Jumat, 03 April 2015

Tujuh Perkataan Yesus dikayu Salib




Tujuh Perkataan Salib adalah tujuh ucapan yang diucapkan oleh Yesus ketika Yesus disalib, sebagaimana tertulis dalam keempat Injil.[1][2]
Ketujuh perkataan tersebut adalah:[3]
  1. Ya Bapa, ampunilah mereka, karena mereka tidak tahu apa yang mereka lakukan. ”Luk 23:34
  2.  “Sesungguhnya, hari ini juga kamu akan bersama Aku di dalam Firdaus.Luk 23:43
  3.  “Ibu, inilah anakmu!Yoh 19:26-27
  4. Allah-Ku, Allah-Ku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?Mat 27:46 & Mark 15:34 
  5.  “Aku haus!Yoh 19:28
  6.  “Ya Bapa, ke dalam tangan-Mu Kuserahkan nyawa-Ku.Luk 23:46
  7.  “Sudah selesai.”Yoh 19:30
Biasanya, ketujuh perkataan ini dikategorikan sebagai: kalimat 1, 4, & 7 (pertama, tengah dan terakhir). Yesus berbicara kepada Bapa, kalimat 2. Yesus berbicara kepada penjahat, kalimat 3. Yesus berbicara kepada Maria, dan perkataan 5 dan 6 yang tidak secara spesifik ditujukan pada siapa pun[4]
Tidak ada Injil yang mencatat keseluruhan perkataan tersebut. Urutan di atas berasal dari harmonisasi keempat Injil. Di dalam Injil Matius dan Markus, Yesus mengucapkan perkataan dalam bahasa Aram (alih-alih Ibrani). Dalam Injil Lukas, dapat ditemukan dua ucapan pertama dan keenam Yesus, sementara ucapan ketiga, kelima, dan ketujuh hanya ditemukan dalam Injil Yohanes.
Alkitab menuliskan bahwa Yesus dipaku di atas kayu salib sekitar enam jam, dan bahkan lebih dari itu, dan ketujuh perkataan inilah yang dicatat oleh murid-murid Yesus. Masing-masing dari ucapan tersebut memiliki makna istimewa.[5] Sejak abad ke-16 ketujuh perkataan ini telah banyak dipakai untuk khotbah Jumat Agung, dan banyak buku yang telah ditulis untuk menganalisa ketujuh perkataan tersebut.[6][7][8]

Ketujuh Perkataan Salib merupakan contoh pendekatan tekstual dalam merekonstruksi harmoni Injil, yang berusaha menggabungkan materi-materi yang berbeda dari keempat Injil, untuk menghasilkan kesimpulan yang lebih dari masing-masing Injil tersebut.[9]

1. Ya Bapa, ampunilah mereka, karena mereka tidak tahu apa yang mereka lakukan

Kemudian Yesus berkata, “Ya Bapa, ampunilah mereka, karena mereka tidak tahu apa yang mereka lakukan.” Lalu para tentara melempar undi untuk membagi pakaian-Nya di antara mereka. Luke 23:34
Ucapan ini biasa diartikan sebagai doa Yesus memohonkan pengampunan bagi mereka yang menyalibkan Dia: para prajurit Romawi, dan semua yang terlibat dalam peristiwa penyaliban tersebut.[10][11][12][13]
Pdt. Stephen Tong menuliskan, "Inilah cinta di atas segala cinta, keajaiban di atas segala keajaiban. Inilah keagungan dan kehormatan, kesucian dan kemurnian di atas segala kebajikan yang pernah dinyatakan di dalam dunia ini."[8]

