Kamis, 22 Mei 2014

Ini Alasan Ibu MEGA & JKW Tolak ARB...

Abu Rizal Bakrie, Jakarta, (Jaringnews/ Dwi Sulistyo)"Yang jelas, ketika ARB minta 11 menteri lalu turun ke 8 menteri, Mbak Mega dan JKW menolak. No transaksional. Maka ARB ke PS minta 10 menteri," kata pendiri Sugeng Sarjadi Syndicate, Sukardi Rinakit.
JAKARTA, - Ketua Umum Partai Golkar, Aburizal Bakrie (ARB) disebut sempat meminta jatah 11 menteri kepada Jokowi sebagai imbalan apabila mendukung capres PDI Perjuangan itu. Tawaran itu kemudian diturunkan menjadi delapan kursi, yang kembali mendapat penolakan dari Ketua Umum PDIP, Megawati dan Jokowi sendiri. Akhirnya ARB merapat ke Prabowo Subianto, capres dari Partai Gerindra, yang menawarinya posisi menteri utama.

Informasi ini diperoleh Jaringnews dari Sukardi Rinakit, pengamat politik yang dekat dengan kubu PDIP, melalui percakapan pesan singkat  ponsel hari ini (20/5).

"Yang jelas, ketika ARB minta 11 menteri lalu turun ke 8 menteri, Mbak Mega dan JKW menolak. No transaksional. Maka ARB ke PS minta 10 menteri," kata pendiri Sugeng Sarjadi Syndicate itu ketika dimintai pendapatnya mengapa ARB berbelok dari PDIP pada saat-saat terakhir.

ARB sudah bertemu dengan Megawati dan Jokowi berkali-kali. Setelah mengumumkan kerjasama dengan PDIP di Pasar Gembrong, Jakarta, ARB masih bertemu dengan Megawati pada Minggu malam (19/5) sebelum keesokan harinya pasangan Jokowi-JK diumumkan. Pagi hari, beberapa jam sebelum deklarasi, ARB juga diberitakan berusaha menemui Mega dan Jokowi.

Sementara itu Prabowo Subianto terang-terangan mengakui bahwa dirinya menawarkan posisi  menteri utama senior kepada ARB. Berbicara kepada wartawan saat berkunjung ke rumah Ketum Partai Golkar itu kemarin (19/5), Prabowo mengatakan posisi menteri utama akan memiliki wewnang bertindak secara operasional untuk mengelola  rencana besar mempercepat pembangunan.

Menurut Sukardi Rinakit, langkah ARB ini tidak mendapat dukungan bulat dari elit Partai Golkar. Diantara yang tidak setuju adalah Akbar Tanjung, Luhut Panjaitan dan Fadel Muhammad.  Ketidaksetujuan serupa juga ditunjukkan oleh kader muda Partai Golkar, seperti Poempida Hidajatullah dan Indra J. Piliang.

Yang disebut terakhir ini, yang sampai saat ini menjadi Kabalitbang Partai Golkar, telah mengumumkan dirinya bergabung dengan Jokowi-JK. "Saya tidak suka dengan berita soal bagi-bagi kursi menteri. Itu tidak ada dalam Rapimnas. Ini penting," kicau Indra lewat akun twitternya, yang dia cc-kan juga ke akun twitter Prabowo Subianto dan Hatta Rajasa.

Sumber: Jaringnews.com 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Thank you have visited