✝️ Keselamatan: Anugerah yang Harus Dijaga dengan Takut dan Gentar
Keselamatan adalah anugerah Allah yang terbesar bagi manusia. Tidak seorang pun dapat memperolehnya melalui usaha atau perbuatan baik, sebab keselamatan semata-mata berasal dari kasih karunia Allah melalui pengorbanan Yesus Kristus di kayu salib. Rasul Paulus menegaskan, “Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah.” (Efesus 2:8). Namun, anugerah ini bukanlah alasan bagi orang percaya untuk hidup sesuka hati, melainkan panggilan untuk hidup dalam kebenaran dan kekudusan.
Dalam Filipi 2:12–13, Paulus menasihati, “Kerjakanlah keselamatanmu dengan takut dan gentar, sebab Allahlah yang mengerjakan di dalam kamu baik kemauan maupun pekerjaan menurut kerelaan-Nya.” Ayat ini menunjukkan bahwa keselamatan tidak boleh dipandang sebagai sesuatu yang statis, tetapi harus dijaga dan dikerjakan dengan kesungguhan hati. Allah bekerja di dalam diri orang percaya, namun manusia juga harus menanggapi karya Allah itu dengan ketaatan dan kesetiaan.
Keselamatan memang bersifat anugerah, dan bukan berarti hanya untuk dinikmati tanpa tanggung jawab. Anugerah menolong kita untuk semakin menjauhi dosa. Kasih karunia adalah kemampuan ilahi yang diberikan oleh Bapa, sehingga kita dapat mengalahkan dosa dan mampu berjalan dalam kebenaran. Dengan kata lain, kasih karunia tidak hanya membebaskan kita dari hukuman dosa, tetapi juga memampukan kita untuk hidup dalam kemenangan atas dosa.
Rasul Paulus menulis, “Kasih karunia Allah telah menyelamatkan semua manusia... Ia mendidik kita supaya kita meninggalkan kefasikan dan keinginan-keinginan duniawi dan supaya kita hidup bijaksana, adil, dan beribadah di dunia sekarang ini.” (Titus 2:11–12). Dengan demikian, kasih karunia bukan sekadar jaminan keselamatan, melainkan kekuatan yang mengubah hidup orang percaya untuk menjadi serupa dengan Kristus.
Karena itu, keselamatan dapat hilang apabila seseorang dengan sadar menolak kasih karunia dan kembali kepada kehidupan yang berdosa. Ibrani 6:4–6 memperingatkan bahwa mereka yang telah mengenal kebenaran tetapi murtad, tidak dapat diperbaharui lagi untuk bertobat. Yesus pun menegaskan, “Barangsiapa bertahan sampai pada kesudahannya, ia akan selamat.” (Matius 24:13). Ini berarti keselamatan harus dijaga dengan iman yang teguh dan kehidupan yang berkenan kepada Allah.
Sebagai orang percaya, kita dipanggil untuk terus memelihara keselamatan dengan hidup dalam pertobatan, ketaatan, dan ketergantungan penuh kepada Roh Kudus. Kasih karunia bukan hanya dasar keselamatan, tetapi juga kuasa untuk tetap setia dalam perjalanan iman. Oleh sebab itu, marilah kita menjalani hidup ini dengan takut dan gentar di hadapan Allah, sambil bersyukur atas anugerah keselamatan yang telah kita terima di dalam Yesus Kristus.
"Kasih karunia bukan izin untuk berbuat dosa, melainkan kuasa untuk hidup dalam kebenaran"