategi dalam menyebarkan kabar baik (Injil). Oleh sebab itu, seorang penginjil harus hidup dalam kebenaran dan menghidupi kebenaran itu atau seorang penginjil harus menjadi suratan yang terbuka. 1.Latar Belakang Penginjilan merupakan amanat agung yang diperintahkan oleh Yesus bagi semua pengikut-Nya. Seperti yang tertulis dalam Matius 28:19-20 “Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman.” Inilah yang menjadi latar belakang lahirnya penginjilan. Perintah ini pertama-tama dilakukan oleh Para Rasul setelah peristiwa Pentakosta. Pada saat itu mereka semua dipenuhi oleh kuasa Roh Kudus. Lalu dengan berani mereka pergi mengabarkan kabar baik atau kabar gembira atau kabar sukacita kepada berbagai orang yang berada di kota-kota, kampung-kampung, dan sampai kepada bangsa-bangsa lain. Dan bahkan sampai hari inipun tugas penginjilan menjadi tugas pokok bagi setiap murid Kristus. Penginjilan masih dilakukan oleh para pengikut Kristus sampai dengan saat ini. Para Rasullah yang menjadi Penginjil pertama. Penginjilan sudah menjadi suatu profesi bagi setiap murid Kristus. Oleh karena itu, seorang penginjil sejati harus melakukan tugas penginjilan dengan profesional dan penuh tanggung jawab. Terlebih perlu diketahui bahwa penginjilan adalah tugas yang sangat mulia. Karena penginjil mendapatkan sebuah kehormatan dan kepercayaan yang luar biasa dari Allah pencipta alam semesta. 2. Peranan Penginjil Seorang Penginjil memiliki peranan yang sangat penting dan besar pengaruhnya terhadapat kedatangan Yesus Kristus untuk kali keduanya. Dalam injil Matius 24:14 mengatakan “Dan Injil Kerajaan ini akan diberitakan di seluruh dunia menjadi kesaksian bagi semua bangsa, sesudah itu barulah tiba kesudahannya." Yesus telah mengatakan bahwa Ia tidak akan datang untuk kedua kalinya apabila kabar baik atau injil itu belum sampai kepada bangsa-bangsa di seluruh bumi. Dari firman di atas dapat dikatakan bahwa jika tidak ada penginjil maka Yesus tidak akan datang. Jadi, injil hanya akan terdengar sampai ke seluruh bumi apabila ada penginjil yang mau pergi. Disini penginjil memiliki peranan yang sangat penting dan bahkan sangat mulia. Semua penginjil akan dipenuhi oleh kuasa Roh Kudus seperti yang dialami oleh para rasul di loteng Yerusalem 2000 tahun yang lalu. Penginjil digerakan oleh kekuatan yang dasyat dari Roh Kudus yang berdiam dalam diri seorang penginjil sehingga ia dengan berani ia pergi mengabarkan kabar sukacita atau kabar gembira itu kepada suku-suku bangsa. Jadi, penginjil dibutuhkan oleh Allah untuk mempercepat kedatangan Yesus Kristus. Penginjil dipilih oleh Allah dan dimurnikan sedemiakian rupa sehingga penginjil tersebut layak untuk menjadi saksi Kristus. Dengan kata lain Allah membutuhkan seorang penginjil yang memiliki nilai moral dan etika yang baik serta memiliki profesionalisme dalam bekerja. Bab 2 - Etika dan Profesionalisme Penginjil Kode Etik dan Profesionalisme Penginjil adalah norma dan nilai-nilai kebenaran yang menjadi landasan berperilaku bagi seorang penginjil yang memiliki pengetahuan, keahlian, keterampilan, dan strategi dalam menyebarkan kabar baik (Injil). Penulis kembali menuliskan apa itu kode etik dan profesionalisme penginjil karena ini menjadi bagian yang sangat penting untuk menjadi seorang saksi Kristus atau dapat kita sebut sebagai penginjil. Jangan seorangpun menganggap engkau rendah karena engkau muda. Jadilah teladan bagi orang-orang percaya, dalam perkataanmu, dalam tingkah lakumu, dalam kasihmu, dalam kesetiaanmu dan dalam kesucianmu. 