Jumat, 15 Agustus 2025

UTUSAN KERAJAAN ALLAH

1. Apa itu ULB?

ULB adalah singkatan dari Utusan Lintas Budaya. Pada prinsipnya, ULB sama dengan misionaris, yaitu seseorang yang memiliki peran dan tugas untuk memberitakan Injil kepada suku-suku bangsa yang belum percaya kepada Yesus sebagai satu-satunya Tuhan dan Juruselamat. Disebut lintas budaya karena utusan melayani di tengah bangsa atau suku yang berbeda bahasa, budaya, bahkan keyakinan.

Sesuai dengan perintah Yesus yang kita kenal dengan sebutan amanat agung. Pergi ke berbagai daerah bahkan sampai ke ujung bumi untuk mewartakan kabar baik kepada mereka.

“Sebab itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu.” (Matius 28:19-20)

2. Mengapa Mau Menjadi ULB?

Saya percaya tujuan penciptaan manusia adalah hidup bagi Allah dengan melaksanakan Amanat Agung. Jika saya taat melakukan Amanat Agung, artinya saya sedang berjalan dalam tujuan Ilahi Allah. Sebaliknya, jika saya mengabaikannya, berarti saya melenceng dari tujuan-Nya.

Sejak 28 Oktober 2008, saya menerima nubuatan melalui para penatua: untuk menyelamatkan anak-anak di pedalaman. Saat itu saya belum tahu di mana tempatnya. Saya terus berdoa agar Tuhan memperjelas panggilan tersebut.

Alasan saya mau menjadi ULB sederhana namun sangat mendalam:
* Karena kasih Kristus menguasai saya (2 Korintus 5:14).
* Karena setiap jiwa berharga di hadapan Allah (Yohanes 3:16).
* Karena Injil adalah kabar baik yang harus sampai “sampai ke ujung bumi” (Kisah Para Rasul 1:8).

Pada 30 Oktober 2018, Tuhan menjawab doa itu. Kami sekeluarga diutus melayani suku Tau Ta’a di pedalaman Morowali Utara, Sulawesi Tengah. Sampai dengan hari ini, kami sekeluarga masih setia menjalani panggilan tersebut dengan hati yang tulus. Itu semua hanya oleh kasih karunia Allah.

3. Kesulitan dan Tantangan sebagai ULB

Pelayanan misi bukanlah jalan mudah, melainkan sering disebut sebagai pelayanan penderitaan. Seorang ULB harus meninggalkan zona nyaman, pergi ke tempat asing, dan menghadapi berbagai keterbatasan.

Selama 7 tahun di ladang misi, kami menghadapi banyak tantangan, antara lain:
Keterbatasan logistik. Pernah kami tidak memiliki makanan, tetapi Tuhan mengirim 15 kg beras melalui seseorang pada saat yang tepat.
Kesehatan keluarga. Anak kami, Diandra (usia 5 bulan), pernah tidak bernapas akibat step, tetapi Tuhan memulihkannya. Anak kami David (usia 3 tahun), diare parah saat obat sangat terbatas, tetapi Tuhan menyembuhkannya.

Perbedaan budaya. Hidup di tengah masyarakat yang berbeda bahasa, makanan, dan kebiasaan membutuhkan proses adaptasi panjang. Tidak jarang muncul kesalahpahaman atau bahkan penolakan.

Kesendirian dan keterasingan. Tinggal jauh dari keluarga besar dan kota besar sering menimbulkan rasa sepi. Tetapi kami belajar bahwa hadirat Tuhan adalah rumah kami.

Namun di balik semua itu, kami menyaksikan kebenaran firman Tuhan:
“Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman.” (Matius 28:20).
“Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna.” (2 Korintus 12:9).

Kesulitan itu ternyata menjadi alat pembentukan Allah. Kami belajar iman, kesabaran, dan ketaatan. Kami melihat bagaimana Allah sungguh hidup dan nyata kasih dan kuasa-Nya saat kami mengerjakan amanat agung.

