Hari ini pukul 15.00 WIB, guru didampingi LBH Jakarta dan ICW melaporkan Foke ke Panwaslu DKI atas politisasi guru.
Para guru yang tergabung dalam Forum Musyawarah Guru Jakarta (FMGJ) akan melaporkan kepada panitia pengawas pemilu (panwaslu) DKI Jakarta terkait praktik politisasi guru yang dilakukan oleh calon gubernur nomor satu sekaligus gubernur incumbent Fauzi Bowo.
Para guru yang tergabung dalam Forum Musyawarah Guru Jakarta (FMGJ) akan melaporkan kepada panitia pengawas pemilu (panwaslu) DKI Jakarta terkait praktik politisasi guru yang dilakukan oleh calon gubernur nomor satu sekaligus gubernur incumbent Fauzi Bowo.
Politisasi dilakukan dengan berbagai modus seperti mobilisasi guru untuk mengikuti kampanye berkedok Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) atau adanya instruksi dari kepala dinas agar sekolah memasang spanduk ucapan terima kasih kepada gubernur.
"Besok pukul 15.00 WIB kami didampingi LBH Jakarta dan Indonesia Corruption Watch (ICW) akan melaporkan ke Panwaslu DKI atas politisasi guru, karena ini sudah sangat parah," kata Ketua FMGJ Retno Listyarti di Jakarta, Selasa (18/9).
Retno bersama sejumlah guru hari ini mendeklarasikan aksi penolakan politisasi guru oleh birokrasi pendidikan. Para guru juga menolak segala bentuk intimidasi dan ancaman terhadap guru yang memiliki pilihan berbeda dari birokrasi pendidikan. Selain itu, guru menuntut kebebasan bagi guru dan siswa untuk memilih dalam Pilkada DKI Jakarta sesuai pikiran dan hati nurani.
"Para guru, baik PNS maupun bukan PNS seharusnya bersikap netral, tidak boleh memihak," tandasnya.
Retno memaparkan sejumlah temuan FMGJ terkait modus politisasi. Pertama, adanya instruksi dari kepala dinas pendidikan kepada kepala sekolah untuk membuat spanduk ucapan terimakasih pada Gubenur atas sekolah gratis atau program wajar 12 tahun dengan biaya dari kas sekolah.
Kedua, politisasi terjadi di SMKN 57 Pasar Minggu dimana para guru yang tinggal di luar Jakarta tapi memiliki hak pilih diberikan uang transportasi. Uang diambil dari kantong kepala sekolah berkisar Rp 50.000 - Rp 100.000.
Ketiga, pada 8 September 2012 beredar sms berisi adanya kegiatan MGMP Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) di SMP 85 pukul 08.00 WIB. Kegiatan, yang mengundang seluruh guru PKn dari SMP di Jakarta Selatan, dibuka oleh Ketua MGMP disertai pengarahan dari Sekretaris Musyawarah Kepala Sekolah Tadjudin. Pokok pengarahan adalah instruksi memilih Foke karena sudah berjasa atas kepentingan komunitas guru.
Keempat, Dinas Pendidikan DKI Jakarta mewajibkan sekolah mengirim perwakilan minimal 10 guru untuk mengikuti Salat Idul Fitri di Dinas Pendidikan DKI Jakarta, meskipun saat itu hari libur nasional. Khutbah Salat Ied berisi arahan untuk memilih kandidat nomor satu sebagai gubenur DKI Jakarta dan mengarahkan jamaah untuk dalam Pilkada DKI Jakarta memilih pemimpin yang seiman.
Kelima, beberapa SMA dan SMK kedatangan tim khusus yang akan mensosialisasikan “Anak Jakarta jangan Golput”, namun diakhir pengarahan (bukan diskusi atau dialog) para siswa dibagikan brosur yang mengarahkan untuk memilih “kumis” dan brosur berisi tulisan “terimakasih gubernurku”.
Keenam, adanya penyebaran buku berjudul "Adanya penyebaran buku “Ngintip yuk, Lima Tahun Ini Bang Fauzi Bowo dah Ngapain Aja Sih” ke berbagai sekolah.
Ketujuh, para guru SMP dan SMA yang beralamat di DKI Jakarta dari berbagai sekolah negeri terpilih mengikuti pelatihan wawasan kebangsaan (selama 5 hari). Ternyata pelatihan mengarahkan untuk mengamankan kandidat nomor satu. Di akhir pelatihan, para peserta diminta mengisi form “gaya ORBA” untuk mengamankan kandidat nomor satu tetapi ditolak oleh para peserta
Kedelapan, para guru PKn SMP dan SMA diundang untuk mengikuti pelatihan selama tiga hari dengan tema hak asasi manusia (HAM). Namun, para penyaji yang berasal dari Dinas Pendidikan justru menyampaikan HAM untuk mengamankan kandidat nomor satu meskipun dengan cara yang halus.
Kesembilan, maraknya kegiatan halal bi halal di kalangan guru yang dihadiri para pejabat dari birokrasi pendidikan, terjadi mulai dari tingkat wilayah kota sampai tingkat propinsi. Namun, dalam sambutannya para pejabat selalu menyelipkan pesan-pesan mengamankan kandidat nomor satu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Thank you have visited