1 Timotius 4:12 Ayat firman Tuhan di atas adalah nasehat Paulus kepada Timotius yang merupakan anak rohaninya. Paulus memberikan standar hidup kepada Timotius. Nasehat ini penulis sebutnya sebagai standar etika bagi seorang penginjil. Seorang penginjil harus memiliki nilai moral yang baik. Baik secara perkataan, tingkah laku, dalam hal kasih, dalam kesetian, juga dalam kekudusan dan kesucian hidup. Seorang prajurit yang sedang berjuang tidak memusingkan dirinya dengan soal-soal penghidupannya, supaya dengan demikian ia berkenan kepada komandannya. 2 Timotius 2:4 Selain kode etik, profesionalisme juga sangat dibutuhkan dalam penginjilan. Seorang penginjil juga perlu profesional dalam menjalankan setiap tugasnya. Kembali lagi penulis mengutip ayat firman Tuhan yang menjadi kebenaran dan landasan dalam bekerja. Dalam Kolose 3:23-24 “Apa saja yang kamu lakukan, lakukanlah dengan segenap hati seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia, sebab kamu tahu bahwa dari Tuhan kamu akan menerima warisan sebagai upahmu. Kristus Tuhanlah yang sedang kamu layani.” Paulus menuliskan ini sebagai standar untuk seorang hamba yang mau bekerja. Seorang hamba harus bekerja dengan segenap hati dan segenap kekuatan atau all out. Sedangkan dalam Matius 5:41 “Dan siapapun yang memaksa engkau berjalan sejauh satu mil, berjalanlah bersama dia sejauh dua mil.” Firman ini memberikan contoh seorang pekerja yang bekerja dengan profesesional akan melakukan lebih dari yang diminta. Dengan demikian, penulis merumuskan beberapa nilai etika dan profesionalisme bagi seorang penginjil. Nilai-nilai ini penulis membuatnya dalam sebuah akronim supaya mudah diingat, yaitu “SIAP”. Kata ini tidak asing bagi kita dan sangat familiar. Dalam KBBI kata “SIAP” memiliki arti sudah bersedia. Penulis menjabarknya kata “SIAP” sebagai berikut: Spirit of excellent Integritas Akuntabilitas Profesionalisme 1.Spirit of excellent Spirit of excellent merupakan sikap yang dilakukan dengan totalitas, menyajikan yang terbaik, dan selalu berusaha untuk memberikan hasil di atas standar yang ditetapkan. Seperti yang dikatakan dalam Matius 5:41 bahwa seorang yang penginjil atau seorang hamba harus melakukan tugasnya lebih dari yang diminta atau yang diperintahkan. Kata spirit juga berarti roh. Dalam diri kita ada Roh Allah atau Roh Kudus yang berdiam dalam diri kita. Jadi, artinya untuk mempraktekan nilai spirit of excellent ini sesroang harus memiliki Roh Allah. Berikut ini beberapa poin penting yang menjadi bagian dari spirit of excellent yang harus di miliki oleh seorang penginjil: Memiliki roh yang baru (lahir baru) Memiliki gaya hidup budaya Kerajaan Allah Mampu mempersiapkan dan menyajikan yang terbaik Siap memberi lebih dari yang diminta Selalu siap sedia saat ada perintah Bersedia melakukan sesuatu dengan benar Rela berkorban Kuat dan tangguh dalam bekerja 2.Integritas Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Integritas adalah mutu, sifat, atau keadaan yang menunjukkan kesatuan yang utuh sehingga memiliki poteinsi dan kemampuan yang memancarkan kewibawaan atau kejujuran. Jadi, integritas dapat diartikan sebagai kesatuan ucapan, pikiran, dan tindakan yang sesuai dengan norma dan hukum yang berlaku. Matius 5:37 “Jika ya, hendaklah kamu katakan: ya, jika tidak, hendaklah kamu katakan: tidak. Apa yang lebih dari pada itu berasal dari si jahat.” Ayat firman Tuhan di atas menjadi landasan kebenaran dalam integritas yang harus dihidupi dan lakukan sebagai gaya hidup. Integritas sangat dibutuhkan oleh semua pengikut Kristus. Seorang penginjil harus memiliki gaya hidup Kerajaan Allah, yaitu: Jujur Disiplin Adil Berani Mandiri Nilai-nilai di atas merupakan penjabaran dari integeritas. Dan akan sangat baik apabila penginjil telah memiliki dan telah mempraktekan serta menghidupi setiap nilai yang ada. 3.Akuntabilitas Akuntabilitas adalah tindakan mempertanggungjawabkan amanat atau