4. Dorongan untuk Jemaat dan Sahabat Misi

Misi bukan hanya tugas segelintir orang saja. Misi adalah hati Bapa di surga. Artinya misi sudah menjadi panggilan bagi setiap orang percaya. Ada banyak cara kita terlibat dalam pekerjaan Allah ini:

* Pergi – menjadi utusan yang benar-benar terjun ke ladang misi. Tidak semua orang dipanggil untuk pergi ke tempat jauh, tetapi semua orang bisa berkata, “Ini aku, utuslah aku!” (Yesaya 6:8).
* Berdoa – doa adalah senjata utama misi. Doakan utusan, doakan jiwa-jiwa, doakan agar kuasa kegelapan dikalahkan dan terang Kristus masuk ke setiap hati (Kolose 4:2-3).
* Memberi – dukungan finansial dan materi menjadi bentuk nyata partisipasi. Rasul Paulus sendiri menerima dukungan jemaat untuk misinya (Filipi 4:15-16). Dengan memberi, kita ikut menabur dalam pekerjaan Injil.
* Mengutus dan mendukung – gereja lokal memiliki peran strategis untuk mengutus, menopang, dan mendoakan utusan lintas budaya. Tanpa gereja yang peduli misi, pekerjaan Tuhan akan terhambat.
* Membagikan Injil di sekitar kita – misi bukan hanya jauh, tetapi juga dekat. Di keluarga, di sekolah, di tempat kerja, bahkan di lingkungan sekitar, kita adalah saksi Kristus (Kisah Para Rasul 1:8). Hati tanpa Kristus adalah ladang misi sedangkan hati ada Kristus adalah misionaris/ ULB. Jadi, di mana saja kita berada kita merupakan utusan/ duta kerajaan Allah.

Kelima poin di atas telah dituliskan oleh Paulus dalam suratnya kepada jemaat di Roma. Mari kita lihat dan baca bersama!

Roma 10:13-14
“Sebab setiap orang yang berseru kepada nama Tuhan akan diselamatkan. Tetapi bagaimana mereka dapat berseru kepada-Nya, jika mereka tidak percaya kepada Dia? Bagaimana mereka dapat percaya kepada Dia, jika mereka tidak mendengar tentang Dia? Bagaimana mereka mendengar tentang Dia, jika tidak ada yang memberitakan-Nya?” .

5. Ajakan Rohani

Jangan tunda untuk taat. Jiwa-jiwa sedang menanti kabar baik. Jangan takut kekurangan, sebab Tuhan yang memanggil juga yang memperlengkapi (Ibrani 13:20-21).

TERGERAK & BERGERAK, 𝓫𝓾𝓴𝓪𝓷
TERGERAK & TERGELETAK.

Jangan hanya TERGERAK dan setelah itu terdiam/ tertidur, tetapi mari sungguh-sungguh BERGERAK, segera melakukan apa yang sudah diperintahkan Bapa kepada kita melalui Yesus. 

Misi adalah kehormatan, bukan beban. Misi adalah kesempatan ilahi, bukan paksaan. Setiap langkah dalam misi menjadikan kita rekan sekerja Allah (1 Korintus 3:9).


Tuhan Yesus memberkati.


Selasa, 12 Agustus 2025

Kata Kata Bijak & Hikmat

 Persungutan terjadi karena ketakutan menghimpit dan menguasai iman kita sehingga kita lupa akan kuasa Allah yang dasyat.


Keragu-raguan dan ketidakpercayaan kepada Tuhan membuktikan iman kita tak berdasar dan berakar di dalam Kristus.

Memiliki damai artinya tidak ada kekuatiran dan kecemasan tentang kehidupan. Ps. Richard Womack, PhD

KETIDAKBENARAN (DOSA) yang telah melekat, Kita MEMBUTUHKAN KRISTUS untuk melepaskan diri & memulihkan jiwa.