2. Sesungguhnya, hari ini juga kamu akan bersama Aku di dalam Firdaus

Lalu ia berkata kepada Yesus, “Ya Yesus, ingatlah aku ketika Engkau masuk ke dalam kerajaan-Mu.” Kemudian Yesus berkata kepadanya, “[Amin], hari ini juga kamu akan bersama Aku di dalam Firdaus.” Luke 23:42-43
Menurut Injil Matius dan Lukas, Yesus disalib di antara dua penjahat lain yang juga disalib. Matius (27:38,44) mencatat bahwa penjahat-penjahat tersebut juga mengejek Yesus bersama-sama dengan orang-orang yang menonton peristiwa penyaliban tersebut. Namun Lukas mencatat bahwa salah satu dari mereka kemudian berkata kepada yang lain bahwa Yesus tidak bersalah apa pun. Yesus menjawab "Sesungguhnya, Aku berkata kepadamu (ἀμήν λέγω σοί, amēn legō soi), yang diikuti dengan kemunculan satu-satunya kata "Firdaus" di dalam Injil (παραδείσω, paradeisō, dari Persia pairidaeza "taman firdaus"). Bahkan, ketika Yesus di atas kayu salib pun, Ia masih mempedulikan orang-orang yang terhilang.[5]
Pdt. Tong menuliskan bahwa perubahan dalam diri salah seorang penjahat tersebut karena mendengar ucapan Yesus yang pertama, yang mengampuni orang-orang yang menyalibkan Yesus. "Sang perampok sudah menjalani suatu pengadilan yang adil yang datang dari Allah sendiri. ... Dia mengakui keadilan Allah dan tidak mengakui keadilan Pilatus. ... Dia tahu bahwa dirinya ... tidak memiliki pengharapan lagi, dan ... dia mendengar suara Yesus yang mengatakan, 'Ya Bapa, ampunilah mereka...', bukankah ini satu hal yang menyadarkannya?"
Perbedaan penafsiran tanda baca telah menjadi sumber perbedaan doktrin di antara kaum Kristen, karena di naskah aslinya tidak terdapat tanda baca. Kaum Protestan biasanya menggunakan versi "hari ini juga kamu akan bersama Aku di dalam Firdaus." Ini mengasumsikan bahwa pada hari itu juga penjahat itu akan pergi ke Surga, tanpa melalui purgatori (api penyucian).[14] Di pihak lain, kaum Katolik biasanya menggunakan versi "Aku berkata kepadamu hari ini, kamu akan..." yang hanya menunjukkan bahwa pernyataan tersebut dibuat pada hari itu, tetapi belum tentu penjahat tersebut akan berada di Surga pada hari itu juga.[15]

3. Ibu, inilah anakmu! 

Ketika Yesus melihat ibu-Nya dan murid yang dikasihi-Nya berdiri di sana, Ia berkata kepada ibu-Nya, “[Wanita], inilah anakmu!” Lalu, Yesus berkata kepada murid-Nya, “Inilah ibumu!” Kemudian, murid itu menerima ibu Yesus tinggal di rumahnya. John 19:26-27
Di sini, Yesus menyerahkan Maria, ibu Yesus, untuk dirawat oleh murid yang dikasihi Yesus (penafsir biasa menafsirkan murid tersebut adalah Rasul Yohanes, yang menuliskan Injil Yohanes).[1] Sejauh yang dicatat di dalam Alkitab, hanya murid itulah yang berada di lokasi penyaliban Yesus (namun di sana selain Maria ada beberapa perempuan-perempuan yang mengikuti sepanjang jalan salib). Perkataan tersebut menunjukkan sisi kemanusiaan Yesus dan kasih sayang kepada sang ibu.[5]

4. Allah-Ku, Allah-Ku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?

Mulai pukul dua belas siang sampai pukul tiga sore, kegelapan menutupi seluruh daerah itu. Kira-kira pukul tiga sore, Yesus berseru dengan suara keras, “Eli, Eli, lama sabakhtani?” Artinya, “Allah-Ku, Allah-Ku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?” Matthew 27:45-46
Pada pukul dua belas siang sampai pukul tiga sore, kegelapan menutupi seluruh daerah itu. Sekitar pukul tiga sore, Yesus berseru dengan suara yang keras, “Eloi, Eloi, lama sabakhtani,” yang artinya “Allah-Ku, Allah-Ku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?” Mark 15:33-34
Perkataan keempat ini adalah satu-satunya yang dicatat di dua Injil, dan satu-satunya yang dicatat di dalam kisah penyaliban Yesus di Injil Matius dan Markus. Ini merupakan kutipan dari Mazmur 22:1 dari Raja Daud. Beberapa penafsir mempercayai bahwa bukan Kristus yang mengutip Daud, tetapi Daud yang digerakkan Roh Kudus untuk menuliskan nubuatan mengenai penderitaan dan sengsara yang akan dialami oleh Yesus tersebut
Kegelapan yang terjadi pada tengah hari tersebut bukanlah kegelapan biasa, bukan karena awan tebal, dan juga bukan karena gerhana matahari, karena gerhana tidak pernah berlangsung selama 3 jam, dan Paskah Yahudi dirayakan pada bulan purnama (gerhana tidak pernah terjadi pada waktu purnama). Selama sekitar tiga jam Yesus tidak mengucapkan kalimat yang lain; pada saat-saat kegelapan supranatural itulah Yesus mengucapkan kalimat keempatnya. Ini adalah kalimat yang paling sulit mengerti di antara yang lain. Martin Luther pernah memikirkan ayat ini selama berjam-jam dan akhirnya ia berdiri sambil memukul dadanya dan berkata, "Siapakah yang dapat mengerti bahwa Allah meninggalkan Allah?".[8]
Pdt. Stephen Tong dalam 7 Perkataan Salib: "Pada saat kelahiran-Nya, ada terang yang besar (bintang Betlehem) di tengah kegelapan (pada malam hari), tapi pada saat mati-Nya, ada kegelapan yang besar di tengah matahari yang bersinar terang (pada tengah hari) ... Kelahiran Kristus ajaib, kematian Kristus ajaib. Siapakah Yesus? Waktu lahir-Nya, Kristus membawa terang kepada dunia yang gelap, tetapi waktu mati-Nya, Kristus kegelapan dosa dunia menimpa sang terang dunia, tapi Yesus Kristus rela menerimanya." Ia mengakui bahwa manusia tidak akan mengerti seratus persen kalimat keempat ini, kecuali orang itu mempunyai pengalaman berada di neraka, tetapi ia melanjutkan bahwa orang yang masuk neraka tidak akan mengerti kalimat ini, karena orang yang masuk neraka adalah orang berdosa, sedangkan Yesus tidak berdosa.[8]