tugas yang telah dipercayakan. Dalam Alkitab ada perumpamaan tentang talenta (Matius 25:14-30). Dalam kisah itu ada seorang tuan yang ingin berpergian ke luar negeri tapi ia memiliki harta (talenta). Dalam kisah itu tuan tersebut mempercayakan talenta-telenta itu kepada tiga orang hambanya. Ada yang mendapat satu talenta, dua talenta, dan lima talenta. Hamba yang menerima dua dan lima talenta menjaga dan mengembangkan talenta miliknya itu sehingga memperoleh keuntungan berlipat ganda. Sedangkan hamba yang menerima satu talenta ia pergi dan menguburkan talenta tersebut di dalam tanah. Dan akhirnya pulanglah tuan dari ketiga hamba ini. Dan setiap mereka dimempertanggungjawabkan telenta yang telah diterima. Hamba yang menerima dua talenta dan lima talenta mendapat pujian dan penghargaan karena mereka behasil mempertanggungjawabkan talenta tersebut. Sedangkan hamba yang menerima satu talenta dihukum. Dari kisah cerita di atas menggambarkan tentang akuntabilitas bagaimana setiap hamba harus mempertanggungjawabkan dan mengelola talenta yang telah dipercayakan. Dan dari kisah ini pula ada beberapa nilai yang harus dimiliki oleh seorang penginjil: Mampu melaksanakan tugas dengan baik Dapat dipercaya Dapat mempertanggungjawabkan tugas yang dipercayakan Memiliki kemampuan untuk mengelola 4.Profesionalisme Kata profesionalisme berasal dari akar kata profesi. Arti kata profesionalisme dalam KBBI adalah kualitas atau kemampuan seseorang dalam menjalankan tugas dengan bidang yang ditekuni. Meskipun terdapat perbedaan yang jelas antara penginjil dengan profesi-profesi seperti dokter, ahli hukum, guru, dls. Tapi sifat profesionalnya harus tetap diterapkan dan seharusnya para penginjil seharusnya yang menjadi contoh dalam bekerja secara profesioanal. Camenisch berpendapat bahwa rohaniwan (penginjil) termasuk dalam kategori profesional. Konsekuensinya, pendekatan etika profesi dapat digunakan untuk mempelajari persoalan moral dan kualitas rohaniwan (1991: 131). Joe E. Trull dan James E. Carter (2004: 25-29) juga sepakat untuk menganggap rohaniwan sebagai sebuah profesi. Jadi, apabila penginjilan dikategorikan sebagai profesi sudah seharusnya seorang penginjil memiliki nilai-nilai profesionalisme dalam bekerja. Seperti yang dikatakan di atas bahwa seorang penginjil seharusnyalah yang menjadi contoh dan teladan bagi mereka yang bekerja dunia sekuler. Hal ini disebabkan karena seorang penginjil memiliki standar hidup yang lebih baik. Penginjil memiliki kebenaran sejati dalam dirinya, yaitu firman Tuhan. Sebab itu aku tidak berlari tanpa tujuan dan aku bukan petinju yang sembarangan saja memukul. 1 Korintus 9:26 Penulis mengutip ayat ini sebagai dasar sifat profesionalisme bagi seorang penginjil. Karena seorang penginjil harus memiliki kemampuan, tujuan, dan strategi yang benar dalam menginjil. Dari ayat di atas penulis menemukan beberapa nilai atau standar untuk seorang penginjil yang profesional antara lain: Memiliki kemampuan dan keahlian Memiliki strategi dalam bekerja Mampu mengatur dan memaksimalkan waktu dengan baik Bekerja dengan penuh tanggung jawab Memiliki penguasaan diri yang baik Sopan santun dalam berbusana, bersikap, dan bertutur kata Memiliki kemampuan dalam berorganisasi Dapat bekerja sama dengan tim dan menjaga hubungan yang harmonis antarsesama. Bab 3 - Kesimpulan Penginjil merupakan profesi dan panggilan hidup bagi semua orang percaya yang mengakui Yesus sebagai satu-satunya Tuhan, juru selamat, dan menjadikan-Nya sebagai penguasa tunggal dalam kehidupannya. Karena panggilan adalah profesi, maka dari pada itu seorang penginjil perlu dan harus memiliki kode etik dan profesionalisme yang baik dalam menjalan tugas sebagai seorang penginjil. Penginjil