PENGENALAN dan PENGALAMAN hidup bersama dengan ALLAH menghasilkan RASA CINTA YANG MENDALAM dan KERINDUAN UNTUK SELALU BERSAMA dapat kita sebut sebagai KEINTIMAN PRIBADI.

Allah tidak pernah berurusan dengan pelayanan yang kita lakukan tapi IA selalu berurusan dengan pribadi yg melakukan pelayanan itu.

Misi bukan soal mau atau bisa, tapi misi hanya oleh kasih karunia.

Ketersinggungan merupakan penghalang utama dalam kedewasaan iman dan kedewasaan karakter seseorang.

Jika anda menginginkan kehancuran ku pujilah aku. Tapi jika anda menginginkan kesuksesan dalam diriku kritiklah aku.

Hati tanpa Kristus merupakan ladang misi
Hati ada Kristus merupakan misionaris

Manusia yang hidup berdasarkan fakta hidupnya biasa-biasa saja,
Manusia yang hidup berdasarkan kebenaran hidupnya mengalami kehidupan yang luar biasa (Zoe)

Cara pandang anda menentukan cara anda memperlakukan orang lain.

Pemurid bukan orang yang suci, kudus, sempurna. Tetapi dia sudah lebih dulu melakukan / mengalami apa yang ia ajarkan. Jadi, pemuridan itu praktekpraktek bukan teori.

Dosa adalah pilihan yang memisahkan kita dari Tuhan, tetapi pertobatan dan pengampunan adalah pilihan yang membawa kita kembali kepada kasih karunia Allah.

TERGERAK & BERGERAK 𝓫𝓾𝓴𝓪𝓷
TERGERAK & TERGELETAK

Penyembahan berhala adalah jerat iblis bagi setiap orang percaya.

Kebosanan timbul karena tindakan yang dilakukan dianggap sebagai rutinitas.

Berhala adalah segala sesuatu yang menjadi fokus utama dalam hidup kita yang memikat serta mengikat jiwa kita sehingga, kita susah melepaskan diri.

Apa yang menjadi sesembahan kita akan tercermin dari sikap, tindakan, kata-kata, dan segala sesuatu yang keluar dari dalam diri kita.

Menyembah Yesus membawa kita semakin hari semakin serupa Kristus & menuju kesempurnaan sama seperti Bapa kita yang adalah sempurna.

Jika saya BEKERJA karena UPAH itu adalah sebuah KESERAKAHAN.
Tapi jika PEKERJAAN yang saya LAKUKAN sebagai EKSPRESI PENYEMBAHAN kepada ALLAH itulah KEBENARAN.

Firman Tuhan merupakan kebutuhan Primer yang tak dapat digantikan oleh apapun.

KESULITAN, KETERBATASAN & TANTANGAN dapat membatasi kita dalam BERGERAK/ BEKERJA tapi KESULITAN, KETERBATASAN & TANTANGAN takkan sanggup membatasi KUASA TUHAN bekerja dalam diri orang percaya.

Janganlah TAMPIL sebagai SUPERMAN untuk menyelesaikan suatu persoalan tapi TAMPILLAH sebagai seorang IMAM. Maka ALLAH akan MENYELESAIKAN PERSOALANMU dan IA akan MENGHADIAHKAN KEMENANGAN bagimu.

KEHIDUPAN kita hari lepas hari sebagai manusia adalah KEMATIAN. Tetapi KEMATIAN kita didalam KRISTUS setiap saat adalah KEHIDUPAN KEKAL.

KETIDKANYAMANAN merupakan sarana untuk KUASA ALLAH BEKERJA.

KEKRISTENAN tidak diukur dari seberapa lama saya PERCAYA YESUS tapi dari KEDEWASAAN IMAN dan PERUBAHAN KARAKTER serta KESERUPAAN dengan BAPA.

Misi merupakan cara Allah berkolaborasi dengan manusia ciptaan baru dalam memperlebar Kerajaan-Nya.