5. Aku haus!

Yesus tahu bahwa semuanya sudah selesai. Untuk menggenapi apa yang tertulis di dalam Kitab Suci, Ia berkata, “Aku haus!”John 19:28
Yesus mengalami dehidrasi karena kehilangan banyak darah dan cairan tubuh. Ia belum makan atau minum sejak Perjamuan Terakhir pada malam sebelumnya, dan dalam kondisi yang sangat haus. Penulis Injil menuliskan bahwa ada orang yang menawari Yesus anggur asam. Yesus menolak minuman anggur bercampur empedu dan mur (Matius 27:34 dan Markus 15:23) yang ditawarkan untuk meringankan penderitaan-Nya. Tapi di sini, beberapa jam kemudian, kita melihat Yesus memenuhi nubuatan Mesianik dalam Mazmur 69:21. (cf. Mazmur 22:15).[16]

6. Ya Bapa, ke dalam tangan-Mu Kuserahkan nyawa-Ku

Lalu Yesus berseru dengan suara keras, “Ya Bapa, ke dalam tangan-Mu Kuserahkan [Roh]-Ku.” Sesudah mengatakan itu, Yesus menghembuskan napas-Nya yang terakhir. Luke 23:46
Pdt. Stephen Tong dalam bukunya menerangkan, "Istilah bahasa Yunani untuk kata "serahkan" adalah istilah yang dipakai khusus pada waktu seseorang menyerahkan uangnya kepada pemegang uang yang paling bisa diperacaya. Yesus Kristus tahu bahwa jiwa-Nya ada di dalam tangan Allah yang baik. Dia menyerahkan nyawa-Nya ke dalam tangan Bapa. Ini menjadi satu pengharapan bagi setiap orang. Yohanes Calvin berkata bahwa pada waktu Kristus menyerahkan nyawa-Nya kepada Bapa, sebenarnya pada waktu itu juga Kristus mengumpulkan roh kita masing-masing yang percaya kepada-Nya beserta dengan Dia untuk diserahkan kepada Bapa."

7. Sudah selesai

Setelah mencecap anggur asam itu, Yesus berkata, “Sudah [genap].” Kemudian, Ia menundukkan kepala-Nya dan menyerahkan nyawa-Nya. John 19:30

Pastor Hamilton dalam 24 Hours menuliskan, "Perkataan terakhir ini adalah sebuah seruan kemenangan, bukan seruan keputusasaan. Yesus telah menyelesaikan tugas di dunia ini. Rencana Allah sudah digenapi; penyelamatan manusia telah dilakukan; kasih Allah telah dinyatakan. Ia telah menggantikan kita. Ia telah menunjukkan kerusakan manusia dan juga kasih Allah. Ia menyerahkan diri sendiri kepada Allah sebagai kurban penebus umat manusia. Setelah mengatakan kalimat terakhir ini, maka usai sudah. Dengan kata-kata ini, tokoh teragung yang pernah berjalan di muka bumi ini, Allah dalam rupa manusia, menghembuskan nafas terakhirnya."[5]:p.112

http://nenobaistimor.blogspot.com/2015/03/pertanyaan-siapa-para-penulis-kitab.html 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Thank you have visited