harus memiliki kode etik yang baik. Penginjil memiliki nilai atau norma kehidupan yang lebih benar dan baik. Karena kode etik tersebut berasal dari kebenaran atau firman Allah yang merupakan sumber segala kebenaran. Seorang penginjil harus membaca firman Tuhan yang ada dalam alkitab. Bukan hanya membacanya saja tapi harus direnungkan, dilakukan, dan bahkan harus dijadikan sebagai gaya hidup. Oleh sebab itu, penulis menekankan bahwa seharusnya seorang penginjil memiliki etika dan moral yang lebih baik dari mereka yang belum mengenal kebenaran. Seorang penginjil adalah pembawa berita sukacita yang juga merupakan sumber kebenaran. Selain memiliki etika dan moral yang baik seorang penginjil juga perlu memiliki sikap profesioanalisme. Matius 5:41, 1 Korintus 9:26, Kolose 3:23 dan masih banyak ayat firman Tuhan yang menunjukan tentang profesinalisme. Paulus menuliskan tentang sifat profesionalisme yang ia lakukan dalam, 1 Korintus 15:9-10. Dalam ayat tersebut Paulus mengatakan sekalipun ia adalah yang paling hina dari semua rasul. Tapi sebaliknya ia adalah yang paling giat dan bekerja lebih keras. Sikap profesionalisme inilah yang harus dimiliki oleh setiap penginjil atau misionalis atau utusan Allah. Bila tidak ada wahyu, menjadi liarlah rakyat. Berbahagialah orang yang berpegang pada hukum. Amsal 29:18 Penginjil yang memiliki kode etik dan profesionalisme dalam bekerja hidupnya bagaikan setetes embun yang menyegarkan jiwa yang dahaga. Penginjil adalah suratan yang terbuka yang perlu diketahui atau dapat dilihat atau dibaca oleh orang yang belum percaya kepada Kristus. Jadi, dengan adanya kode etik dan profesionalisme ini seorang penginjil dapat ditolong untuk bekerja dengan lebih baik. Sehingga dengan demikian apa yang menjadi tujuan dari penginjil dapat tercapai. Diakhir dari penulisan karya ini penulis sekali lagi mengucapakan banyak terima kasih bagi semua pihak yang telah memberikan dukungan baik secara langsung maupun yang tidak langsung dengan menyediakan beberapa panduan yang ada di dalam beberapa buku dan beberapa website. Penulis akan merasa sangat senang apabila ada kritik dan saran yang terbaik dari pembaca pada umumnya. Kritik dan saran pembaca akan menolong penulis dalam memperbaiki karya tulis ini dan karya-karya tulis lainnya. Pembaca dapat memberikan kritik dan saran melalui email ini, jamesdeogensnenobais@gamil.com atau melalui blogger dengan nama Nenobaisblogspot.com. Tuhan Yesus memberkati kita semua Daftar Pustaka Etika dan Misi Integral - http://www.micahnetwork.org Alkitab Terjemahan Baru penerbit LAI. Camenisch, Paul F. 1991. ‘Clergy ethics and the professional ethics model. Trull, Joe E. dan Carter, James E. 2004. Ministrial Ethics: Moral Formation for Church Leaders. Grand Rapids: Baker Academic.

Minggu, 07 Juli 2024

R. Soeprapto - Bapak Kejaksaan

Bapak Kejaksaan Republik Indonesia itulah nama yang diberikan kepada Soprapto. Karena keberanaian dan ketegasannya dalam memutuskan setiap perkara yang ia tangani. Ia tak segan-segan dan tak pandang bulu dalam memutuskan setiap perkara. Baginya tidak ada imunitas dalam hukum. “Demi Keadilan, Perkara Apa Pun Wajib Diputuskan Secara Bijak, Pihak Yang Bersalah Wajib Dihukum Setimpal” Slogan di atas ini terbukti keteika beberapa pejabat dan menteri yang diseret ke pengadilan, bahkan anaknya sendiri (Sus) yang tidak sengaja menendang bola sehingga mengakibatkan kecelakaan pun harus mempertanggungjawabkan perbuatannya. Soeprapto adalah pribadi yang bersih hukum dan memiliki pendirian yang kuat serta tak mudah dipengaruhi oleh apa pun dan siapa pun. Karena ketegasannya dalam mengatasi hukum, banyak cara dilakukan oleh setiap mereka sedang berperkara untuk menyuapnya sehingga perkara