“Jika percaya kepada Kristus berarti menjadi kaya dan memeroleh kerajaan,
orang akan bersedia mengikuti Kristus.
Namun jika itu berarti penderitaan,
mereka tidak akan mengikut Kristus oleh karena itu, hanya mereka yang berpegang pada Injil yang merupakan murid Kristus yang sejati.”
== Martin Luther ==

Hidup dalam panggilan dan melakukannya hingga akhir hayat itulah kesuksesan rohani.

Tidak ada JUARA tanpa PERLOMBAAN, tidak ada PEMENANG tanpa PELATIH.

KEMENANGAN bukti daripada KETEKUNAN dan KESABARAN dalam berlatih.

Hidup tanpa AJARAN dan HAJARAN akan menghasilkan manusia-manusia GAMPANGAN. Tetapi kehidupan yang penuh dengan AJARAN dan HAJARAN selalu menciptakan pribadi-pribadi yang BERKUALITAS dan TANGGUH.

SEKOLAH KEHIDUPAN yang BERMUTU selalu mempersiapkan peserta didiknya dengan AJARAN dan HAJARAN sehingga menciptakan peserta didik yang BERKUALITAS dan TANGGUH.

Semakin dihambat semakin merambat
Semakin dihadang semakin berkembang.

Kekuatan manusia terletak pada apa yang diterima oleh panca indera dan diyakininya sebagai kebenaran tetapi kekuatan orang benar terletak pada kebenaran Firman Tuhan.

Lebih baik menggosipkan Firman Tuhan dan mendapatkan berkah.
Daripada menggosipkan tetangga dan mendapatkan masalah.


Menguras Tangki Kehidupan

Menguras Tangki Kehidupan


Caranya:
1.Tulis 0-10 tahun dalam hal negatif (dari kandungan) dipimpin oleh Roh Kudus


2.Ungkapkan kepada Tuhan - dengan ekspresi


3.Setelah kita mengetahui kebenaran Matius 5:44, Roma 12:14


4.Praktik pengampunan 7*70 kali (490 kali) untuk satu kejadian Matius 18:21-22


5.Terus mengampuni sampai terjadi pemulihan


6.Temukan firman Tuhan yang sesuai dengan persoalan yang kita.

5 Tips Kehidupan
1.Memiliki motivasi yang benar - sesuai firman Tuhan (libatkan Roh Kudus sebelum kita melakukan/ memutuskan


2.Jangan berusaha mengubah orang lain - (Izinkan Kristus yang mengubah orang tersebut)


3.Tidak menuntut (tidak menuntut orang mengikuti standar kita)


4.Tidak memakai standar kita untuk orang lain


5.Tidak memaksakan kehendak kepada orang lain


Sabtu, 24 Mei 2025

Media Pembelajaran sebagai Alat Transformasi Pendidikan

 

 Perkembangan Teknologi Dalam Pendidikan | Jurnalpost

 

Disusun oleh:

 

NAMA

:

James Deogens Nenobais





MOTTO

Apa yang ada pada kita

Itulah yang akan dipakai oleh Allah

Untuk menyatakan kasih dan kuasa-Nya

Kepada mereka yang ada di sekitar kita.

 

  Keluaran 4:2 


BAB I: PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi membawa dampak besar dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk dunia pendidikan. Transformasi pendidikan menjadi sebuah keharusan agar mampu menjawab tantangan zaman. Salah satu faktor penting dalam proses transformasi ini adalah media pembelajaran. Media pembelajaran tidak hanya berfungsi sebagai alat bantu mengajar, tetapi juga sebagai jembatan dalam menyampaikan pengetahuan secara lebih efektif, menarik, dan relevan dengan kebutuhan peserta didik masa kini.

Media pembelajaran memungkinkan terjadinya perubahan cara pandang terhadap proses pendidikan. Pembelajaran yang semula didominasi oleh metode ceramah kini bertransformasi menjadi pembelajaran yang lebih interaktif dan berpusat pada peserta didik. Pemanfaatan berbagai jenis media, mulai dari media konvensional hingga digital, telah mengubah wajah pendidikan secara signifikan. Hal ini membuat peran media tidak hanya sebagai pelengkap, tetapi menjadi bagian integral dalam sistem pendidikan modern.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa pengertian dan jenis-jenis media pembelajaran?

2. Bagaimana peran media pembelajaran dalam proses transformasi pendidikan?

3. Apa saja tantangan yang dihadapi dalam pemanfaatan media pembelajaran?

4. Bagaimana solusi untuk mengoptimalkan media pembelajaran dalam pendidikan?

1.3 Tujuan Penulisan

1. Menjelaskan pengertian dan jenis-jenis media pembelajaran.

2. Menguraikan peran media pembelajaran dalam mendukung transformasi pendidikan.

3. Mengidentifikasi tantangan dalam pemanfaatan media pembelajaran.

4. Memberikan solusi untuk optimalisasi media pembelajaran.

1.4 Manfaat Penulisan

1. Memberikan pemahaman kepada pendidik dan peserta didik mengenai pentingnya media pembelajaran.

2. Menjadi referensi bagi pengembangan strategi pembelajaran berbasis media.

3. Mendorong inovasi dalam pemanfaatan teknologi pendidikan.


BAB II: LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Media Pembelajaran

Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dan merangsang pikiran, perhatian, dan kemauan peserta didik sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar yang efektif. Heinich et al. (2002) mendefinisikan media sebagai alat fisik yang digunakan untuk menyampaikan materi pembelajaran, seperti video, film, gambar, serta teknologi digital seperti komputer dan internet. Sementara itu, Gagne menganggap media sebagai komponen penting dalam sistem instruksional yang mendukung pencapaian tujuan pembelajaran.

2.2 Jenis-Jenis Media Pembelajaran

Menurut Kemp dan Dayton (1985), media pembelajaran dapat diklasifikasikan menjadi:

Ø Media visual diam: gambar, foto, grafik, diagram, poster.

Ø Media visual gerak: film bisu, animasi, dan slide bersuara.

Ø Media audio: rekaman suara, radio, podcast.

Ø Media audiovisual: televisi, video, multimedia interaktif.

Ø Media berbasis komputer: e-learning, LMS, aplikasi digital.

Ø Media berbasis realitas virtual dan augmented reality.

2.3 Konsep Transformasi Pendidikan

Transformasi pendidikan adalah proses perubahan menyeluruh pada sistem pendidikan, baik dari segi kurikulum, metode pembelajaran, peran guru, hingga pemanfaatan teknologi. Tujuan utama dari transformasi ini adalah menciptakan sistem pendidikan yang lebih inklusif, responsif, dan relevan dengan kebutuhan zaman. Transformasi pendidikan juga mencakup perubahan cara pandang terhadap proses belajar mengajar yang lebih berpusat pada peserta didik.

2.4 Teori yang Relevan

Teori Konstruktivisme oleh Piaget dan Vygotsky menekankan pentingnya peran aktif peserta didik dalam membangun pengetahuannya sendiri melalui pengalaman dan interaksi sosial. Dalam konteks ini, media pembelajaran menjadi alat yang mendukung peserta didik untuk bereksplorasi, berdiskusi, dan membangun pemahamannya secara mandiri. Selain itu, teori Pembelajaran Multimedia oleh Mayer menyebutkan bahwa penggunaan media visual dan verbal secara bersamaan dapat meningkatkan efektivitas pembelajaran.


BAB III: PERAN MEDIA PEMBELAJARAN DALAM TRANSFORMASI PENDIDIKAN

3.1 Media Pembelajaran dalam Konteks Tradisional dan Digital

Dalam pendekatan tradisional, media pembelajaran terbatas pada alat bantu sederhana seperti papan tulis, buku cetak, dan alat peraga manual. Seiring kemajuan teknologi, media pembelajaran digital mulai digunakan secara luas, seperti PowerPoint, video pembelajaran, dan perangkat lunak simulasi. Perubahan ini mendorong guru untuk bertransformasi dari sekadar penyampai informasi menjadi fasilitator dan mentor dalam proses pembelajaran.