mereka diringkan atau dimenangkan. Sylvia yang merupakan putrinya tak tahu menahu mendapatkan sebuah paket yang berisi dua gelang emas dari Pakistan. Dalam pikiran Sylvia ini adalah sebuah hadiah yang luar biasa dan ia sangat bahagia. Tetap hal ini tidak mendatangkan kebahagian bagi Ayahnya, setelah Ayahnya tahu Sylvia diminta untuk mengembalikan paket tersebut. Sylvia penuh kebingunagan karena ia tidak tahu siapa orangnya dan dimana alamatnya, berkat bantuan ajudan sang Ayah, akhirnya paket tersbut dikembalikan pada pemiliknya. Titus 1:13 b. “Karena itu tegorlah mereka dengan tegas supaya mereka menjadi sehat dalam iman,” Untuk menjadi seorang yang bersih dan sehat dalam hal hukum, kita perlu dilatih dan diajar dalam hukum. Hal inilah yang dilakukan oleh, Soeprapto dalam mendidik anak-anaknya dan juga setiap mereka yang sedang berurusan hukum dengannya. Seperti yang dikatakan dalam firman Tuhan untuk sehat iman kita perlu ditegur. Kita butuh seorang mentor yang tahu tentang kebenaran sehingga kita dapat dibimbing dalam kebenaran tersebut. Sumber: Orange for Intergrity Juice Gambar : historia

Kamis, 04 Juli 2024

Sjafruddin Prawiranegara - Sang Presiden Yang Terlupakan

Malu itu bila mengambil milik orang lain atau mengambil uang negara” Ungkapan di atas merupakan prinsip hidup dari keluarga Sjafruddin Prawiranegara. Safruddin lahir di Serang, Banten, pada 28 Februari 1911. Prawiranegara lahir dari keluarga yang berpendidikan, Ayahnya adalah seorang jaksa. Oleh karena itu, ia pun sejak mudah sudah mendapatkan pendidikan. 1931 ia masuk pendidikan di Algemeene Middlebare School (AMS) sesudah lulus, ia melanjutkan pendidikan di Rechtshogescholl dan Sjafruddin meraih gelar Meeste in de Rechten (Mr). Sjafruddin Prawiranegara menyelesaikan studinya, lalu menjadi pegawai di salah satu radio swasta, kemudian ia menjadi petugas di Departemen Keuangan, baik pada zaman penjajahan Belanda maupun Jepang. Sesudah merdeka Sjafruddin Prawiranegara sempat menjabat menteri keuangan, perdana menteri, wakil perdana menteri, dan Guberbur Bank Indonesia. Sjafruddin pernah menjabat sebagai Presiden Pemerintah Darurat Republik Indonesia (PDRI) kurang lebih 1 tahun. Prawiranegara dikenal sebagai sosok yang amanah yang memegang teguh kesetiaan kepada negaranya. Saking setianya, rahasia negara tidak pernah ia ceritakan pada siapa pun termasuk kepada istrinya. Ungkapan “Tertusuk gunting sang suami” ini dialami oleh istri Sjafruddin atas kebijakan yang telah dibuat olehnya. Karena kecintaan dan kesetiaannya terhadap Indonesia ia merelakan setengah dari gajinya untuk dipotong dan diberikan kepada negara. Tengku Halimah adalah istri dari seorang pejabat negara, ia tidak pernah menikmati fasilitas yang seperti biasanya dinikmati oleh para istri pejabat. ia harus menjual sukun goreng untuk memenuhi keperluan dalam rumah tangga mereka, karena hal inilah ada istilah “Sukun Goreng Ibu Presiden”. Kesederhanaan dalam keluarga Sjafruddin menginspirasi setiap warga negara untuk hidup mencukupkan diri dengan apa yang ada. Sebagai pejabat negara tidak perlu menggunakan hak jabatan untuk memperoleh fasilitas negara. Hidup dalam kemandirian, kesederhanaan, dan selalu mensyukuri setiap keadaan menjadi kekuatan untuk tetap hidup dalam kehendak Tuhan. 1 Timotius 6:6-8 TSI Tetapi secara rohani kita sungguh mendapatkan kekayaan besar —  kalau kita merasa puas dengan apa yang kita miliki dan tetap hidup sesuai dengan kehendak Allah. Memang kita tidak membawa apa-apa ke dalam dunia ini ketika kita lahir. Dan harta apa pun tidak kita bawa ketika kita meninggal dunia. Jadi kalau sudah ada makanan dan pakaian, cukupkanlah diri kita dengan itu. Sumber: Orange for Intergrity Juice Gambar : kompas.com