Praktek teknologi pendidikan merujuk pada penerapan teknologi dalam proses belajar mengajar untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi pembelajaran. Ini melibatkan penggunaan perangkat keras, perangkat lunak, dan metode yang didukung teknologi untuk menciptakan lingkungan belajar yang lebih menarik dan interaktif.

3.2 Inovasi Media Pembelajaran

Kemajuan teknologi telah melahirkan inovasi media yang semakin canggih. Beberapa inovasi tersebut antara lain:

Ø Learning Management System (LMS) seperti Moodle dan Google Classroom.

Ø Aplikasi pembelajaran mobile seperti Quizziz, Duolingo, dan Ruangguru.

Ø Audia-Visual: Video animasi dan interaktif yang mudah diakses melalui YouTube atau platform edukatif.

Ø Pemanfaatan Augmented Reality (AR), Virtual Reality (VR), Kecerdasan Buatan (AI). 

Inovasi ini tidak hanya mempermudah akses belajar, tetapi juga memberikan pengalaman belajar yang menyenangkan dan mendalam.

3.3 Dampak Penggunaan Media terhadap Proses dan Hasil Belajar

Penelitian menunjukkan bahwa penggunaan media pembelajaran meningkatkan hasil belajar secara signifikan. Media yang dirancang secara tepat dapat meningkatkan motivasi, konsentrasi, dan retensi peserta didik. Selain itu, media juga memungkinkan pembelajaran yang lebih fleksibel, baik dari segi waktu maupun tempat, sehingga mendukung pembelajaran sepanjang hayat (lifelong learning).

Dampak pada Proses Belajar:

Ø Peningkatan Kualitas Pembelajaran:  Media pembelajaran membantu guru dalam menyampaikan materi secara lebih efektif dan menarik. 

Ø Peningkatan Motivasi Belajar: Bahan ajar yang menarik dan interaktif dapat meningkatkan minat dan motivasi siswa untuk belajar. 

Ø Penyederhanaan Konsep: Media dapat membantu menjelaskan konsep yang rumit menjadi lebih mudah dipahami. 

Ø Peningkatan Interaksi: Media dapat memfasilitasi interaksi antara siswa, guru, dan lingkungan belajar. 

Ø Meningkatkan Minat Belajar: Media yang menarik dapat membuat siswa lebih tertarik pada materi yang dipelajari. 

Dampak pada Hasil Belajar:

Ø Meningkatkan Pemahaman: Media membantu siswa dalam memahami materi yang disampaikan, khususnya materi yang rumit atau visual. 

Ø Meningkatkan Prestasi Belajar: Penggunaan media pembelajaran yang tepat dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. 

Ø Mempermudah Retensi: Media dapat membantu siswa dalam mengingat dan mengingat kembali informasi yang telah dipelajari. 

Ø Meningkatkan Kemampuan Transfer Pengetahuan: Media dapat membantu siswa dalam menerapkan pengetahuan yang telah mereka pelajari dalam situasi yang berbeda  

3.4 Studi Kasus Penggunaan Media

Di Indonesia, penggunaan aplikasi Ruangguru berhasil menjangkau peserta didik di berbagai daerah dengan metode pembelajaran digital yang interaktif. Selain itu, Google Classroom juga banyak digunakan selama pandemi COVID-19 sebagai media utama pembelajaran daring. Di tingkat global, Khan Academy menyediakan video pembelajaran yang dapat diakses gratis dan telah membantu jutaan pelajar dalam memahami berbagai konsep akademik.


BAB IV: TANTANGAN DAN SOLUSI

4.1 Kesenjangan Teknologi

Salah satu tantangan utama adalah kesenjangan akses teknologi antara daerah perkotaan dan pedesaan. Banyak sekolah di daerah terpencil yang masih belum memiliki akses internet stabil dan perangkat yang memadai serta keterbatasannya perangkat keras (laptop) di daerah.

4.2 Keterbatasan Kompetensi Pendidik

Masih banyak guru yang belum memiliki keterampilan dalam mengembangkan dan menggunakan media pembelajaran berbasis teknologi.  Kurangnya pelatihan dan dukungan juga menjadi penghambat optimalisasi media pembelajaran. 

4.3 Solusi dan Strategi

Untuk mengatasi tantangan tersebut, beberapa solusi yang dapat dilakukan antara lain:

Ø Pemerataan infrastruktur teknologi pendidikan di seluruh wilayah.

Ø Program pelatihan intensif bagi guru tentang pengembangan dan penggunaan media.

Ø Kolaborasi dengan perusahaan teknologi untuk menyediakan akses dan perangkat murah.

Ø Pengembangan media pembelajaran yang kontekstual dan sesuai dengan kondisi peserta didik.


BAB V: PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Media pembelajaran memiliki peran penting dalam mendukung transformasi pendidikan. Penggunaan media yang tepat dapat meningkatkan kualitas pembelajaran, memperluas akses pendidikan, serta mendorong peserta didik untuk menjadi pembelajar yang aktif dan mandiri.

Teknologi mentransformasi pendidikan dari budaya ceramah menjadi pembelajaran yang interaktif dan menarik, mendorong peserta didik lebih aktif untuk ikut terlibat dalam proses pembelajaran. Dalam era digital, media tidak lagi sekadar pelengkap, melainkan menjadi komponen utama dalam menciptakan pembelajaran yang efektif dan adaptif.

5.2 Saran

Agar media pembelajaran dapat dimanfaatkan secara optimal, perlu adanya dukungan dari berbagai pihak. Pemerintah harus menyediakan infrastruktur yang merata, institusi pendidikan perlu mengembangkan strategi pembelajaran yang inovatif, dan guru harus terus meningkatkan kompetensinya. Dengan demikian, transformasi pendidikan yang diharapkan dapat terwujud secara menyeluruh dan berkelanjutan.


DAFTAR PUSTAKA

Ø Heinich, R., Molenda, M., Russell, J. D., & Smaldino, S. E. (2002). Instructional Media and Technologies for Learning (7th ed.). Merrill Prentice Hall.

Ø Kemp, J. E., & Dayton, D. K. (1985). Planning and Producing Instructional Media. Harper & Row.

Ø Gagné, R. M. (1985). The Conditions of Learning and Theory of Instruction (4th ed.). Holt, Rinehart and Winston.

Ø Piaget, J. (1970). Science of Education and the Psychology of the Child. Orion Press.

Ø Vygotsky, L. S. (1978). Mind in Society: The Development of Higher Psychological Processes. Harvard University Press.

Ø Ruangguru. (2021). Tentang Kami. https://www.ruangguru.com

Ø Khan Academy. (2020). About. https://www.khanacademy.org

Ø Google for Education. (2021). Google Classroom. https://edu.google.com/products/classroom/

Ø Sadiman, A. S., Rahardjo, R., Haryono, A., & Rahardjito. (2010). Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya. Jakarta: Rajawali Pers.

Ø Dita Mesrawati Hulu, dkk. Pengaruh Penggunaan Media Visual Terhadap Hasil Belajar Siswa – Universitas Darma Agung 2580. P-ISSN: 1978-0184 E-ISSN: 2723-2328. Sinta 5. Vol. 6 No. 2 September 2022

Ø Yuliana, S., & Lestari, D. (2021). Pengaruh Penggunaan Media Interaktif Berbasis Konstruktivisme terhadap Hasil Belajar Siswa. Jurnal Inovasi Pendidikan, 13(1), 55–67. https://doi.org/10.26740/jip.v13n1.p55-67